PENGEMBANGAN ALAT UKUR PENERIMAAN PRODUK STENT KORONER BERDASARKAN ASPEK TEKNIK, KESEHATAN DAN DOKTER

RAHMI AMALIA ADANI, Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc, Ph.D

2015 | Tesis | S2 Teknik Industri

menangani pasien dengan penyakit kardiovaskular. Peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular di Indonesia mendorong meningkatnya permintaan terhadap stent koroner, tetapi permintaan yang besar ini masih dipenuhi oleh stent koroner buatan luar negeri. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan untuk mengembangkan dan memproduksi stent koroner yang sesuai dengan dokter di Indonesia dalam rangka memenuhi permintaan dalam negeri. Namun, mengembangkan suatu produk baru bukanlah hal yang mudah. Meskipun desain dari suatu produk telah dikonsep dengan baik sesuai kebutuhan pengguna, tidak menjamin produk tersebut dapat diterima oleh pasar. Karena itu diperlukan suatu metode untuk memprediksi tingkat penerimaan produk stent koroner, sehingga produsen dapat mengevaluasi kelayakan pasar stent yang akan diproduksi dan dipasarkan sebelum produk tersebut benar-benar diluncurkan ke pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu alat ukur penerimaan produk stent koroner berdasarkan aspek medis, teknik, dan dokter. Terdapat 16 faktor yang mempengaruhi penerimaan produk stent koroner yang didapatkan dari studi pustaka, wawancara dan kuesioner untuk dokter spesialis intervensi jantung dan distributor stent koroner. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menghitung bobot dari seluruh faktor. Alat ukur disusun berdasarkan faktor yang mempengaruhi penerimaan produk stent koroner dan bobotnya. Hasil akhir alat ukur berupa aplikasi komputer yang dikembangkan dengan Microsoft Visual Basic. Alat ukur ini dapat digunakan oleh tim pengembangan stent untuk mengevaluasi tingkat penerimaan dan desain dari suatu stent koroner. Alat ukur ini juga dapat digunakan oleh rumah sakit atau dokter untuk menentukan stent terbaik. Pengujian alat ukur ini dilakukan dengan membandingkan peringkat hasil penilaian berdasarkan alat ukur yang dikembangkan dengan tingkat penggunaan stent di rumah sakit. Masih terdapat keterbatasan pada alat ukur ini karena belum memiliki ketepatan yang tinggi, yaitu alat ukur tidak dapat merepresentasikan jumlah penggunaan stent koroner dengan baik, dimana error yang dihasilkan sebesar 244,532 atau rata-rata sebesar 36,37 persen.

Coronary stent is a kind of health appliances which is chosen by doctors in the case of cardiovascular disease. Increasing in number of occurrence of cardiovascular disease in Indonesia leads increasing in demand of coronary stent, but these demands are still fulfilled by import stent. Because of that, there is a need to develop and produce coronary stent which is suitable with Indonesian doctors for completing domestic demands. However, developing a new product is not an easy task. Although design of a product is concepted as the need of user, it cannot guarantee this product can be well accepted in the market. There is a need to have a kind of method for predicting user acceptability of a coronary stent, so manufacturers can evaluate stents market feasibility before the product is launched. This research is aimed to develop a user acceptability measurement tool for coronary stent based on aspects of technical, medical, and doctor. There are 16 factors which affect acceptability of a coronary stent collected from literature study, doctor interview and questionnaires, and stent distributor questionnaires. Analytical Hierarchy Process is used to calculate the weight of user acceptability factors. The measurement tool is developed based on those factors and their weights. The final output of the measurement tool is a computer application developed by Microsoft Visual Basic. The tool can be used by development team for evaluating acceptability and design of a new coronary stent. This tool can be used also by hospital or doctor for choosing the best coronary stent. Validity test of this measurement tool is done by comparing ranking of evaluation score based on the developed measurement tool with the real use in hospitals. There are limitations in the measurement tool, because it have not had high accuracy rate, where the tool can describe the real use of coronary stent with 244.532 error resulted or 36.37 percent average of error.

Kata Kunci : alat ukur penerimaan produk, stent koroner, aspek teknik, aspek medis, aspek dokter