Analisis alternatif kebijakan resolusi konflik antar etnis Dayak-Madura di Sampit, Kalimantan Tengah
SATIA, M. Riban, Dr. Mohtar Mas'oed
2002 | Tesis | Magister Administrasi PublikKonflik dapat terjadi sebagai akibat hubungan sosial dalam masyarakat terganggu. Penyebab terganggunya hubungan sosial masyarakat tersebut sangat bervariasi, misalnya adanya perbedaan kultur, etnis, agama, kelompok atau golongan, status sosial ekonomi, kebijakan pemerintah dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi dan mengidentifikasi proses hubungan sosial dan isu sosial serta faktor-faktor penyebab konflik antar etnis Madura clan etnis Dayak di Sampit. Dan selanjutnya menentukan alternatif kebijakan yang akan direkomendasi, kepada pemerintah agar konflik yang sama tidak terulang lagi dimasa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus, dalam hal ini studi kasusnya adalah proses hubungan sosial dan isu sosial yang bagaimana serta faktor-faktor apakah yang dapat menciptakan konflik antara etnis Madura dan etnis Dayak di Sampit, Kalimantan Tengah dan bagimana kebijakan yang dapat dilakukan agar kedua etnis dapat hidup berdampingan kembali dengan tentram. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik interviu mendalam, wawancara, dokumen dan survay. Kemudian dilalcuakn penilaian data dengan cara mengkategorikannya, memeriksa kebenarannya dan interpretasi data serta penyimpulan data. Untuk mendeskripsi proses hubungan sosial kedua etnis menggunakan indikator ketegangan sosial, terancam rasa aman dan pengingkaran dan panatisme budaya lokal. Dan untuk isu sosial menggunakan indikator isu balas dendam dan isu SARA serta isu Kota Sampit dijadikan Sampang kedua. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab konflik menggunakan indikator kibijakan pemerintah, benturan budaya dan pemilahan sosial. Sedangkan untuk analisis kebijakan menggunakan analisis klasifikasi dengan karakteritik rasionalitas substantif. Evaluasi kebijakan menggunakan tehnik Franklin Methode dan Equivalent Alaternatif Methode. Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik antara etnis Madura dan etnis Dayak di Sampit, Kalimantan Tengah merupakan konflik antar kelompok etnis yaitu sebagai akibat memperjuangkan dan mempertahankan sumber daya dan nilai-nilai religius untuk mempertahankan kelompoknya masing-masing. Dengan kata lain konflik yang demikian adalah konflik kepentingan sosial-ekonomi dan budaya, bukan konflik agama. Faktor penyebab konflik etnis di Sampit dapat diidentifikasi sebagai berikut : terganggunya kebutuhan dasar warga etnis lokal yang berlarut-larut, sering terjadinya konflik sosial yang tidak pernah diselesaikan secara tuntas dan adanya peran elit lokal yang memanipulasi identitas etnis. Kebijakan yang direkomendasikan adalah kebijakan penyebabaran dan peningkatan sosial, ekonomi dan politik warga etnis lokal, kebijakan pelaksanaan dan penegakan hula= yang efektif pasca konflik etnis dan kebijakan budaya Rumah Betang dijadikan kultur dominan di Bumi Tambun Bungai. pemulangan etnis Madura ke Kalimantan Tengah atau ketempat asal dengan syarat dan perlu adanya kebijakan pra pemulangan baik bagi etnis Madura maupun kepada etnis Dayak agar mereka lebih siap mental dan emosinya menerima konflik sebagai musibah dan tidak saling dendam.
Conflict is occurred as the result of unhormonious social relationship in the society.. This community relationship is hampered by various causes such as, the existence of cultural differentiation, ethnicity, religion, group, and socioeconomic status, government policy, etc. This research is aimed at describing and identifying the social reletionship process and social issues and factors that cause conflict between Madura tribe and Dayak tribe and Sampit, then poin out the recommended policy alternatif to the government in the hope that such the conflict won't happen any more in the future. This research was carried out by using case study approach, those are social relatitionship process and what factors create the conflict between those two tribes in Sampit (Central Kalimantan) and what kind of policy shold be implemented in order that the two tribes may live again side by side in harmony and future. Data was collected by using deep technical interview, collecting document and holding survey. Than the data were assessed by categorizing them, examined their authenticity, interpreted and thecided them. To describe the process of social interrelation of those two tribes, writer use social impediment indicator, threatened of calm, denial, of a reasonable way of life indicator and local culture fanaticism indicator. For social issue, writer use revenge, trible religion and ethnic indicator and issue of Sampit city to the made second Sampang city. Government policy indicator, cultural gap and social choice are used to determine and identify the causesof the conflict. Meanwhile, for policy analysis, it uses clasification analysis substantive rationality characteristic. Policy evaluation, it uses technic Franklin Methode and Equivalent Alternatif Methode. The result of research shows that the conflict between Madura tribe and Dayak tribe in Sampit, Central Kalimantan was a conflict between ethnic groups that was caused by the willingness to protect and maintaining resources and'religion dogmatic teacing. On the other hand, conflict of that kind was then conflict of social and culture need, not religion. The policy recommented was the repatriation of Madura tribe to Central Kalimantan or to the place where they were before and the Dayak tribe are hoped to accept this repatriation policy and consider that the conflict was solely a colamity.
Kata Kunci : Kebijakan Resolusi Konflik, Etnis Dayak dan Madura, Kalimantan Tengah