Laporkan Masalah

PARADIGMA KRITIK SASTRA DALAM CITRA MANUSIA INDONESIA DALAM KARYA SASTRA PRAMOEDYA ANANTA TOER DAN TERGANTUNG PADA KATA KARYA A.TEEUW

EVA DWI KURNIAWAN, Prof. Dr. Faruk, S.U.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Ilmu sastra terdiri atas teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Ketiga disiplin ilmu tersebut berkaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Teori sastra tidak akan ada tanpa sejarah dan kritik sastra; tanpa sejarah sastra, teori dan kritik sastra akan sulit untuk dirumuskan. Begitu pula dengan kehadiran kritik sastra, tanpa adanya teori dan sejarah sastra, aktifitas kritik terhadap karya sastra tidak akan menunjukkan hasil yang baik. Selama ini, kritik sastra dalam kesusastraan Indonesia memiliki banyak persoalan. Persoalan yang muncul diantaranya adalah tiadanya seorang kritikus yang berwibawa selepas HB. Jassin dan A. Teeuw. Kedua kritikus tersebut memiliki andil besar dalam perkembangan kesusastraan Indonesia. Namun demikian, hasil kerja aktifitas kritik mereka jarang mendapat perhatian secara serius dalam kajian kesusastraan. Hal tersebut disebabkan oleh kajian kesusastraan Indonesia yang lebih banyak menekankan kerja kritik terhadap karya sastra daripada kajian terhadap kritik sastra itu sendiri. Selama ini, kajian kritik terhadap kritik sastra belum menunjukkan hasil kajian yang mencukupi, baik secara kuantitas maupun kualitas. Kritik sastra yang ditulis oleh A. Teeuw, yang kerap dijadikan referensi oleh para aktifis kesastraan, telah menjadi paradigma dalam kesusastraan Indonesia. Namun demikian, paradigma yang dimaksud masih sebatas pada paradigma dalam batasan yang relatif sempit. Kajian yang menempatkan kritik sastra A. Teeuw dengan menggunakan teori paradigma masih belum ditemukan, khususnya paradigma yang dikonsepkan oleh Thomas S. Khun. Dalam tulisan ini, melalui teori paradigma Thomas S. Khun, akan dikemukakan bagaimana paradigma kritik sastra A. Teeuw. Selain itu, akan dikaji pula bagaimana pola-pola paradigma yang terdapat dalam kritik sastra A. Teeuw. Dalam kritik sastra A. Teeuw terdapat paradigma mimetik, pragmatik, ekspresif dan objektif. Selain itu, ditemukan dua pola paradigma kritik sastra A. Teeuw, yakni pola kombinasi dan pola dominasi. Kata kunci: kritik sastra, paradigma sastra, pola-pola paradigma

The humanities consist of literary theory, literary history, and literary criticism. Those three sciences are closely related one another. Literary theory would not exist without literary history and literary criticism; without literary history, literary theory and criticism would be difficult to formulate. As well as the presence of literary criticism, without any literary theory and literary history, the activity of criticism to literary work will not show good results. During this time, literary criticism in Indonesian literature has many problems. The problem is the absence of the competent critic after HB. Jassin and A. Teeuw. Both of critics have big contribution in the development of Indonesian literature. However, the work of their criticisms lack of serious attention in the study of literature. This is caused by the Indonesian literary studies emphasize the work of critique to literature rather than the study of literary criticism itself. So far, the critique to the literary criticism has not shown insufficient results, both in quantity and quality. Literary criticism by A. Teeuw, which is often used as literature by literary activist, becomes paradigm in Indonesian literature. However, the paradigm is relatively narrow limits. Study of literary criticism puts A. Teeuw by using the theory of paradigm are not found yet, in particular the concept of paradigm conceived by Thomas S. Khun. In this thesis, through the theory of paradigm by Thomas S. Khun, will be presented how the paradigm of A. Teeuw literary criticism. In addition, it will be studied how the patterns of paradigm in A. Teeuw literary criticism. In A. Teeuw literary criticism consist of mimetic paradigm, pragmatic paradigm, expressive paradigm, and objective paradigm. In addition, founds two patterns of A. Teeuw literary criticism, combination pattern and domination pattern. Keywords: literary criticism, literary paradigm, patterns of paradigm

Kata Kunci : kritik sastra, paradigma sastra, pola-pola paradigma; literary criticism, literary paradigm, patterns of paradigm


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.