Laporkan Masalah

EMAK INGIN NAIK HAJI: KAJIAN EKRANISASI

RIANNA WATI, Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno

2015 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Proses adaptasi dari novel ke bentuk film dalam Eneste (1991: 60) disebut ekranisasi. Di Indonesia, ekranisasi memang bukan hal baru. Sudah banyak karya film yang diangkat dari novel, terutama novel-novel yang best seller. Perbedaan yang sering muncul dalam proses ekranisasi selama ini lebih sering disebabkan oleh perbedaan sistem sastra (dalam hal ini cerpen) dan sistem film. Hal-hal teknis seperti media cerpen yang berupa kata-kata dan bahasa sementara media utama film adalah audio visual (suara dan gambar) memang menjadi kewajaran jika antara novel dan film menjadi berbeda. Dalam kasus cerpen dan film EINH, perbedaan yang ada bukan sebatas karena masalah teknis tersebut, tetapi adalah perbedaan yang disengaja. Penelitian ini memfokuskan untuk menelaah perbedaan antara cerpen dan film EINH yang kemudian menemukan makna perbedaan tersebut terutama transformasi humanisme religiusnya. Untuk menelaah perbedaan-perbedaan antara cerpen dan film EINH, penelitian ini menggunakan ekranisasi sebagai sebuah proses tranformasi dari cerpen ke bentuk film. Dua unsur instrinsik dalam cerpen dan film EINH yang dikaji adalah unsur alur dan penokohan. Sengaja dibatasi hanya pada dua unsur ini untuk mengefektifkan penelitian yaitu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dua unsur tersebut memang yang paling dominan titik perbedaannya. Hasil dari penelitian ini adalah menguraikan perbedaan-perbedaan antara cerpen dan film EINH yang kemudian bisa terdeskripsikan sebab-sebab perbedaan itu terjadi dan juga makna perbedaan tersebut. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang ada antara cerpen dan film EINH bukan sebatas karena perbedaan sistem sastra dan sistem film, tetapi perbedaan yang disengaja oleh tim produksi film dengan maksud tertentu. Dari pengayaan dan berdasar pada fakta yang diungkap, peneliti menyimpulkan bahwa film EINH lebih menekankan pada persoalan kesenjangan sosial, ini terlihat dengan banyaknya penambahan adegan di dalam film yang menampilkan kehidupan masyarakat yang sangat kaya bisa berkali-kali ke Mekah, dan masyarakat miskin yang ingin naik haji tapi tak pernah bisa. Hal tersebut memang ada di cerpen, namun bentuk transformasinya menjadi berbeda dalam film.

Adaptation process from novel to film in Eneste (1991: 60) called ekranisasi. In Indonesia, ekranisasi really is not new thing. There are many film based on novels especialy the best sellers novels. The difference that frequent happening in ekranisasi's process all this time a more regular because of art system difference (in this case short story) and film system. Technical things as novel media that uses words and language but film uses audio visual (voice and image) as main media really as naturalness if among short story and film have the differences. In short story and film of EINH’s case, the difference is not caused by that technical problem, but it was happened by intentional difference. This research focuses to study the difference among short story and film of EINH and research difference meaning of them especially in religious humanisme transformation. To study the differences among short story and film of EINH, this research utilizes ekranisasi as a tranformation process from novel to film. Two instrinsic elements in short story and film of EINH that studied are plot and caracterization. Deliberate in a bind at only two its elements to streamline research which is adjusted by research aims. Two elements are really dominant’s point of difference. Result of this research is a description of differencies among short story and film of EINH that explains the causes of differences be happenned and also it difference meaning. This research can be concluded that the differences among Short story and film of EINH is not caused by difference of literature art system and film system, but intentional difference by film production team for the specific purpose. From enrichment and based on fact revealed, researcher concludes that EINH's film more emphasizes on social gap. It can be seen by a lot of scenes in film that show the rich people who can go to Mecca repeatedly and the poor people who want to go to Mecca or pilgrimage but it never come true. It was wrote in short story but form of tranformation is difference with film

Kata Kunci : -


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.