Keberhasilan Ibu Bekerja Memberikan ASI Eksklusif
INTAN A. ANGGRAENI, dr. Detty Siti Nurdiati, SpOG(K),MPH,Ph.D; Dra. Retna Siwi Padmawati,MA
2015 | Tesis |Latar Belakang: Indonesia menghadapi beban ganda masalah gizi, yakni gizi kurang dan gizi lebih. Salah satu cara untuk mencegah masalah gizi pada bayi adalah dengan memberikan ASI eksklusif. Ibu yang bekerja sulit untuk memberikan ASI eksklusif karena kendala yang tidak dapat diatasi dan manajemen laktasi yang buruk. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi pengalaman ibu bekerja formal dan informal yang sukses memberikan ASI eksklusif. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Subjek diambil secara purposif. Kriteria inklusi subjek adalah ibu yang bekerja dan berhasil memberikan ASI eksklusif, memiliki anak usia 6-24 bulan dan bersedia menjadi subjek penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan responden dan observasi fasilitas laktasi di tempat kerja. Triangulasi data dilakukan dengan mewawancarai suami, pengasuh, rekan kerja dan pemimpin. Hasil: Tema penelitian yang ditemukan meliputi niat ibu dalam memberikan ASI eksklusif, sikap positif terhadap ASI eksklusif, norma yang dipersepsikan dari lingkungan sosial, efikasi diri yang baik, budaya menyusui, keterampilan manajemen laktasi, dan hambatan lingkungan yang dialami oleh ibu. Niat yang dimiliki oleh ibu selama kehamilan berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Niat untuk menyusui eksklusif dipengaruhi oleh sikap positif dan efikasi diri. Terdapat perbedaan efikasi diri yang mempengaruhi niat pada ibu bekerja formal dan informal. Ibu bekerja formal dan informal memiliki perbedaan dalam melakukan manajemen laktasi. Meskipun mengalami beberapa hambatan dan keterbatasan fasilitas namun ibu tetap berjuang untuk memberikan ASI eksklusif. Kesimpulan: Ibu bekerja memiliki strategi tertentu untuk mencapai keberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif. Pendidikan, penyediaan fasilitas dan kebijakan menyusui di tempat bekerja perlu diberikan kepada ibu bekerja.
Background: Indonesia faces double burden of nutritional problems, namely undernutrition and overnutrition. Exclusive breastfeeding can prevent infants from malnutrition. Working mothers are difficult to give exclusive breastfeeding due to some constraints and poor lactation management. This study aim was to explore the experience of working mothers who succeeded in providing exclusive breastfeeding. Methods: This was qualitative study using phenomenology design. It was conducted at Subdistrict of Sedayu, District of Bantul. Subjects were purposively selected. Subject were mothers who work and have succeess give exclusive breastfeeding, had children aged 6-24 months. Data were obtained through indepth interview with the respondents and observation of lactation facilities at the working place. Data triangualation was performed through interview with the husbands, baby sitters, colleagues and the employers. Results: Research themes include intention to give exclusive breastfeeding, positive attitudes toward exclusive breastfeeding, perceived norms from social references, good self-efficacy, cultural aspect of breastfeeding, skills of lactation management, and environmental constraint experienced by the mother. Intention of mothers during pregnancy was associated with behavior in providing exclusive breastfeeding. Intention to give exclusive breastfeeding was influenced by positive attitude and self efficacy. There was difference in self afficacy that influenced intention of mothers working in formal and informal sectors. Working mothers at formal and informal sectors differed in managing lactation. Despite some constraints and limited facilities mothers kept trying to provide exclusive breastfeeding. Conclusion: Working mothers have a specific strategy to succeed in providing exclusive breastfeeding. Education, facilities, and breastfeeding workplace policies should be given to working mothers.
Kata Kunci : ASI eksklusif, ibu bekerja, intensi, manajemen laktasi