Laporkan Masalah

Kekerasan Terhadap Anak dalam Media Komunikasi Puitik Naskah Drama: Analisis Semiotika Fungsi-Fungsi Komunikasi dalam Naskah Drama Kintir (Anak-Anak Mengalir di Sungai) Karya Ibed Surgana Yuga

ROBERTUS RONY SETIAWAN, Drs. Widodo Agus Setianto, M.Si

2015 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Di Indonesia, isu kekerasan terhadap anak umumnya masih kurang dianggap penting oleh masyarakat. Dibanding isu sosial-politik lain yang tersebar di media massa, kekerasan terhadap anak pun cenderung mendapat porsi dan mutu pemberitaan yang rendah. Padahal, jumlah tindak kekerasan terhadap anak semakin bertambah setiap tahun. Sebagai isu yang riil terjadi dalam kehidupan sosial, persoalan kekerasan terhadap anak dapat diungkapkan kepada publik melalui media yang lain. Salah satunya ialah berupa naskah drama atau lakon. Penelitian ini mengkaji secara pragmatik lakon berjudul Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) menggunakan analisis semiotika Roman Jakobson untuk mengungkap gambaran refleksi kekerasan terhadap anak. Telaah atas lakon ini meliputi elemen teks utama berupa dialog dan teks samping atau petunjuk pemanggungan. Sebagai sebuah media komunikasi puitik, pengisahan dalam naskah drama Kintir menawarkan cara berkomunikasi yang membangun kedekatan dengan audiens pembaca dan penonton. Selain fungsi referensial, keakraban itu dilangsungkan lewat kerja fungsi emotif, fatik, puitik, konatif, dan metalingual yang secara khusus berkaitan dengan isu kekerasan terhadap anak. Adapula sejumlah unsur intrinsik dalam lakon ini mengandung metafor retoris (kesamaan) dan metonimia (kesinambungan) yang berhubungan dengan isu tersebut. Kekerasan terhadap anak yang direfleksikan dalam lakon Kintir merupakan cerminan realitas kekerasan di dalam keluarga dan masalah anak jalanan. Bentuk kekerasan terhadap anak yang terdapat dalam lakon ini adalah kekerasan fisik, psikis, dan ekonomi.

In Indonesia, child abuse is generally viewed as less important issue by society. Than those other political and social issues published by mass media, child abuse is also disposed got a lack information with low quantity and quality. Whereas, the amount of child abuse case is increase every year. As a real issue that happened in social life, child abuse could be revealed to public using other media. One of the alternative media is dramatic text or story. This research is analyze a dramatic text entitled Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) in pragmatic way using semiotic analysis by Roman Jacobson to express image reflection of child abuse. Study on that dramatic text comprises two elements. They are hauptext as dialogue and nebentext or stage direction. As a poetic communication media, narration in Kintir offer the way to communicate that make intimacy to the reader and spectator. Beside by referential function, it is implemented in emotive, phatic, poetic, conative, and metalingual function particularly related to child abuse issue. Some intrinsic component in that story also has rhetoric metaphor (similarity) and metonymy (continuity) connected to child abuse issue. In Kintir, child abuse reflected as reality about abuse of a child in family and children on the street problem. Types of child abuse in this dramatic text are physical, psychological, and economic violence.

Kata Kunci : semiotika, naskah drama, refleksi, Roman Jakobson, kekerasan terhadap anak. / semiotic, dramatic text, reflection, Roman Jacobson, child abuse.