Laporkan Masalah

PERBEDAAN PERSEPSI "TARI SAMAN" DI YOGYAKARTA

ELLIN KHAIRANI, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A.

2014 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Penelitian ini membahas tentang persepsi Tari Saman yang ada di Yogyakarta. Tari Saman yang merupakan tarian berasal dari Aceh ini memang sudah dikenal oleh masyarakat dunia. Salah satu daerah yang turut serta dalam perkembangan Tari Saman adalah Yogyakarta, sebuah daerah yang terkenal dengan kota pelajar di mana banyak perantau yang merupakan pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu di kota ini. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta khususnya pada kelompok-kelompok tari Aceh selama satu tahun, yaitu sejak bulan Maret 2013 hingga Maret 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi partisipasi di mana peneliti ikut serta sebagai penari Aceh di sebuah kelompok tari Aceh di Yogyakarta dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dengan mahasiswa Aceh serta mahasiswa luar Aceh yang merupakan pelaku tari Aceh. Sumber data sekunder dari buku, situs internet, serta artikel juga digunakan untuk memperkuat data. Tari Aceh memang memiliki daya tarik cukup tinggi bagi setiap orang yang melihatnya. Tidak mengherankan, jika tari Aceh berkembang dan diminati berbagai kalangan baik itu anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Tari Aceh yang berkembang ini kemudian sering disebut dengan nama Tari Saman terutama bagi orang-orang di luar daerah Aceh. Yogyakarta merupakan salah satu tempat berkembangnya tari Aceh. Hadirnya mahasiswa Aceh di Yogyakarta yang pertama kali memperkenalkan budaya dan kesenian daerahnya terutama tari, dengan perlahan tapi pasti membuat tari Aceh berkembang dan banyak dipelajari oleh mahasiswa dari luar Aceh. Perkembangan tari Aceh di Yogyakarta membuat banyak lahirnya kelompok-kelompok tari Aceh terutama di kalangan mahasiswa. Pemahaman Tari Saman yang berkembang di Yogyakarta pun berbeda. Bagi sebagian besar mahasiswa Aceh yang ada di kota Yogyakarta mereka memahami bentuk tari saman yang sebenarnya yang berasal dari Gayo yang hanya dimainkan oleh laki-laki, sedangkan bagi mahasiswa luar Aceh semua tarian Aceh yang dimainkan dengan cara duduk dan gerakan serentak serta dapat dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dipahami sebagai Tari saman. Perbedaan persepsi ini dipengaruhi oleh media massa dan juga identitas kultural. Penelitian ini menemukan bahwa persepsi yang berbeda antara mahasiswa Aceh dan mahasiswa luar Aceh di Yogyakarta mengenai tari saman merupakan sebuah hasil dari proses transit dan transition di mana adanya perubahan yang terjadi terhadap objek yang berpindah tempat. Perpindahan objek ini memang sering kali akan memunculkan sebuah bentuk baru yang merupakan hasil dari adopsi budaya yang hadir di tempat baru. Satu hal yang pasti, kemunculan bentuk baru ini tidak lantas dapat merubah makna serta aturan yang ada pada budaya yang sebelumnya agar tidak terjadi pemahaman ganda.

This research discusses about The Perception of "Saman Dance" in Yogyakarta. Saman dance as a dance from Aceh has already known and popular by the public world. One province that participated for the development of "Saman Dance" is Yogyakarta, as a famous city with its student who are studying there. This research was conducted in Yogyakarta, especially in Aceh Dance Groups, for one year, starts from March 2013 to March 2014. This research method using a participant observation where the researcher participated as a dancer for Acehnese Dance group in Yogyakarta and using techniques of data collection through interviews depth (in-depth interviews) with students from Aceh and outside from Aceh, as students Acehnese dancer. Sources of secondary data are from books, websites, and articles that also used to make valid the data. Aceh Dance does have high attractiveness for everyone who see it. Not surprisingly, the dance of Aceh grows and demand from various groups of children, adolescents and adults. The growing of Aceh Dance, often referred by the name "Saman Dance", especially from people outside the region of Aceh. Yogyakarta as the province of a growing Aceh Dance. The presence of Acehnese students in Yogyakarta who first introduced the area of culture and the arts, especially dance, slowly but surely making Acehnese dance developed and are widely studied by students from outside Aceh. The development of Aceh Dance in Yogyakarta makes many birth Acehnese Dance Groups, especially among students. The understanding of "Saman Dance" that developed in Yogyakarta was different. For the majority of Acehnese students in the city of Yogyakarta, they understand that the actual saman dance form originating from Gayo are only played by men, whereas for all students outside Aceh, Aceh Dances that are played by sitting and movement simultaneously and can be played by men and women, understood as "saman dance". This difference in perception is influenced by the mass media and cultural identity. This research found that the different perceptions between students that origin from Aceh and students outside from Aceh in Yogyakarta for saman dance is a result of transit and transition process which is the change occurring to the object on the move. Displacement of the object is indeed often will bring up a new form that is the result of the adoption of the present culture in a new place. One thing is for sure, this is not the emergence of a new form and then can change the meaning and rules that exist in previous cultures, but in order to avoid double understanding.

Kata Kunci : Tari Saman, Persepsi, Yogyakarta.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.