Laporkan Masalah

HUBUNGAN OBESITAS PRAKEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

ACHMAD SEMI RAHAYU S, Prof. dr. Mohammad Hakimi, Sp.OG(K), Ph.D.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup dan masih tertinggi di Asia. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menargetkan 102 per 100.000 kelahiran hidup. SDKI 2007 menyatakan 3 besar penyebab kematian ibu adalah: perdarahan (28%), preeklampsia (24%) dan infeksi (11%). Angka kematian ibu di Kabupaten Magelang tahun 2012 sebanyak 13 kasus, 6 kasus (46.1%) diantaranya disebabkan oleh eklampsia. Perempuan yang mengalami kelebihan berat badan/obesitas dengan indek massa tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m2 prakehamilan lebih cenderung terjadi preeklampsia dibandingkan dengan wanita dengan IMT normal. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui benar tidaknya obesitas prakehamilan dapat meningkatkan risiko preeklampsia/eklampsia. Metode: Penelitian ini adalah observasional dengan rancangan case control study dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian, yaitu ibu hamil ≥ 20 minggu dan postpartum ≤ 48 jam yang dirawat antara 1 April 2013 sampai 31 Maret 2014 di RSU Muntilan Magelang dan memenuhi kriteria inklusi (90 kasus dan 90 kontrol), data dikumpulkan berdasarkan rekam medik ibu hamil yang tersedia. Analisis data melalui 3 tahap, yaitu: univariabel; bivariabel dengan chi-square; dan multivariabel dengan regresi logistik dengan 95% confidence interval (CI) dan kemaknaan p=0.05, dengan program software stata IC12 Hasil: Analisis menunjukkan ada hubungan bermakna antara obesitas prakehamilan dengan kejadian preeklampsia. Ibu prakehamilan dengan indek massa tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m2mempunyai risiko 4,7 kali lebih tinggi (OR: 4,7 CI 95%: 2,47-9-08), variabel lain yang bermakna dengan kejadian preeklampsia adalah usia > 35 tahun (OR: 2,6; CI 95% 1,32-4,96), mempunyai riwayat preeklampsia (OR: 2,8 CI 95% : 1,48-5,60), mempunyai riwayat keluarga dengan preeklampsia (OR 3,5 ; CI 95% : 1,69-7,4) dan jarak kelahiran ≥ 49 bulan dengan OR 2,6 dan CI 95% : 1,21-6,01. Kesimpulan: Obesitas prakehamilan dengan IMT ≥ 25 kg/m2 meningkatkan risiko untuk terjadinya preeklampsia sebesar 4,7 kali.

Background: Based on the 2012 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS), the maternal mortality rate (MMR) in Indonesia was 359 per 100,000 live births and was the highest in Asia. National Medium Term Development Plan (RPJMN) has been targeting 102 per 100,000 live births. The 2007 IDHS revealed that three major causes of maternal death were hemorrhage (28%), preeclampsia (24%) and infections (11%). Maternal mortality rate in Magelang District in 2012 was 13 cases, six cases (46.1%) of which were caused by eclampsia. Overweight/obese women with a body mass index (BMI) ≥ 25 kg/m2 in preconception are more likely to suffer pre-eclampsia than those with normal BMI. Objective: To determine whether pre-pregnancy obesity can increase the risk of preeclampsia/eclampsia. Methods: This was an observational study using a case control study design with a quantitative approach. The research subject was pregnant women with ≥ 20 weeks of gestation and postpartum women ≤ 48 hours treated from April 1, 2013 to March 31, 2014 in Muntilan Hospital of Magelang District and those who met the inclusion criteria (90 cases and 90 controls). The data were collected based on the available medical records of the pregnant women. Analysis of data was through three stages, namely: univariable, bivariable using chi-square, and multivariable using logistic regression with 95% confidence intervals (CI) and significance (p) of 0.05 using the software program of Stata IC12. Results: The analysis showed that there was a significant association between pre-pregnancy obesity and the incidence of preeclampsia. Women with prepregnancy Body Mass Index (BMI) ≥ 25 kg/m2 had a 4.7 times higher risk (OR: 4.7 95% CI: 2.47 to 9.08). The other variables significantly associated with the incidence of preeclampsia were age > 35 year (OR 2.6, 95% CI 1.32 to 4.96), a history of preeclampsia (OR 2.8 95% CI: 1.48 to 5.60), having family history (OR 3.5; CI 95%: 1.69 to 7.4) and birth spacing ≥ 49 month (OR 2.6 and 95% CI: 1.17 to 5.82). Conclusion: Pre-pregnancy obesity with a BMI ≥ 25 kg/m2 increased the risk for preeclampsia by 4.7 times.

Kata Kunci : preeklampsia, obesitas prakehamilan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.