PERBANDINGAN PENYANGATAN LIEN PADA CT ABDOMEN DENGAN PEMBERIAN BAHAN KONTRAS NON IONIK 300 mgI/ml DOSIS TETAP 80 ml DAN DOSIS 1 ml/kgBB
TRIANA DYAH C, dr. Henry Kusumo Husodoputro, Sp. Rad (K)
2015 | Tesis | SP RADIOLOGILatar belakang. Sebagian besar CT abdomen dilakukan dengan memberikan bahan kontras yodium non ionik intravena. Penggunaan bahan kontras dapat memberikan efek samping yang ringan, sedang hingga berat. Contrast induced nephropathy (CIN) merupakan penyebab kematian setelah injeksi bahan kontras yang sering terjadi. Risiko terjadinya CIN dapat dikurangi dengan mengurangi pemberian volume bahan kontras. Dosis bahan kontras non ionik 300 mg I/ml untuk pemeriksaan CT abdomen di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta adalah dosis tetap 80 ml, sedangkan berat badan pasien bervariasi. Untuk mengurangi volume bahan kontras, perlu dipertimbangkan penyesuaian dosis berdasarkan berat badan, tanpa mengurangi kualitas gambar CT. Lien merupakan salah satu organ abdomen yang akan menyangat dengan pemberian bahan kontras. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan penyangatan lien setelah pemberian bahan kontras non ionik 300 mg I/ml antara dosis tetap 80 ml dengan dosis 1 ml/kgBB. Bahan dan cara. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. Terdapat 66 orang subyek penelitian yang terdiri dari 2 kelompok yaitu 33 subyek yang mendapat dosis bahan kontras dosis tetap 80 ml dan 33 subyek yang mendapat bahan kontras sesuai berat badan dengan dosis 1 ml/kgBB. Pengukuran densitas lien dilakukan pada CT abdomen sebelum dan sesudah pemberian bahan kontras. Untuk menguji perbedaan penyangatan diantara dua kelompok digunakan Independent T test atau Mann-Whitney test. Kemaknaan statistik diterima pada nilai p<0,05. Hasil. Rerata kenaikan penyangatan lien pada fase vena porta dibandingkan pra kontras pada kelompok yang menerima bahan kontras iopamidol 300 mgI/ml sebanyak 80 ml adalah 64,17 HU (SD ±15,81), dan pada kelompok yang menerima bahan kontras iopamidol 300 mgI/ml dengan dosis 1 ml/kgBB adalah 46,06 HU (SD ±15,81), dengan nilai p<0,05. Kesimpulan. Penyangatan lien pada fase vena porta pada kelompok subyek yang menerima bahan kontras iopamidol 300 mgI/ml dosis tetap 80 ml lebih tinggi daripada kelompok subyek yang menerima bahan kontras iopamidol 300 mgI/ml dengan dosis 1 ml/kgBB, yang secara statistik berbeda bermakna (p<0,05).
Background. Most abdominal CT is done by using intravenous non-ionic iodine contrast media. Contrast media usage can cause mild, moderate or severe side effects. Contrast induced nephropathy (CIN) is a common cause of death after injection of contrast media. The risk of CIN can be minimized by reducing the volume of contrast media administration. Abdominal CT procedure in Dr. Sardjito Central General Hospital applies 80 ml of 300 mgI/ml nonionic iodine contrast media, for various patient's weight. To reduce the volume of contrast media, the dose should be adjusted based on body weight, without reducing the image quality. Spleen is one of the abominal organs which enhances with contrast media administration. The aim of this study is to determine the differences of splenic enhancement after administration of fixed dose (80 ml) and an adjusted dose (1 ml/kgbodyweight) nonionic contrast media 300 mgI/ml. Subject and Method. This study was an analytic observational with crosssectional study design. The study was conducted in Radiology Department of Dr. Sardjito Central General Hospital. There were 66 subjects divided into two groups: 33 subjects received fixed doses of contrast media (80 ml) and 33 subjects received adjusted dose based on body weight (1 ml/kg). Splenic density measured on abdominal CT, before and after contrast media administration. The difference of splenic enhancement over baseline in each group was statistically analized using Independent T test or Mann-Whitney test. Statistically significance was accepted at p < 0.05. Result. The mean increase in splenic enhancement on the portal venous phase compared to the baseline in the group that received iopamidol 300 mgI/ml with a fixed dose 80 ml was 64,17 HU (SD ±15,81), and in the group received iopamidol 300 mgI/ml based on body weight (1 ml/kg) was 46,06 HU (SD ±15,81), with p value <0,05. Conclusion. This study found that splenic enhancement on the portal venous phase in the subjects who received iopamidol 300 mgI/ml with a fixed dose 80 ml was higher than the subjects who received iopamidol 300 mgI/ml based on body weight (1 ml/kg), which was statistically significant (p<0,05).
Kata Kunci : bahan kontras yodium non ionik, dosis, CT abdomen, CT lien, fase vena porta