Laporkan Masalah

Gerakan Sosial Dalam Perspektif Jaringan Melihat Pola dan Pengelolaan Jaringan dalam Gerakan Gusdurian

NUNUNG DWI NUGROHO, Dr. Suharko, M.Si.

2015 | Tesis | S2 Sosiologi

Keberadaan gerakan sosial selalu mengalami perkembangan dan dinamika dalam upayanya mencapai tujuan yang diinginkan. Beragam carapun dilakukan oleh gerakan sosial yang hidup di masyarakat untuk dapat mempercepat usahanya dalam meraih citanya. Salah satu fenomena menarik yang ada di sekitar kita saat ini adalah kemunculan gerakan Gusdurian. Gerakan kultural, bersifat terbuka, non politik praktis, yang terdiri dari para individu, komunitas dan berbagai lembaga yang mendukung pemikiran, meneladani karakter, nilai dan prinsip, serta berupaya untuk meneruskan perjuangan Gus Dur yang berada dalam koordinasi Yayasan Bani Abdurrahman Wahid ini membentuk dirinya sebagai sebuah jaringan kerja yang solid dan masif. Hingga di penghujung tahun 2014 ini, gerakan Gusdurian kian melebarkan sayap hingga mencapai 90 (sembilan puluh)-an komunitas, puluhan lembaga, serta sejumlah individu yang hingga kini tidak diketahui berapa jumlah pastinya. Sinergisitas para anggota diupayakan semaksimal mungkin untuk menjadi kekuatan utama gerakan berbasis jaringan yang memiliki resource utama berupa 9 (sembilan) spirit Gus Dur ini. Guna memuluskan upayanya dalam mengelola jejaring, gerakan Gusdurian dalam perkembangannya mencoba menggagas sebuah Sekretariat Nasional yang berupaya “merajut perca” para Gusdurian yang tersebar di penjuru negeri. Namun dalam dinamikanya, keberadaan Sekretariat Nasional penulis lihat sebagai wujud bergeraknya Gusdurian ke arah gerakan “formal”, dan meninggalkan cara kerja gerakan cair yang dulu menjadi “senjata” andalannya. Hubungan emosional, power dan kepentingan menjadi latar belakang terciptanya jejaring antar anggotanya. Jaringan dengan cara kerja unik berpola konstitutif berupa sinergi jejaring perca antar anggota menjadi kekuatan utama dan strategi gerakan yang membedakannya dengan gerakan sosial serupa. Temuan akan pola berjejaring yang unik dan berbeda dari pola berjejaring yang diterapkan oleh gerakan sosial lainnya menjadi kontribusi utama dari penelitian ini. Penelitian ini pada dasarnya mencoba mengungkap pola dan mengkritisi terkait pengelolaan jejaring yang dilakukan oleh gerakan Gusdurian. Menggunakan kacamata berupa kombinasi konsep gerakan sosial baru, konsep strukturasi ala Giddens serta konsep manajemen jaringan, penulis mencoba melakukan penelitian etnografi dengan terlibat secara aktif pada setiap aktivitas pergerakan jaringan Gusdurian dan Sekretariat Nasional untuk mencoba menghadirkan paparan tentang dinamika dan pengelolaan jejaring yang dilakukan oleh jaringan Gusdurian secara runtut dan mendalam. Harapan penulis, tulisan ini bisa menggambarkan sisi lain dari studi gerakan kebanyakan yang kurang membahas gerakan sosial dari perspektif jaringan. Penelitian ini menurut penulis bisa memperlihatkan sisi lain yang unik dan membedakan Gusdurian dari gerakan sosial pada umumnya, serta menunjukkan fenomena gerakan sosial baru yang tengah berkembang di Indonesia dewasa ini. Kata-kata Kunci : Gusdurian, Gerakan Sosial, Pola, Jaringan, Gagasan, Gus Dur

Various methods are applied by social movements that exist in the society to accelerate their efforts in order to reach their goals. One interesting phenomenon that exists in our society today is Gusdurian movement. A fluid cultural movement, nonpolitical practices, which consists of individuals, local communities and institutions that support the idea, to set an example of Gus Dur’s character, values and principles, and trying to continue Gus Dur’s struggle, now establishing their community as a solid and massive network to reach their goals: spreading Gus Dur’s spirits to the entire society. Until the end of 2014, Gusdurian movement has spread its wings to 90-100 local communities, dozens of institutions, and a number of individuals who until now one knows how many for sure. Synergy of the members sought as much as possible to become a major force network-based movement that has 9 (nine) spirit of Gus Dur as its major resource. To smooth its efforts in managing the network, Gusdurian movement trying to initiate a National Secretariat that seeks to \\"knit the patchwork\\" of Gusdurian that scattered across the country. But in its dynamics, the existence of National Secretariat is slowly moving to the “formal”-way one, and leave the works of “fluid” movement which recently used to be Gusdurian’s “weapon” in its own activity. Emotional relationships, power and interests are fulfiling the background of the networks among its members. Network with a unique way of constitutive patterned patchwork’s synergy between Gusdurian members become the main resource and a kind of movement’s strategy that distinguishes Gusdurian from similar social movements. The finding about unique networking pattern which is so different from other social movements become the main contribution of this study. This study basically trying to reveal the pattern and criticize the network management that applied by Gusdurian movement. Using the combination of new social movements concept, Giddens structuration’s theory and network management concepts, the authors try to do an ethnographic research to be actively involved in any activity that held by Gusdurian movement and the National Secretariat to bring the exposure of the dynamics and management of networks that applied by Gusdurian movement. As the author, I hope this thesis could describe the other side of the study of social movement, especially the perspective of social movement’s network. This study could show the other side of Gusdurian movement and distinguishing it from social movements in general, as well as showing a new social movement phenomena emerging in Indonesia today. Keywords: Gusdurian, Social Movements, Patterns, Networking, Idea, Gus Dur

Kata Kunci : Gusdurian, Gerakan Sosial, Pola, Jaringan, Gagasan, Gus Dur; Gusdurian, Social Movements, Patterns, Networking, Idea, Gus Dur


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.