PERFORMA DIGITAL PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM 2014

AHMAD MUSTHOFA H, Dr. Kuskridho Ambardi, M.A.

2014 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Komunikasi politik yang dilakukan partai untuk menjangkau pemilih mengalami perubahan dari masa ke masa. Selain ditentukan oleh seberapa jauh norma-norma demokrasi yang wajar dapat diterapkan, komunikasi politik partai ditentukan oleh ketersediaan teknologi yang juga berkembang dari masa ke masa. Pemilihan Umum 2014 di Indonesia yang diikuti lima belas partai (12 di tingkat nasional dan 3 di tingkat lokal) berada dalam situasi dimana Indonesia menjadi negara demokratis dengan sekurang-kurangnya 30,42% dari jumlah pemilih adalah pengguna internet. Penelitian ini dikerjakan untuk mendapatkan gambaran sejauh apa performa digital partai politik peserta Pemilihan Umum 2014. Penelitian ini mengasumsikan situs partai sebagai induk komunikasi berbasis internet oleh partai politik. Dua pertanyaan utamanya ialah (a) fungsi-fungsi apa yang partai politik peragakan dalam komunikasi berbasis situs dan bagaimana fungsi-fungsi tersebut dihantarkan? serta (b) bagaimana performa akun resmi partai politik di media sosial (Facebook, Twitter, dan YouTube) dalam kaitannya dengan situs resmi partai? Dengan mengadaptasi metode analisis isi kuantitatif yang dikembangkan oleh Gibson dan Ward (2000) serta Gibson, Margolis, Resnick, dan Ward (2003), penelitian ini menemukan bahwa (a) fungsionalitas situs partai di Indonesia masih rendah; (b) hantaran situs partai relatif canggih secara teknologi; (c) inisiatif yang minim untuk mendongkrak interaktivitas di media sosial; dan (d) tidak populernya situs partai dalam percakapan pengguna media sosial.

Political communication of the party to reach out the voters has been evolved time to time. Besides surrounded by how far the norms of democracy that can reasonably be applied, the party political communication is determined by the availability of technology that also evolve over time. In 2014, Indonesia general election, contested by fifteen parties (twelve at national level and three at the local level), was in the situation in which at least 30,42% of the voters are internet users. This study was designed to measure how far the political parties perform their digital communication during the General Elections of 2014. This study assumes political party website as a landing page in which all forms of internet based political communication could refer. Two main questions are in order (a) what functions that are performed by political parties for the website-based communication and how these functions are delivered? and (b) how is the accounts performance of political parties in social media (Facebook, Twitter, and YouTube) regarding to their official websites? By adapting the content analysis method developed by Gibson and Ward (2000) and Gibson, Margolis, Resnick, and Ward (2003), this study found that (a) the party's website functionality in Indonesia is still low; (b) in delivery acpect, parties conducting a relatively advanced in technology; (c) the lack of initiative to boost interactivity in social media; and (d) the unpopularity of the party websites in the conversation among social media users.

Kata Kunci : political communication, party website, social media