Strategi peningkatan kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
NAIBOBE, Markus, Dr. Yeremias T. Keban
2002 | Tesis | Magister Administrasi PublikPenelitian terhadap Strategi Peningkatan Kinerja BAPPEDA Kabupaten Timor Tengah Utara, berawal dengan substansi pembentukan dan eksistensi BAPPEDA yang bertujuan untuk memudahkan mekanisme perencanaan pembangunan daerah melalui isu-isu strategis peningkatan kinerja demi peningkatan pelayanan dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Dalam isu stratgis merupakan langkah yang penting dalam suatu organisasi karena memegang peranan utama dalam Pembuatan dan pengambilan keputusan. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah sejalan dengan pemberlakuan Otonomi Daerah pada tingkat Kabupaten,- kebutuhan akan perencanaan strategis menjadi sangat penting di dalam upaya untuk meningkatkm efsiensi dan efektivitas program serta akan mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang berubah dengan cepat dan dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Sejalan dengan pemahaman tersebut maka prinsip fleksibel suatu rencana strategis akan menjadi sangat penting, mengingat sifat perencanaan strategis itu sendiri yang multi year diharapkan dengan kondisi ketidakpastian. Oleh karena itu penyesuaian akan tetap diperlukan untuk peningkatan kinerja demi mencapai misi dan tujuan organisasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mempengaruhi tingkat pencapaian hasil atau kinerja BAPPEDA dan faktor yang mempengaruhi, indikator penilaian kinerja BAPPEDA adalah : akuntabilitas, responsibilitas, responsivitas dan profesionalitas. Dari aspek pengaruhi lingkungan organisasi, faktor lingkungan internal yaitu : sumber daya manusia, struktur organisasi dan budaya organisasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu : politik, ekonomi, sosial dan peranan. Penelitian ini menggunakan motode deskriptif dan kualitatif Pengumpulan data menggunakan cara observasi dan wawancara serta mempelajari dokumen-dokumen resmi, sedangkan teknik pengambilan sampel dipergunakan analisis Strengths Weakness Opportunities Threats (SWOT). Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi belum sesuai dengan kondisi ideal (normatif) yang diharapkan. Fenomena ini terjadi karena Kinerja BAPPEDA belum optimal masih relatif rendah. Akuntabilitas, BAPPEDA kurang akuntabel, karena baru 6 Perda atau 60% dan dari 6 Perda sisianya 30% belum dikerjakan serta lPerda atau 10% belum dikerjakan dari jumlah 7 buah Perda. Responsibilitas cukup baik karena telah membuat Pola Dasar, aPETADA, PROPEDA dan Rencana Straregis Pembangunan Kabupaten. BAPPEDA kurang responsif dari 398 lembar surat keluhan masyarakat, yang diselesaikan hanya 3 17 lembar atau 77,43%. Profesinalitas BAPPEDA masih relatif rendah. Faktor lingkungan internal : pelaksanaan sumberdaya manusia, belum mendapat perhatian, karena tidak ada tenaga SDM tentang keahlian &lam bidang perencanaan, sehingga kualitas kurang memadai dan belum sebanding dengan tugas BAPPEDA. Pelaksanaan struktur organisasi belum seimbang dengan tugas yang diemban oleh staff BAPPEDA, dari 28 jabatan struktur yang terisi baru 15 jabatan atau 57,69% sedangkan 13 jabatan atau 42,31% belum terisi. Faktor budaya terjadi penggeseran nilai budaya yang semakin kunsumti f dan individualisme. Faktor pembiayaan cukup memadai. Faktor sarana dan prasana belum memadai sesuai staf yang bekeja pada BAPPEDA, seperti perkantoran dan mobilitas. Faktor Lingkungan eksternal : faktor politik, perhatian Bupati dan DPRD yang relatif kurang dalam mengoptimalisasi kegiatadprogram perencanaan pembangunan. Faktor ekonomi, terjadi pertumbuhan eonomi yang relatif lambat. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 15,53% dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan sebesar 2,79%, sedangkan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 13,24% dan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan sebesar 0,79%. Faktor sosial terjadi karena pergeseran nilai-nilai yang datang dari luar dan pendidikan masyarakat masih relatif rendah, jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dari banyak 148.608 jiwa, yang menamatkan pendidikan sebesar 104.632 atau 83,68%, sedangkan tidak pernah sekolah 23.976 jiwa atau 16,32%. Faktor peranan masih relatif baik , kepala BAPPEDA telah memainkan peran interpersonal, informational dan decisional, walaupun belum secara optimal. Penetapan isu strategik BAPPEDA Kabupaten Timor Tengah Utara yang sangat strategis adalah peningkatan mutu pelayanan, meningkatkan kualitas SDM, penambahan fasilitas, penambahan pegawai, mempertahankan budaya asli daerah, dan strategis adalah kurangkan intervensi pemerintah pusat dan pemerintah propinsi, mengurangi biaya yang tinggi. Pemerintah Daerah Kabupten Timor Tengah Utara perlu diperhatikan untuk waktu sekarang dan waktu yang akan datang.
