Laporkan Masalah

KONSTRUKSI MAGIS MASJID AGUNG DEMAK SEBAGAI PATRON KOTA WALI

RONGGO UTOMO HARDYANTO, Prof. Dr. Irwan Abdullah

2015 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Proses akulturasi budaya yang terjadi pada saat penyebaran agama Islam ke tanah Nusantara telah menunjukkan bagaimana proses sejarah Islamisasi di Demak menarik untuk dipelajari. Dakwah yang dilakukan oleh para wali di pulau Jawa tentunya telah memberikan sebuah akomodasi terhadap tradisi lokal masyarakat Demak dalam proses akulturasinya dengan ajaran Islam yang dibawa oleh para Wali Songo (wali sembilan) pada saat itu. Dari hal ini, maka ajaran Islam datang bukan sebagai ancaman, melainkan menjadi peran penting dalam transformasi kebudayaan yang ada di Demak. Bagi umat Muslim di Nusantara, Masjid Agung Demak merupakan tempat yang dianggap suci karena ia mengandung makna yang sakral. Masjid Agung Demak merupakan hasil ciptaan para Wali Songo yang mencoba menggabungkan akulturasi budaya Hindu dan Islam. Masjid Agung Demak merupakan bukti kebesaran Kesultanan Demak yang didirikan pada tahun 1479 M. Proses terjadinya konstruksi magis terhadap Masjid Agung Demak dimulai ketika para Wali Songo menjadikan tempat yang sakral ini memiliki suasana magis dengan instrumen simbol-simbol yang dibangun dalam wujud ornamen-ornamen benda yang terdapat pada Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak dalam perkembangannya tidak hanya digunakan sebagai tempat kegiatan syiar agama Islam saja, tetapi juga digunakan dalam proses reproduksi ranah kultural baru bagi masyarakat. Adanya proses sinkretisme yang timbul dalam ranah kultural baru tercermin dari munculnya tradisi Grebeg Besar yang diadakan setiap tanggal 10 Dzulhijah untuk memperingati Hari Raya Idul Adha bagi umat Islam. Dengan Masjid Agung Demak sebagai medan budaya baru, maka keberadaannya merupakan bentuk konstruksi yang sifatnya magis. Keberadaan Masjid Agung Demak dianggap mempunyai makna historis yang tinggi dari hungan relasi antara dimensi etis dan estetika. Dengan aktifitas-aktifitas sakral yang dilakukan di masjid tersebut, menjadikan Masjid Agung Demak sebagai salah satu destinasi wisata religi yang dipunyai oleh kota wali.

Acculturation process that occurs during the spread of Islam to the ground archipelago has shown how the historical process of Islamization in Demak interesting to learn. Da'wah made by the trustees in Java would have given an accommodation to the local tradition of Demak society in the process of acculturation to the teachings of Islam brought by the Wali Songo at that time. From this, the teachings of Islam came not as a threat, but rather becomes an important role in the transformation of the culture in Demak. For Muslims in the archipelago, the Great Mosque of Demak is a place that is sacred because it contains the meaning of the sacred. Great Mosque of Demak is a creation of the Wali Songo who tried to combine Hindu and Islamic acculturation. Great Mosque of Demak is testament to the greatness of the Sultanate of Demak which was established in the year 1479 M. The process of construction of the Great Mosque of Demak magic begins when the Wali Songo make this sacred place has a magical atmosphere with instruments symbols are constructed in the form of ornaments objects contained in the Great Mosque of Demak. Great Mosque of Demak in its development is not only used as places of Islamic religious symbols, but also used in the reproduction process of the new cultural realm of society. The process of syncretism that arise in the new cultural realm reflected in the emergence of the Grebeg Besar tradition held every 10th Dzulhijah to mark Eid al-Adha to Muslims. With the Great Mosque of Demak as a new cultural terrain, its presence is a form of construction that are magical. The existence of the Great Mosque of Demak deemed to have a high historical significance of hungan relation between ethical and aesthetic dimensions. With sacred activities conducted in the mosque, the Great Mosque of Demak making as one of the religious tourist destinations owned by the city mayor.

Kata Kunci : Masjid Agung Demak, grebeg besar, wali songo, sinkretisme.

  1. S1-2015-299298-abstract.pdf  
  2. S1-2015-299298-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-299298-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-299298-title.pdf