Perandingan Kadar D-Dimer pada stroke hemoragik dan stroke iskemik di RSUP Dr Sardjito Yogakarta
MATSNA ASSA'ADAH, Prof.Dr.Budi Mulyono,M.Ke, Sp.PK-K
2014 | Tesis | S2 KEDOKTERAN KLINIK/MS-PPDSStroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. Serangan stroke ini merupakan kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat, dan cermat. Berdasarkan sifat lesi serebral, stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik dan membedakan keduanya adalah langkah yang penting dalam penatalaksanaan stroke akut karena secara prinsip penatalaksanaannya berbeda. Cara yang paling akurat untuk membedakan stroke hemoragik dari stroke iskemik adalah dengan pemeriksaan Computerized Tomography (CT) Scan otak. D-dimer adalah produk degenerasi fibrin yang berguna untuk mengetahui abnormalitas pembentukan bekuan darah atau kejadian trombotik dan menilai adanya pemecahan bekuan atau fibrinolitik. D-dimer merupakan produk akhir degradasi cross-linked fibrin sehingga kadar D-dimer mencerminkan luasnya turn over dari cross linked fibrin dan aktivasi sistem hemostasis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang untuk mengetahui perbandingan kadar D-dimer pasien stroke hemoragik dan stroke iskemik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Subyek penelitian terdiri dari 30 pasien stroke hemoragik dan 30 pasien stroke iskemik berdasarkan hasil pemeriksaan CT-Scan atau MRI yang datang ke Instalasi Rawat Darurat atau Unit Stroke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang dipilih secara berurutan dan memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi periode Februari-Mei 2014. Pemeriksaan kadar D-dimer dilakukan saat pasien datang ke rumah sakit dengan teknik latex immunofiltration menggunakan alat Nycocard Reader II yang mempunyai batasan nilai normal < 300 ng/mL. Kadar D-dimer plasma pada stroke hemoragik lebih tinggi dibanding stroke iskemik, walaupun pada kedua jenis stroke terjadi peningkatan. Perbandingan kadar D-dimer diperoleh perbedaan bermakna dengan p=0,04 dengan median kadar D-dimer stroke hemoragik 700 (100-4200) sedangkan stroke iskemik 400 (100-3700). Hasil penelitian ini dapat membantu diagnosis jenis stroke jika digabung dengan sistem skoring dan pemeriksaan sederhana yang lain.
Stroke is one of the causes of death and major neurological disability in Indonesia. Stroke is a medical emergency that must be handled quickly, accurately, and thoroughly. Based on the nature of the cerebral lesion, divided into ischemic stroke and hemorrhagic stroke and distinguishes them is an important step in the management of acute stroke because its management is different in principle. The most accurate to differentiate hemorrhagic stroke and ischemic stroke is the examination of Computerized Tomography (CT) Scan of the brain. D-dimer is a fibrin degradation product that are useful to determine the abnormality of blood clot formation or thrombotic events and assess the presence of fibrinolysis or clot breakdown. D-dimer is the end product of cross-linked fibrin degradation so the level of D-dimer reflects the extent of turnover of cross-linked fibrin and activation of the hemostatic system. This study is observational analytic cross-sectional design to compare the levels of D-dimer patients hemorrhagic stroke and ischemic stroke in Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. The study subjects consisted of 30 patients with hemorrhagic stroke and 30 patients with ischemic stroke, are based on the results of a CT-scan or MRI which came to the Emergency Department or Stroke Unit Dr. Sardjito Hospital selected consecutively and meet the criteria for inclusion or exclusion in February - May 2014. Examination of D-dimer levels is done when the patient came to the hospital with a technique using a latex immunofiltration with Nycocard Reader II which has a limit of normal values < 300 ng/mL. Plasma D-dimer levels increased in both type of stroke but more higher in hemorrhagic type. Comparison of D-dimer levels obtained significant difference with p = 0.04 and the median levels of D-dimer in hemorrhagic strokes 700 (100-4200) while ischemic stroke 400 (100-3700). The results of this study can help diagnose the type of stroke when combined with a scoring system and other simple laboratory examinations.
Kata Kunci : acute stroke, hemorrhagic, ischemic, D-dimer