Laporkan Masalah

SEJARAH SOSIAL BONG SUWUNG YOGYAKARTA, 1970An – Awal Abad Ke- 21

HERSUMPANA, S.SOS., Prof. Dr. Bambang Purwanto, MA

2014 | Tesis | S2 Ilmu Sejarah

Tesis ini bertujuan membahas Sejarah Sosial Bong Suwung Yogyakarta sejak awal perkembangan dari sebuah ruang kosong di pekuburan etnis Tionghoa yang berubah menjadi tempat aktifitas illegal komunitas masyarakat miskin kota. Komunitas Bong Suwung terdiri dari berbagai macam pendatang dan orang yang disatukan oleh persamaan kepentingan, tidak oleh kesatuan geografisnya. Dalam perkembangannya Bong Suwung mengalami pergeseran ruang dari kawasan pekuburan etnis Tionghoa bergeser ke daerah kosong di sebelah sisi barat stasiun kereta api Tugu Yogyakarta. Perkembangan selanjutnya Bong Suwung mengalami perubahan menjadi penduduk Bong Suwung sebagai bagian dari wilayah administrasi kampung sekitarnya setelah mereka membanggun hunian-hunian liar di atas lahan milik PT. KAI di kanan kiri jalur rel kereta api. Komunitas Suwung pada fase ini dapat dibedakan menjadi dua yakni komunitas yang disatukan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi illegal dan sekaligus sebagian merupakan bagian dari masyarakat kampung. Komunitas Bong Suwung sebagai paradoks kota mengalami stigmatisasi sebagai komunitas miskin dan pusat kriminal sehingga pemerintah dengan berbagai cara menyingkirkan keberadaan mereka dengan melakukan penggusuran secara fisik maupun Operasi Pemberantasan Keamanan untuk para tokohtokoh yang dianggap sebagai penjahat yang meresahkan keamanan dan ketertiban. Dinamika kehidupan komunitas Bong Suwung terdiri dari strategi ekonomi dan politik para aktor yang menjadi bagian dari kehidupan illegal di dalamnya. Mereka adalah gali, pemilik warung, pekerja seks, dan aparat. Hubungan antara anggota komunitas Bong Suwung dan aparat keamanan ini terjalin menjadi semacam aliansi perlindungan semu. Sebagai bagian dari strategi antar aktor di Bong Suwung, mereka membentuk kerjasama saling menguntungkan. Komunitas Bong Suwung memberikan keuntungan bagi banyak masyarakat di sekitar dengan berbagai usaha warungan, parkir, maupun jasa dari kegiatan ekonomi informal lainnya. Bong Suwung adalah potret sejarah sosial kaum marginal perkotaan. Sebuah paradoks yang terus berlanjut ditengah modernisasi dan kemajuan pembangunan dimana negara ‘tidak hadir’ di tengah-tengah mereka.

This thesis aims at discussing the social history of Bong Suwung Yogyakarta since the early development of an empty space in the ward of ethnic Chinese cemetery which turned into illegal activities by the poor communities of the city. The community of Bong Suwung consists of a wide variety of urban migrant. The community of Bong Suwung is united by the equation of interests, not by its geographical unity. In its development, Bong Suwung moves their activities from the ethnic Chinese Cemetery to an empty area on the West side of the Tugu railway statiun. Further development of the Bong Suwung community changes into a shanty residents as part of its territory and surrounding villages after their occupancy-residential is built the grounds owned by PT. KAI on the right-left lines of the railroads. In this phase the Bong Suwung community can be distinguished into two i.e. a community united by illegal activities and at the same time a portion of the community is part of the village. Bong Suwung is a paradox of the city experienced stigmatization as a poor community and criminal. The Government apparatus with a variety of ways try to get rid of their existence by performing hard eviction for the figures that are considered as criminals that create trouble for the security and order. The dynamic life of Bong Suwung consists of economic and political strategies of the actors who become part of life illegal Suwung Bong. They are dig, the owner of the stall, sex workers, and apparatus. The relationship between the community Bong Suwung and strategy among actors in Bong Suwung form mutually beneficial cooperation. Bong Suwung community brings benefit to many people around the place with a variety of ventures, parking, as well as services from informal economic activities. Bong Suwung is a portrait of the social history of marginal urban areas. There is a continuing paradox of modernization and development of the city in which state is 'not present ' in the midst of them.

Kata Kunci : sejarah, sejarah sosial, komunitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.