KEENGGANAN MASYARAKAT BERPARTISIPASI DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (STUDI PADA PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DI DESA CATURTUNGGAL KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DIY)
WINDA F RITONGA, Prof. Dr. Susetiawan SU
2014 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)Seiring dengan perkembangan demokrasi dan otonomi daerah, peran masyarakat dalam pembangunan tidak lagi menjadi tuntutan, tetapi mengarah pada kebutuhan. Hal demikian dikarenakan pemerintah semakin menyadari arti penting keterlibatan masyarakat pada upaya pembangunan yang akan dilakukan. Salah satunya melalui pelibatan masyarakat dalam perancangan program pemerintah desa, yaitu musrenbang. Penyelenggaraan musrenbang di Desa Caturtunggal masih menunjukan adanya permasalahan. Terutama terkait partisipasi masyarakat yang cenderung hanya ditunjukkan oleh orang-orang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna di balik ketidakinginan masyarakat berpartisipasi dalam musrenbang di Desa Caturtunggal. Teori yang digunakan adalah teori pertukaran, yaitu teori proposisi umum psikologi terhadap perilaku manusia yang tidak berubah akibat interaksi, lebih berasal dari manusia lain ketimbang dari lingkungan fisik. Pada penelitian ini, digunakan metode penelian kualitatif guna menjawab pertanyaan penelitian. Informan dipilih dengan teknik purposive. Informan penelitian meliputi Kepala Bagian Pembangunan, Ketua RT sebagai perwakilan wilayah, perwakilan sektor, perwakilan kelompok usia, dan perwakilan kelompok sosial dan perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dan dilakukan dengan maksud tertentu, sedangkan dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menganalisis dokumen yang dibuat oleh subjek atau orang lain tentang subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan masyarakat dengan birokrasi pemerintah kurang baik hal tersebut yang memicu keengganan masyarakat berpartisipasi aktif dalam musrenbang. Dominasi pemerintah yang terlalu kuat pada pelaksanaan musrenbang membuat antusiasme masyarakat terhadap musrenbang sangat rendah. Ditambah dengan manfaat pelaksanaan musrenbang yang kurang dirasakan masyarakat, karena musrenbang dinilai kurang mengaspirasi usulan masyarakat kedalam perencanaan kerja pembangunan. Terkait mekanisme pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan musrenbang yang kurang jelas, kemudian dibuka dengan penyampaian saran dan kritik bagi peserta tentang penyelenggaraan musrenbang.
Along with the development of democracy and regional autonomy, the role of the community in the development of today no longer be a requirement, but rather points to the need. Such an issue was because the government was also increasingly recognizing the importance of community involvement in all development efforts planned and carried. Involve the community in the design of the village government programs, which are called by musrenbang. The implementation musrenbang in Caturtunggal Village showed any problems. The community participation related primarily tend to only indicated by certain people. This research aims to know the meaning behind the reluctance of the Caturtunggal Village communities to participate in the musrenbang. The theory used was the exchange theory, namely the theory of general propositions to the psychology of human behavior does not change as a result of interaction of human origin other than from the physical environment. In this study, a qualitative study presented a method used to answer the research question. Informants selected using purposive. The informants that is Head of Development Caturtunggal Village, representative region, sector representatives, representative age groups, and representatives of social groups and women. Data collection methods used was interview and documentation. The interview was a conversation conducted by two parties and done with a purpose, while the documentation was a method of collecting data by analyzing the documents created by the subject or someone else about the subject. The results showed that the relations between the government bureaucracy and the communities was not good, it was that triggers the unwillingness of people to participate actively in planning forums. The dominance of government was too strong in musrenbang make public enthusiasm musrenbang very low. On the other hand, the benefits of musrenbang less felt by the public, because musrenbang considered less aspiring community suggestions into the planning of development work. Related to the implementation of the evaluation mechanism was less clear planning forums, then opened with the delivery of advice and criticism for the participants of planning forums.
Kata Kunci : Pembangunan, Masyarakat, Pemerintah