Himpunan Mahasiswa Gay (HIMAG) : Interaksi, Komunikasi, Keorganisasian, dan Identitas
MUHAMMAD DANY NUGRAHA, Dr. Anna Marie Wattie, M.A.
2015 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAMembicarakan orientasi seksual homoseksual, biseksual, dan heteroseksual adalah persoalan budaya dengan berbagai macam unsur di dalamnya. Orang laki-laki homoseksual yang biasa disebut gay mendapat cukup banyak tekanan dari masyarakat terkait keberadaan mereka yang dianggap berbeda hingga memunculkan stigma dan diskriminasi. Kondisi demikian menyulitkan seorang gay untuk menyuarakan diri di lingkungannya. HIMAG atau Himpunan Mahasiswa Gay hadir sebagai wadah perkumpulan para mahasiswa gay di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. HIMAG bertujuan mengumpulkan sebanyak mungkin mahasiswa gay untuk menyuarakan diri juga melepaskan dari stigma dan diskriminasi, lengkap dengan sistem keorganisasian dan kepemimpinan. Penelitian ini akan melihat bagaimana cara HIMAG mewujudkan eksistensi identitas mereka di dalam kampus. Dengan melihat apa alasan anggota bergabung HIMAG, bagaimana bentuk interaksi dan komunikasi di dalam HIMAG, juga melihat apa saja manfaat HIMAG bagi anggota. Penelitian berlokasi di Yogyakarta, menggunakan metode observasi partisipasi, juga wawancara. Observasi partispasi berupa turut serta dalam kegiatan HIMAG seperti gathering, bergabung dalam grup tertutup Facebook dan juga Line Messenger. Wawancara dibutuhkan agar lebih akurat dalam menggali pengalaman informan. Sumber sekunder yang memiliki interaksi bersama HIMAG juga dilibatkan dalam penelitian ini. Penelitian berlangsung pada akhir tahun 2013, dan tetap berjalan selama penulisan, yakni hingga pertengahan tahun 2014. Lima orang informan dilibatkan dalam penelitian ini, masing-masing mewakili pengurus dan anggota HIMAG. Informan juga mendapat pengkategorian aktif-sedang-pasif terkait interkasi dan komunkasi di HIMAG. Kategori tersebut digunakan untuk menilai berhasil tidaknya konstelasi nilai atau internalisasi HIMAG agar mewujudkan identitas di kampus. Dalam perjalanannya HIMAG mampu memenuhi kebutuhan anggota, yakni teman-teman sesama gay, informasi mendukung, wadah, dan rasa aman. HIMAG memberikan rasa aman agar dapat berekspresi bersama, dan sebagai wadah berlindung atas permasalahan mereka. Dinamika proses kehidupan mengantarkan HIMAG pada tantangan tentang kemahasiswaan, sistem keorganisasian dan kepemimpinan, juga persoalan identitas menyeluruh. Tak berhasilnya proses internalisasi mengakibatkan perjalanan HIMAG tersendat, seperti hubungan anggota dengan pengurus, kegiatan tidak berjalan lancar, sampai hubungan dengan komunitas atau perkumpulan lain. Secara keseluruhan HIMAG belum mampu mewujudkan identitasnya di kampus. Sedangkan anggota sibuk mewujudkan diri dalam bentuk lain. Semuanya berada di balik bayang samar gedung-gedung kampus, di tengah riuh-rendah tawa mahasiswa, dan tersembunyi dalam dunia maya.
Discourses about sexual orientations can not be separated from social and cultural matters within our societies. Social pressures, stigmatizations and discriminations are regularly faced by people whose sexual orientations are widely condemned by the society around them, like homosexual or gay men. Said condition oftentimes hinders them to socialize among their environment. HIMAG, or Himpunan Mahasiswa Gay (Gay Students Association), was established by some students of one of the most popular universities in Yogyakarta with the hope of becoming a place for gay students to express themselves without said discrimination and stigma. Thus, this research was conducted to see how HIMAG plays its roles and cement its existence within the campus, as well as understanding the members relations and communication with each other and seeing its members reasons to join them. The research was conducted in Yogyakarta from the end of 2013 until the writing process around the middle of 2014. Qualitative methods are used in the research, such as participating in group gatherings both in person and through social networking medias like Facebook and Line messenger. Interviews with members of HIMAG are also done to acquire sufficient information. Five informants who are regular members and committees within HIMAG are selected and categorized based on their frequency of involvement and interaction within HIMAG. Said categorizations purpose is to decide whether HIMAG is successful in internalizing their values. Along its way, HIMAG is proved to be capable of fulfilling its members needs, such as information, security, and circle of friends to express themselves. Further challenges in HIMAG existence are the dynamics of the organizational system itself, leadership, and also on identity problem as a whole. Internal struggles are becoming obstacles for HIMAG to improve. Interaction and communication among the members of HIMAG themselves and also with other organizations render them difficult to establish their existence formally. Many members are busy with their own ways to express themselves behind the campus buildings, among students laughter, and underneath the veil of the cyberspace.
Kata Kunci : mahasiswa,gay,interaksi,komunikasi,keorganisasian,identitas