MORAL ISLAM DAN HAKIKAT KEBAHAGIAAN DALAM NOVEL AYAHKU BUKAN) PEMBOHONG : KAJIAN DENOTASI DAN KONOTASI ROLAND BARTHES
UMI MUJAWAZAH, SS, Dr. Pujiharto, M. Hum
2015 | Tesis | S2 Ilmu SastraMasalah dalam penelitian berjudul “Moral Islam dan Hakikat Kebahagiaan dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong: Kajian Denotasi dan Konotasi Roland Barthes†ini adalah moral Islam dan hakikat kebahagiaan yang diungkapkan dalam tanda-tanda tertentu. Tanda-tanda itu harus dikaji dan dimaknai maksudnya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah moral dan hakikat kebahagiaan dalam Islam, nilai-nilai dan pesan moral Islam, dan pemaknaan denotasi dan konotasi nilainilai dan pesan moral Islam maupun hakikat kebahagiaan yang terkandung dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi khazanah ilmu sastra dengan alternatif pendekatan denotasi dan konotasi Roland Barthes. Di samping itu, secara praktis mendeskripsikan, menggali, dan mengakaji aspek-aspek moral Islam dan hakikat kebahagiaan yang terkandung dalam novel tersebut. Dari itu, dapat diperoleh manfaat bagi mahasiswa, siswa, penikmat sastra, serta masyarakat luas yang berminat terhadap karya sastra. Teori yang digunakan adalah teori semiotika Roland Barthes yang dikhususkan pada denotasi dan konotasi. Adapun metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan metode analisis data berdasarkan teori denotasi dan konotasi. Adapun tekniknya adalah dilakukan pengumpulan data, pemilihan dan penyeleksian data pada tahap pengumpulan data. Pada tahap analisis dilakukan pembacaan secara cermat terhadap teks kemudian dilakukan pemilihan data-data linguistik dan tanda-tanda. Setelah dihasilkan data dan tanda-tanda, dilakukan analisis data berdasarkan teori denotasi dan konotasi serta menguraikannya. Setelah diuraikan, dapat diperoleh makna berupa nilai-nilai dan pesan moral Islam dan hakikat kebahagiaan secara jelas. Hasil penelitian ini adalah berupa wujud nila-nilai moral Islam yang terbagi dalam hubungan manusia dengan khalik ‘pencipta’ dan hubungan manusia dengan makhluk ‘ciptaan’. Ditemukan moral Islam berupa moral terpuji dan tercela. Moral terpuji berupa sederhana, jujur, sabar, kerja keras, tolong-menolong, nasihatmenasihati, ramah, dan cinta alam. Moral tercela berupa olok-olok dan prasangka buruk. Hasil pemaknaan denotasi dan konotasi adalah moral menahan hawa nafsu dengan ketenangan, kesabaran, keteguhan hati, dan kejernihan hati. Dengan demikian, kebahagiaan hakiki akan tercapai, yakni kebahagiaan lahir-batin yang bersumber dari dalam hati manusia. Hasil penelitian ini juga berupa pesan moral Islam untuk menjaga kebersihan hati, berbaik sangka, senantiasa bersyukur, bersabar, amanah, jujur, dan adil dan menghindari olok-olok maupun prasangka buruk.
This research discusses the manifestation of Islam morality and the nature of happiness. Moreover, it discusses the denotation and connotation meaning of these two problems in the novel Ayahku (Bukan) Pembohong. Barthes' semiotic theory of denotation and connotation about Islam morality and happiness which are shown by signs are used as theoretical background of this research. These signs then need to be analyzed and interpreted further. The objective of this research is to enrich the theory of literature by using denotation and connotation approach by Barthes. Practically, it describes, investigates, and reviews the aspects of Islam morality and the nature of happiness in the novel. It will give significance to the readers who are interested in literature. The method of data collection and analysis are based on the theory of denotation and connotation. The data are collected by reading the whole novel to get linguistic data and signs. It was then analyzed by describing the data using denotation and connotation theory. from the description, it can be used to explain the meaning of Islam moral values and the nature of happiness. The findings show that Islam moral values are shown through human's relation to God and human's relation to other humans. Islam morality can be divided into two types, i.e. praiseworthy and reprehensible. Praiseworthy is a good morality such as simplicity, honesty, patience, hardwork, kindness, friendliness, and loving nature. Reprehensible is reflected by the acts of prejudicing and mocking. The other Islam moralities are to keep a pure heart, always be grateful, patient, trustworthy, fair and square, avoid giving prejudices and mocks. Another finding shows that the meaning of a true happiness comes from deep down inside the heart.
Kata Kunci : moral Islam, kebahagiaan, denotasi, konotasi.