The research on the Strategy for Increasing BAPPEDA Performance of North Central Timor Regency, beginning fiom the substance of BAPPEDA formation and existence aiming at making the regional development plan mechanism through the strategic issues for increasing performance for the case of increasing service and people’s needs can be fulfilled. In the context of regional governance in line with the Regional Autonomy application in the level of regencies, the needs for strategic planning become very important in case of fulfilling program efficiency and effectiveness and will be able to exist and win against the increasingly tight competition around the quick changing environment and in the condition of full with the uncertainty. In line with the understanding, so the flexible principle of a strategic plan will become very important, considering that the multiyear strategic plan is expected with the uncertainty condition. Hence, the adaptation will be needed to increase the perfonfiance for increasing the organizational mission and objectives. Based on the consideration, so the research aims at influencing the level of BAPPEDA’s result attainment or performance and influencing factors, the indicators of BAPPEDA’s performance are as follows: accountability, responsibility, responsiveness and professionalism. From the aspect of the organizational environment influence, the internal environmental factors, that is, human resource, organization structure, social and function. This research uses descriptive and qualitative methods. The data collection uses observation and interview and official document learning, while the sample taking technique is used Strengths Weakness Opportunities Threats (SWOT) analysis. The research result shows that the condition has been not appropriate yet to the expected ideal (normative) condition). The phenomenon happens because the BAPPEDA’s performance has been not optimal and relatively low. About the accountability, the BAPPEDA is less accountable, because it has been 6 PERDAs (Regional Ordinances) or 60% and the rest 6 PERDAs or the rest 30% have been not done and 1 PERDA or 10% have been not done based on the total 7 PERDAs. The responsibility is good enough because it has been made a Basic Patern, REPETADA, PROPEDA and Strategic Plan for Regional Development. The BAPPEDA is les responsive fiom the 398 pieces of letter fiom the people complaints, and just responded 317 pieces or 77.43%. The BAPPEDA’s professionalism is still low. The internal environmental factor: the actualization of human resource, never paid attention, because there is no human resource about the expertise in planning, so the quality is less reasonable and incomparable to the BAPPEDA’s duties. The actualization of organizational structure has been imbalance to those brought by the BAPPEDA's staffs, from the 28 structural occupations, there are just 15 occupations or 57.69% while from the 13 occupations or 42.3 1 % have been not fulfilled. The cultural factors happen an increasingly consumptive and individualism cultural value movement. The finding factor is reasonable enough. The instrument and infrastructure factors have been reasonable in accordance with the staffs working for the BAPPEDA, such as offices and mobility. The external environmental factors: political factor, Regent's and DPRD (Regional Peopl$s Representative) attention is relatively less in optimizing the development plan activities/programs. In the economic factor, it happens a relative retarded growth. The PDRB for Current Price Base is 15.53% and PDRB for Constant Price Base is 13.24% and PDRB per capita for Constant Price Base is 0.79%. The social factor happens because of out-coming value movement and there are still relatively lower people's education, total upper 10 years-old people according to the graduated higher education from 148,608 people, there are only 104,632 or 83.68%, while there are people never attend school as 23,976 or 16.32%. The finction factor is relatively good, the chairman of BAPPEDA has played the interpersonal, informational and decisional roles, though it has been not functioning optimally. The strategic issues placement of North Central Timor Regencial BAPPEDA is about increasing the service quality, defending the local original and strategic culture are to reduce the central and provincial governmental interventions, reducing the high cost. The North Central Timor Regencial Government needs to consider recently and for the future.
Kata Kunci : Kinerja Bappeda,Strategi Peningkatan