PEMETAAN CEPAT DAN VISUALISASI DATA SPASIAL PASCA KEJADIAN BENCANA GEMPA ACEH TENGAH
MUHAMMAD RAHADIAN BARNADIB, Dr. Catur Aries R., ST., MT.
2014 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESIPemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibentuk untuk menanggulangi bencana-bencana yang terjadi di Indonesia. Salah satu kegiatan BNPB dan BPBD yaitu melakukan pemetaan cepat pada wilayah yang terkena bencana pada saat tahap tanggap darurat. Pemetaan cepat ini dikerjakan oleh tim reaksi cepat Badan Informasi Geospasial (BIG) di Aceh. Dalam hal ini, definisi pemetaan cepat sama dengan istilah rapid mapping yang dikenal di BNPB. Teknologi pemetaan untuk pengkajian secara cepat dan tepat pada wilayah bencana yaitu teknologi penginderaan jauh. Metode penginderaan jauh yang paling cocok untuk pemetaan pada tahap tanggap darurat yaitu dengan pemotretan udara memanfaatkan wahana udara tanpa awak. Akan tetapi, metode ini hanya menghasilkan tampilan atau view topografi dari atas saja, sehingga keadaan obyek pada wilayah bencana tidak bisa dipastikan hanya dengan pemotretan udara saja. Oleh sebab itu, untuk melakukan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap kerusakan dan kerugian, diperlukan data survey atau pemotretan bangunan dari darat. Proyek skripsi ini akan menggabungkan ortofoto dari foto udara dan foto ber-geotag dari darat dan menyajikan visualisasi data spasial ke dalam sistem Google Earth. Proyek ini bertujuan untuk pemetaan cepat dan visualisasi data spasial pasca kejadian bencana gempa Aceh Tengah. Proyek ini dilaksanakan di Desa Serempah, Desa Daling, Desa Rejewali, dan Desa Pondok Balik, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kamera yang digunakan adalah kamera non metric digital. Proses pengolahan menggunakan perangkat lunak Agisoft PhotoScan. Proses yang dilakukan pada perangkat lunak yaitu: alignment merupakan proses identifikasi titik sekutu secara otomatis, hitungan bundle adjustment untuk menentukan orientasi luar kamera, pembuatan model geometri 3 dimensi, pemberian tekstur pada model, dan eksport ortofoto dan DEM. Setelah tahap eksport ortofoto dan DEM, tahap selanjutnya adalah pengolahan foto darat ber-geotag, penggabungan dan visualisasi pada sistem Google Earth. Pemotretan udara dengan memanfaatkan wahana tanpa awak menghasilkan data spasial berupa ortofoto yang dapat menampilkan tampilan atau view dari atas saja, sehingga bangunan yang rusak berat yang ada puing-puingnya saja yang terlihat. Foto ber-geotag dapat menampilkan kondisi bangunan bangunan yang retak atau rusak sedang yang tidak terlihat dari atas (ortofoto). Data spasial yang berupa ortofoto dan foto ber-geotag dapat divisualkan pada sistem Google Earth dengan posisi yang cukup untuk mencari obyek bangunan yang rusak.
The central government and local governments are responsible for disaster management. National Disaster Management Agency (BNPB) and Local Disaster Management Agency (BPBD) was formed to cope with disasters that occurred in Indonesia. One of BNPB and BPBD's activities is rapid mapping in the affected areas during the response phase. Fast mapping is done by a rapid response team of Geospatial Information Agency (BIG) in Aceh. In this case, the definition of rapid mapping is equal to the term rapid mapping known in BNPB. The mapping technology for rapid and precise assessment in the disaster areas is remote sensing technology. Remote sensing methods are best suited for mapping the response phase is aerial photography by utilizing unmanned aerial vehicle. But this method only produces display or view from the top, so that the state of the objects on the affected area can not be ensured only by aerial photography. Therefore, to conduct rapid and precise assessment of the damage and loss, terestrial survey data or photograph of the building is required. This thesis project will combine orthophoto from aerial photography and geotagged photos from the ground and presenting spatial data visualization in Google Earth system. This project aims to rapid mapping and visualization of spatial data post-earthquake events in Central Aceh. The project is implemented in the Serempah Village, Daling Village, Rejewali Village, and Pondok Balik Village, district of Aceh Tengah Regency, Province of Nangroe Aceh Darussalam. The camera used is a non-metric digital camera. The processing uses Agisoft PhotoScan software. The process that performed on the software: the alignment is the process of automatically identifying tie point, count of bundle adjustment to determine the exterior orientation of the camera, 3-dimensional geometric modeling, and giving texture to the model. After the orthophoto and DEM export stage, the next stage is the processing of ground geotagged image, merging and visualization in Google Earth system. Aerial photography by utilizing an unmanned aerial vehicle, generates spatial data in the form of orthophoto which can display the view from the top, so only the heavily damaged buildings that exists ruins are visible. Geo-tagged image can show the condition of the buildings that cracked or lightly damaged are not visible from above (orthophoto). Spatial data in the form of orthophoto and geo-tagged image can be visualized on Google Earth system with enough position to find damaged buildings.
Kata Kunci : Rapid Mapping, Aerial Photography, Earthquake