KONFLIK ANTAR AKTOR MASYARAKAT BINAAN PT PERTAMINA TERMINAL BBM REWULU STUDI PADA DESA ARGOMULYO KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL
GALIH PRABANINGRUM, Prof. Dr. Phil. Janianton Damanik, M.Si; Drs. Djoko Suseno, SU
2014 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANCorporate Social Responsibility berkembang menjadi isu seksi yang yang saat ini sedang massif dibicarakan. Industri minyak dan gas menjadi sektor yang paling sensitif untuk melaksanakan CSR dimana berbagai gejolak pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan terjadi disana terutama konflik yang terjadi di masyarakat. Konflik antar aktor masyarakat dalam pelaksanaan CSR sektor migas di daerah hulu dimana terdapat sumber-sumber migas menjadi bahasan yang menarik. Namun, konflik di daerah hilir masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika konflik antar aktor masyarakat di daerah hilir perusahaan dengan melihat konflik sebelum dan setelah pelaksanaan program CSR tahun 2012. Penelitian ini menggunakan Teori Konflik Ralf Dahrendorf sebagai pisau analisis yang mana melihat bahwa berbagai elemen di dalam masyarakat memberikan sumbangan terhadap disintegrasi dan perubahan. Konflik tidak selamanya mengarah pada hal yang negatif tetapi dapat pula mengarah pada hal yang positif yaitu perubahan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap obyek yang diteliti, wawancara mendalam terhadap aktor-aktor kunci di masyarakat Desa Argomulyo dan PT Pertamina Terminal BBM Rewulu, serta dokumentasi. Penentuan informan dilakukan secara purposive agar informan yang terpilih mengetahui secara jelas informasi yang ingin dicari dan kemudian penentuan selanjutkan menggunakan teknik snowball. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berada pada kondisi disharmoni sebelum PT Pertamina Terminal BBM Rewulu melaksanakan program CSR tahun 2012. Pada dasarnya masyarakat sudah berkonflik namun konflik semakin terasa ketika pelaksanaan program CSR tahun 2012. Konflik yang ditemukan di masyarakat sebelum dan setelah tahun 2012 masih berwujud konflik laten. Bentuk-bentuk konflik yang ditemukan sebelum implementasi program CSR tahun 2012 meliputi konflik laten nir regulasi, konflik laten kontestasi antar kelompok dan konflik laten penguasaan alat produksi. Sedangkan konflik yang ditemukan setelah implementasi program CSR tahun 2012 meliputi konflik laten nir regulasi, konflik laten dominasi aktor, konflik laten kontestasi kelompok dan konflik laten antara masyarakat dengan Pertamina. Konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar aktor sehingga menimbulkan gejolak. Selain itu, sebagai masyarakat yang hierarkis posisi aktor di dalam masyarakat menjadi elemen pemicu konflik. Konflik antar aktor lebih banyak ditemukan akibat dari dominasi aktor. Berdasarkan hal tersebut dapat disampaikan bahwa setelah pelaksanaan program CSR PT Pertamina Terminal BBM Rewulu tidak mengubah peta konflik yang ada di masyarakat. Perusahaan bukan sebagai elemen utama penyebab konflik tetapi konflik terjadi sebagai akibat dari bibit konflik yang sudah ada sebelumnya.
Corporate Social Responsibility turn to sexy issue. CSR and business are two things that can not be separated. Today, study of CSR has been carried out by various group. The paradigm of CSR stated that the social responsibility of business activity is not only as compulsion but also as a responsibility. CSR is not just firefighter. Many conflict are found in oil and gas industry because it is near with oil resouces in upstream areas. Conflicts in oil and gas industry are interesting to be discussed. However, study of conflicts at downstream areas rarely done. This study aims to know about the dynamics of conflict in the downstream area by comparing conflicts before and after implementation of CSR Program PT Pertamina Terminal BBM Rewulu at 2012. This study used conflict theory of Ralf Dahrendorf as a tools to analyze. This study believes that every element in society contributes to the disintegration and social change. It assumes that the conflict does not always lead to negative things, but it also lead positive things. This study used qualitative research methods with phenomenological approach. Data was collected through observation to the object of the study, in depth interview with key actors in society an PT Pertamina Terminal BBM Rewulu. Determination of informant used purposive, then snowball technique because the informant must be clear about the topic. The result of this study is there was disharmony condition in society before implementation CSR Programs at 2012. This study stated that conflict in society still latent conflict. That conflict does exist because there are no regulation in group, group competition and domination of mode production. Then, after implementating CSR Programs at 2012, conflicts that found in this study does exist because no regulation in group, domination of actor, group competitions and latent conflict between society and PT Pertamina Terminal BBM Rewulu. Conflict exist caused disharmony condition in society. Conflict does not created from CSR Programs. The differences of interest are contributing to build a conflict too. Hierarchical position and domination of the actoors in society as an element of conflict triggers. CSR Programs are not as the main element of conflict because there was conflict before the programs in society.
Kata Kunci : conflict, the relation between actor, corporate social responsibility