PEMANFAATAN CITRA WORLDVIEW2 UNTUK PEMETAAN PETAK SAWAH DI KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG PROPINSI SULAWESI SELATAN
MARIA LUISA P W, LIKE INDRAWATI, S.Si., M.Sc.
2014 | Tugas Akhir | D3 PENGINDERAAN JAUH DAN SIGPemanfaatan data dari citra penginderaan jauh untuk mengidentifikasi objek yang nampak di permukaan bumi telah banyak dilakukan, diantaranya untuk memenuhi kepentingan di bidang pertanian. Saat ini teknologi penginderaan jauh berbasis satelit menjadi sangat populer dalam menunjang berbagai kepentingan kegiatan, salah satunya yaitu untuk mengidentifikasi luas lahan baku sawah. Berdasarkan laporan Dinas Pertanian provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007, sulawesi selatan merupakn salah satu provinsi penghasil beras yang cukup banyakdengan potensial lahan sekitar 565.883Ha, dan kabupaten Soppeng termasuk salah satu kabupaten yang memiliki areal persawahan yang cukup luas. Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi dan menghitung luas lahan baku sawah adalah berdasarkan area frame dengan menggunakan citra satelit resolusi tinggi Worldview2. Pemetaan lahan baku sawah dengan menggunakan citra satelit yang memiliki resolusi tinggi memungkinkan untuk mengetahui luas area produksi padi dan jumlah prtak sawah pada tingkat kemiringan lahan pada suatu daerah. Jumalh petak, luas sawah dan keliling sawah diperoleh langsung dari hasil digitasi polygon di citra dengan menggunakan software ArcGis 10. Tujuan dari kegiatan Penyusunan Peta Lahan Sawah Baku di Kabupaten Soppeng Kecamatan Lalabatarilau Menggunakan Data dari Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi ini yaitu untuk mengetahui luas lahan baku sawah yang dapat dijadikan acuan dalam prediksi angka produktivitas tanaman padi. Untuk mewujudkan kegiatan tersebut, digunakanlah teknik penginderaan jauh dalam pengambilan data kemudian dilakukan analisis dan perhitungan secara spasial. Citra satelit penginderaan jauh yang digunakan yaitu citra resolusi tinggi WorldView2 (0,4m) dibantu oleh data-data pendukung dan survei lapangan. Metode yang digunakan adalah kombinasi metode pengumpulan data, pengolahan data dan analisis citra satelit penginderaan jauh dan metode pemetaan. Analisis citra penginderaan jauh menggunakan metode onscreen digitation dengan berpedoman pada kunci-kunci interpretasi untuk ekstraksi lahan sawah resolusi tinggi dengan paradigma area frame dan dibatasi oleh domain wilayah administratif, baik batas kecamatan maupun batas kelurahan/desa. Hasil pengolahan dan analisis terhadap citra satelit resolusi tinggi adalah parameter lahan baku sawah baik parameter langsung maupun parameter turunan. Parameter langsung adalah parameter yang diperoleh secara otomatis dari hasil proses digitasi terhadap objek lahan sawah pada citra satelit, sementara parameter turuna diperoleh dari hasil pengolahan parameter langsung. Parameter yang diperoleh secara langsung yaitu jumlah petak sawah, luas sawah tiap petak(Ha), dan keliling sawah tiap petak. Sedangkan parameter turunan yaitu luas sawah total, panjang keliling sawah total, luas rata-rata tiap petak sawah, keliling rata-rata petak sawah dan angka konversi galengan.
Utilization of data from remote sensing imagery to identify objects that appear on the surface of the earth has been widely implemented, such as to meet the interest in agriculture. Currently, satellite-based remote sensing technology became very popular in supporting a wide range of interests of activities, one of which is to identify the raw paddy land. Based on the Department of Agriculture report in 2007 the province of South Sulawesi, South Sulawesi merupakn one rice producing provinces potential banyakdengan enough land around 565.883Ha, and district Soppeng including one district that has a fairly extensive rice fields. The methods used in identifying and calculating the raw paddy land area is based on the area of the frame by using high-resolution satellite imagery Worldview2. Mapping of raw paddy land using satellite imagery that has a high resolution makes it possible to determine the area of production of rice and paddy prtak number on the slope of the land in an area. Jumalh plots, paddy rice area and the circumference is obtained directly from the digitized polygon in the image by using the software ArcGIS 10. The purpose of the formulation of Wetland District of Baku in Soppeng Lalabatarilau Using Satellite Imagery Data from High Resolution Remote Sensing of this is to determine the land area raw rice can be used as a reference in the prediction of rice crop productivity figures. To realize these activities, remote sensing technique is used in collecting data and then do the analysis and calculation of spatially. Satellite remote sensing imagery used is a high-resolution image WorldView2 (0.4 m) assisted by supporting data and field surveys. The method used is a combination of methods of data collection, data processing and analysis of remote sensing satellite imagery and mapping methods. Remote sensing image analysis using the onscreen digitation method based on the keys of interpretation for the extraction of high-resolution wetland areas paradigm frame and limited by administrative region domains, both district and boundary limits of the urban / rural. The results of processing and analysis of high resolution satellite imagery is raw land parameters parameter field either directly or derived parameters. Direct parameter is a parameter obtained automatically from the process of digitization of objects wetland on satellite imagery, while turuna parameters obtained from the processing parameters directly. Parameters obtained directly ie the number of fields, the rice area of each plot (ha), and around the rice fields each plot. While the derivative parameters, namely the total rice area, the total length of the circumference of rice fields, the average area of each fields, the average circumference of rice terraces and bunds conversion rate
Kata Kunci : Land use Rice, WorldView-2 imagery