PRAKTIK KUASA DI BALIK WACANA TAMBANG PASIR BESI (Studi CDA Terhadap Pemberitaan Surat Kabar Flores Pos dan Expo NTT Selama Masa Kampanye)
PAULUS KRIST NGGAA, Miftah Adhi Ikhsanto, Mi.OP
2014 | Tesis | S2 Politik dan PemerintahanStudi ini bermaksud untuk mengungkap praktik kuasa yang bekerja dibalik wacana tambang pasir besi yang diproduksi oleh media massa lokal (Flores Pos dan Expo NTT) terhadap dua kandidat bupati/wabup yakni, pasangan Don Bosco M. Wangge/Dominikus M. Mere (paket Darmawan) dan pasangan Marselinus Y.W Petu/Djafar Achmad (paket MD) yang berlangsung pada masa kampanye putaran Pilkada Ende periode 2014-2019. Dinamika politik lokal secara konkret tampak jelas dalam proses pilkada.Sebagai salah satu bentuk konstestasi politik, terdapat beragam isu dengan berbagai kepentingan dan strategi yang dimainkan demi mendulang suara (voter) dan memenangkan proses pemilihan. Termasuk di dalamnya, melalui penggunaan bahasa yang merefleksikan adanya praktik kekuasaan yang tengah berlangsung. Penggunaan bahasa dalam relasi kekuasaan dapat dilihat jelas melalui pertarungan wacana yang terjadi lewat media massa. Menguatnya wacana tambang pasir besi di Ende dalam pemberitaan Flores Pos dan Expo Ntt selama masa kampanye, sesungguhnya merupakan ekspresi pertarungan kepentingan di antara pihak-pihak yang terlibat dengan bermacam-macam latar belakang. Kondisi yang ada menggambarkan bahwa praktik wacana pada media massa bukanlah sesuatu yang netral. Di balik berita-berita tersebut, terdapat pola relasi kuasa yang mempengaruhi, mengarahkan dan mencoba membentuk realitas pikiran pembaca. Untuk membongkar what behind the text tersebut, maka penulis menggunakan strategi CDA ala Norman Fairclough sebagai kerangka riset dengan tetap memahami konsep wacana dalam terang pemikiran Foucault. Hasil temuan menunjukkan, bahwa dalam pemroduksian wacana tambang pasir besi didominasi oleh kelompok-kelompok yang terepresentasi dalam kekuasaan patriarki (para elit lokal), kekuasaan otoritas klerus/gereja (gembala kepada dombanya) dan kekuasaan pranata sosial (mosalaki kepada ana kalo fai walo) yang berkepentingan menyelamatkan dominasi yang mereka terima untuk melanggengkan kekuasaan mereka dalam struktur masyarakat Ende. Potensi ini menggambarkan bahwa wacana bisa diproduksi oleh siapapun dalam rangka menjalankan kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain. Sebagai pembaca, dibutuhkan sebuah kesadaran kritis untuk memahami realitas sosial yang menyusup dalam teks-teks tersebut.
This study intends to reveal the practice of power that works behind the iron sand mining discourse produced by the local media (Flores Post and Expo NTT) against two candidates regent/vice regent, partner Don Bosco M. Wangge/Dominikus M. Mere (Darmawan package) and couples Marselinus Y.W Petu/Djafar Achmad (package MD) that took place during the election campaign round Ende period 2014-2019. Local political dynamics concretely evident in the election process. As one form of political constestation, there are a variety of issues with a variety of interests and strategies that are played for the sake of gain votes (voter) and won the election process. Including, through the use of language that reflects the ongoing exercise of power. The use of language in relations of power can be seen clearly through the fight discourse that occurs through the mass media. Strengthening discourse iron sand mining in the news flores post and expo ntt during the campaign, in fact an expression of conflict of interest between the parties involved with various backgrounds. Existing conditions illustrates that the practice of discourse in the mass media is not something neutral. Behind the news , there is a pattern of power relations influence, direct and try to shape the reality of the reader's mind. To dismantle what is behind the text, the authors use model Norman Fairclough CDA strategy as a research framework with fixed understand the concept of discourse in the light of Foucault's thought. The findings indicate that the iron sand mining discourse production is dominated by groups represented in patriarchal authority (local elites), the power authority of the clergy/church (shepherd to his sheep) and the power of social institutions ( mosalaki to ana kalo fai walo) which interest saved dominance they receive to perpetuate their power in society structure Ende. This illustrates the potential of that discourse can be produced by anyone in order to run power to influence others. As a reader, it takes a critical awareness to understand the social reality that infiltrated in these texts.
Kata Kunci : Kata Kunci: Kekuasaan, Wacana, Media Massa, Pilkada