Perawatan Persalinan dan Nifas dalam Perspektif Ibu di Suku Rejang, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu

KHELI FITRIA ANNURIL, Dr. Dra. Sumarni DW., M.Kes; Widyawati, S.Kp., M.Kes

2014 | Tesis | S2 Keperawatan

Latar Belakang: Suku Rejang masih menitikberatkan perhatiannya pada aspek kritis kehidupan sehingga terdapat berbagai praktik adat. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran pengalaman ibu melakukan perawatan persalinan dan masa nifas dalam perspektif budaya Suku Rejang. Metode: Menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi pada 4 orang partisipan yang diambil secara purposive sampling di desa Semelako I, Semelako II, Semelako III dan Semelako Atas. Tehnik analisis data menurut Colaizzi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil: Ibu mengatakan persalinan dan nifas merupakan peristiwa normal dimana terjadi berbagai perubahan seperti, perubahan fisik, psikologis dan sosial. Ibu kemudian melakukan berbagai praktik budaya dan pantangan untuk menghilangkan perasaan takut, menimbulkan perasaan aman serta menghindari konflik dengan anggota keluarga yang lain, namun terkadang praktik tersebut bertentangan dengan ilmu kesehatan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan dan tempat persalinan, misalnya: faktor kepercayaan, kekerabatan, ekonomi, persepsi atau pengetahuan ibu, ketidakpuasan karena kondisi pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan harapan ibu serta pengambilan keputusan oleh keluarga. Kesimpulan: Kepercayaan yang mulai luntur terhadap budaya menyebabkan praktik tidak dilaksanakan sepenuhnya, namun tetap dijalankan karena ibu ingin menghindari perasaan was-was dan tugas tenaga kesehatan untuk menanamkan nilai baru yang memiliki pengaruh positif bagi kesehatan ibu dan bayi. Implikasi Keperawatan: Tambahan pengetahuan untuk memahami faktor budaya yang mempengaruhi persalinan dan nifas, sehingga dapat dijadikan dasar penyusunan kebijakan pelayanan KIA berbasis budaya.

Background: The Rejang ethnic is still focuses attention on the critical aspects of life so it becomes customary rituals. This study aims to obtain an overview of the mothers���¢�¯�¿�½�¯�¿�½ experiences in childbirth and postpartum/puerperium care in cultural perspective of Rejang ethnic. Method: A qualitative design with a phenomenological approach. Collecting data used in-depth interviews and observe 4 participants were taken by purposive sampling in the village Semelako I, Semelako II, Semelako III and Semelako Atas. Data were analyzed according to Colaizzi. The data validity examination used triangulation of source and method. Result: Mothers said childbirth and postpartum is a normal event where there is a variety of such changes, physical changes, psychological and social. Mother then perform various cultural practices and taboos to eliminate feelings of fear, causing a feeling of safety and to avoid conflicts with other family members, but sometimes the practice is contrary to the health sciences. There are many factors that can affect the mother in choosing a birth attendant and place childbirth, for example: the factors of trust, kinship, economics, perception or knowledge of the mother, dissatisfaction because of the condition of health services that are not in accordance with the expectations of mothers, decision-making by family. Conclusion: Childbirth and postpartum are events that cause fear and discomfort for the mother. Beliefs which began to fade to the culture causes the ritual is not fully implemented, but still run because the mother wanted to avoid misgivings. It is the duties of health workers to inculcate new values that have a positive influence on the health of mothers and babies. Nursing Implications: The knowledge in understanding the cultural factors that affect the childbirth and postpartum was used as compilation base of MCH services policy-cultural based.

Kata Kunci : Budaya, Perawatan, Persalinan, Nifas, Suku Rejang. Puskesmas