Respon Masyarakat Terhadap Industri Kreatif Batik Di Desa Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

HASAN SETIAWAN, Prof. Dr. Susetiawan, SU

2014 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Program industri kreatif batik yang saat ini berkembang di Desa Ngasem mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan menerapkan regulasi kebijakan bagi seluruh jajaran Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro untuk menggunakan batik khas Bojonegoro sebagai alat kelengkapan dinas (pakaian). Kebijakan tersebut menjadi sebuah stimulan yang positif atas tumbuh dan perkembangan industri batik di Desa Ngasem. Proses tumbuh dan berkembangnya industri kreatif batik di Desa Ngasem sebagai hasil pengembangan program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Ademos untuk menjadikan industri kreatif batik sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang ada di Desa Ngasem, dalam penelitian ini mengungkap tentang respon masyarakat terkait proses penyusunan program, implementasi program, dan evaluasi program untuk mengetahui mengapa masyarakat mau melibatkan dirinya dalam program industri kreatif tersebut. Menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini memfokuskan diri pada respon penerimaan masyarakat terhadap program industri kreatif batik yang saat ini berkembang di wilayah Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Observasi dilakukan untuk memberikan gambaran secara lebih luas terhadap respon yang diberikan masyarakat terhadap program industri kreatif yang dilakukan oleh pemerintah dan LSM. Wawancara dilakukan kepada 10 (sepuluh) informan yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu: Kepala Desa Ngasem, Pengurus LSM Ademos, dan masyarakat yang menjadi pemanfaat program industri kreatif batik. Sedangakan studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi tertulis yang tidak dapat ditemukan dari proses observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, masyarakat memberikan respon bahwa: Pertama, pemerintah tidak pernah melibatkan masyarakat (pelaku industri kreatif batik Ngasem) dalam proses penyusunan program secara khusus, sedangkan lembaga swadaya masyarakat memberikan ruang kepada masyarakat untuk terlibat dalam penyusunan program. Kedua, respon masyarakat terhadap implementasi program yang dilakukan oleh pemerintah dinilai terlalu formal dan menjaga jarak kepada masyarakat, sehingga masyarakat menjadi takut untuk melakukan sebuah kesalahan dalam menjalankan sebuah program. Sedangkan lembaga swadaya masyarakat dinilai masyarakat lebih bisa memahami kekurangan yang ada di dalam masyarakat dan mau berbaur dengan masyarakat tanpa memberikan batasan antara pemilik program dengan pelaksana program. Ketiga, kegiatan evaluasi yang menurut respon masyarakat menjadi suatu hal penting justru tidak pernah dilakukan oleh pemerintah secara khusus dalam program industri kreatif batik di Desa Ngasem, sedangkan lembaga swadaya masyarakat melakukan kegiatan evaluasi meskipun hasil evaluasi tersebut dinilai masyarakat masih belum bisa seperti yang mereka kehendaki.

Batik creative industries program which is currently growing at the Village Ngasem received support from the Government of Bojonegoro by implementing regulations for the whole range of government policies Bojonegoro to use batik Bojonegoro as fittings service (clothes). The policy becomes a positive stimulant on growth and development of the batik industry in the village Ngasem. The process of growth and development of the creative industries in the village Ngasem batik as a result of the development program undertaken by the Government Bojonegoro with NGOs Ademos to make batik creative industries as one of the economic activity in the village Ngasem, in this research reveal about the public response-related processes programming, implementation, and evaluation of the program to find out why people are willing to involve themselves in the creative industries program. Using qualitative research methods, this study focuses on the response of public acceptance of the creative industries program batik which is currently growing at Ngasem Village area, District Ngasem, Bojonegoro, East Java. Data collection techniques in this study by observation, interviews, and literature. Observations carried out to give a broader picture of the response of a given society towards the creative industries program undertaken by the government and NGOs. Interviews were conducted to 10 (ten) informants consisting of several categories, namely: Ngasem Village Head, Board Ademos NGOs, and communities into creative industries program utilizing batik. While the literature study conducted to obtain written information can not be found from observation and interview process. From the research that has been done, the community responded that: First, the government did not involve the community (creative industries batik Ngasem) in the process of programming in particular, while the non-governmental organizations provide space for the public to get involved in the program. Second, the public response to the implementation of the programs conducted by the government considered too formal and distant to the public, so that people become afraid to make a mistake in running a program. While NGOs assessed the community better understand the deficiencies that exist in the community and want to mingle with the public without restriction between the owner of the program with the program managers. Third, the evaluation activities according to the community's response becomes an important thing it was never done by the government specifically in the creative industries program Ngasem batik village, while non-governmental organizations conducting evaluations even though the results of these evaluations assessed the public still can not as they wish.

Kata Kunci : Kata Kunci: Respon, Masyarakat, Industri Kreatif