KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DAS CIUJUNG
RIZAL ZAENAL MUTAQIN, Dr. Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng.,
2015 | Tesis | S2 Teknik SipilPermasalahan banjir pada daerah aliran sungai DAS Ciujung telah tercatat sejak tahun 1977 sampai dengan saat ini. Banjir tersebut masih belum bisa ditanggulangi secara menyeluruh, pada umumnya disebabkan curah hujan tinggi, pasang air laut, perubahan tata guna lahan, sedimentasi. Pada tanggal 13-15 Januari 2012 di wilayah Provinsi Banten terjadi hujan merata dengan intensitas yang relatif tinggi yang menyebabkan banjir besar di bagian hulu dan hilir DAS Ciujung. Kejadian banjir tersebut, tercatat curah hujan mencapai 50 mm pada stasiun curah hujan Pamarayan, 110 mm pada stasiun curah hujan Sampang Peundeuy dan 50 mm pada stasiun curah hujan Ciboleger yang merendam ribuan hektar sawah, permukiman dan industri, serta telah membuat aktivitas transportasi jalan TOL Jakarta – Merak pada Km 57 s/d Km 59 lumpuh total dengan kedalaman rata-rata 1-2 meter. Analisis yang dilakukan dalam studi ini, melakukan kajian pengendalian banjir melalui pendekatan pemodelan hidrologi dengan HEC-HMS dan hidraulika dengan HEC-RAS untuk mengetahui kinerja Bendungan Karian dan Pasir Kopo dalam upaya pengendalian banjir yang terjadi di Kota Rangkasbitung. Penelitian ini melakukan tiga simulasi yaitu simulasi I kondisi eksisting (tanpa bendungan), simulasi II kondisi adanya bendungan Karian dan simulasi III kondisi adanya bendungan Karian dan Pasir Kopo. Hasil penelitian menunjukan bahwa simulasi I kondisi eksisting (tanpa bendungan) menunjukkan bahwa debit maksimum kala ulang 2, 5 dan 10 tahunan melebihi kapasitas penampang Sungai Ciujung di Kota Rangkasbitung cross section (RS:309) sebesar 700 m3/s. Simulasi II kondisi adanya Bendungan Karian dapat menurunkan debit banjir kala ulang 2, 5, 10 tahunan di Kota Rangkasbitung cross section (RS:309) sebesar 26.52 %, 25.79 % dan 26.27 % dengan tinggi muka air yang dapat diturunkan berturut-turut 1.50 m, 1.78 m dan 2.09 m. 3. Simulasi III kondisi adanya Bendungan Karian dan Bendungan Pasir Kopo dapat menurunkan debit banjir kala ulang 2, 5, 10 tahunan di Kota Rangkasbitung cross section (RS:309) sebesar 28.19 %, 26.63 % dan 26.52 % dengan tinggi muka air yang dapat diturunkan setinggi 1.61 m, 1.85 m dan 2.12 m.
Flooding problems of Ciujung river basin been recorded since 1977 until now. Flooding is still not solved thoroughly due to high rainfall, tides, land use changes, sedimentation. On 13-15 January 2012 in the province of Banten occured rains with relatively high intensity which caused severe flooding in the upstream and downstream Ciujung river basin. The flood events, recorded rainfall reached 50 mm at the Pamarayan rainfall station, 110 mm in Sampang Peundeuy rainfall station and 50 mm Ciboleger rainfall station that inundated thousands of hectares of rice fields, residential and industrial, and Jakarta – Merak highway at Km 57 s / d Km 59 paralyzed with an average depth of 1-2 meters. The analysis conducted in this study is conducted a study of flood control through hydrological modeling approach with HEC-HMS and hydraulic with HEC-RAS to determine the performance Karian and Pasir Kopo Dam in an effort to the flood control at the Rangkasbitung city. This study was doing the three simulations are simulation I condition existing (no dams), simulation II presence Karian Dam and simulation III presence Karian and Pasir Kopo Dam. The results showed that the simulation I existing condition (no dams) shows that the maximum discharge 2, 5 and 10 year return period exceeds the capacity on the Ciujung river at Rangkasbitung City (cross section RS: 309) of 700 m3/s. Simulation II presence karian Dam can reduce flood discharge 2, 5, 10 year return period in the Rangkasbitung City (cross section RS: 309) of 26.5%, 25.7% and 26.2% with high water level can be reduced to 1,5 m, 1.7 m and 2,0 m, respectively. Simulation III presence integrated Karian and Pasir Kopo Dam can reduce flood discharge 2, 5, 10 year return period in the Rangkasbitung City (cross section RS: 309) of 28.1%, 26.6% and 26.5% with high water level can be reduced to 1.6 m, 1.8 m and 2,1 m, respectively.
Kata Kunci :