Identifikasi, Prevalensi dan Intensitas Nematoda Anisakid Pada Beberapa Ikan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng Kabupaten Gunungkidul
ACHMAD PRABU WIDJANARKO, Dr. Ir. Murwantoko, M.Si.
2015 | Skripsi | S1 BUDIDAYA PERIKANANPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengetahui prevalensi dan intesitas infeksi nematoda anisakid pada ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Sadeng, D.I. Yogyakarta. Total sebanyak 322 ekor ikan yang termasuk dalam 7 species telah dikumpulkan dalam penelitian. Setiap sampel ikan, diukur panjang dan beratnya, kemudian dibedah untuk pengamatan infeksi nematoda anisakid. Pemeriksaan nematoda anisakid dengan modifikasi metode light table, dilakukan pada bagian rongga tubuh, saluran pencernaan, gonade, hepar dan daging. Nematoda anisakid yang terkumpul diawetkan dalam ethanol absolut untuk proses identifikasi secara morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa spesies ikan yang didaratkan di Pantai Sadeng terinfeksi nematoda anisakid, yaitu kuro (Eletheronema tetradactylum), layang (Decapterus russelii), tongkol (Auxis thazard), selar (Selaroides leptolepis), kuniran (Upeneus sulphureus), dan kuwe (Caranx sexfasciatus). Identifikasi secara morfologi menunjukkan bahwa nematoda yang menginfeksi termasuk dalam Genus Anisakis, dari kelompok Tipe I dan Tipe II. Anisakis Tipe I menginfeksi ikan kuwe, layang, kuniran, dan ikan selar, sedangkan Tipe II menginfeksi ikan kuro dan ikan tongkol. Prevalensi dan intensitas infeksi Anisakis bervariasi pada tiap spesies ikan, prevalensi dan intensitas tertinggi terdapat pada ikan layang (P: 94%, I: 16,93 larva/ind), sedangkan yang terendah pada ikan kuro (P: 2,44%, I:1 larva/ind). Larva Anisakis menginfeksi pada lokasi yang berbeda pada setiap species ikan, namun tidak ditemukan infeksi pada bagian daging. Pada ikan kuwe, Anisakis banyak ditemukan pada rongga tubuh (46,38%) dan saluran pencernaan (45,24%). Akan tetapi pada ikan layang, sebagian besar Anisakis ditemukan pada gonad (45,94%).
This study aims to identify, determine prevalence and intensity anisakid nematode infection on fishes which were landed in Sadeng Port, Special Region of Yogyakarta. A total of 322 fishes composed from seven species have been collected in the study. Each fish samples was measured on length and weight, then dissected for observation of anisakid nematode infection. Anisakid nematode was examinated using light table modification method, examination were composed on body cavity, gastrointestinal tract, liver, gonad, and meat. Collected anisakid nematode were preserved in absolute ethanol for morphological identification process. The results showed that some species of fish are infected by anisakid nematode, which that fourfinger threadfin (Eletheronema tetradactylum), indian scad (Decapterus russelii), frigate tuna (Auxis thazard), yellowstrip scad (Selaroides leptolepis), goatfish (Upeneus sulphureus), dan bigeye trevally (Caranx sexfasciatus). Morphological identification showed that the nematode that infect fishes were classified in Genus Anisakis, which were composed the group of Type I and Type II. Anisakis Type I infected indian scad, yellowstrip scad, goatfish and bigeye trevally, while Anisakis Type II infected frigate tuna and fourfinger threadfin. Prevalence and intensity of Anisakis infection were vary among species of fishes, the highest prevalence and intensity was found in indian scad (P: 94%, I: 16,93 larvae/ind), while the lowest was found in fourfinger threadfin (P: 2,44%, I:1 larvae/ind). Anisakis larvae infected at different location on each species of fish, but no infection was found in meat section. In bigeye trevally, Anisakis were found in the body cavity (46,38%) and gastrointestinal tract (45,24%). However in indian scad, Anisakis were mostly found in gonad (45,94%).
Kata Kunci : identifikasi morfologi, prevalensi, intensitas, anisakid, Sadeng