AKURASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) MENARA SELULER SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) TERHADAP NILAI PASAR (STUDI DI KABUPATEN SUMBAWA)
SYAHARUDDIN, Dr. Akhmad Makhfatih, MA.
2015 | Tesis | S2 Ekonomika PembangunanPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat akurasi NJOP yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak PBB terhadap nilai pasar properti di Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini menggunakan data perhitungan nilai pasar properti sebagai data primer dan data NJOP sebagai data sekunder. Metoda penentuan sampel yang digunakan adalah metoda cluster sampling yaitu pengambilan sampel dengan membagi populasi ke dalam klaster-klaster berdasarkan zona. Alat analisis yang digunakan adalah assessment sales ratio yang membandingkan antara assessment value (dalam penelitian ini NJOP yang telah dilakukan penyesuaian) dengan sales value (dalam penelitian ini nilai pasar properti). Tidak akurasinya NJOP sebagai dasar pengenaan pajak PBB di Kabupaten Sumbawa masih relatif rendah dibandingkan nilai pasar propertinya, karena tidak bekerjanya assessment dalam pengambilan keputusan penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan pajak PBB. Tingkat penilaian dan tingkat akurasi nilainya rendah dibawa nilai pasar, akibat penetapan NJOP PBB under assessment. Tingkat penilaian yang merupakan rasio NJOP terhadap nilai pasar menggunakan assessment yang menunjukkan bahwa akurasi NJOP terhadap nilai pasar masih relatif rendah, ditunjukkan dari nilai mean sebesar 0,67, yang berada di bawah nilai standar IAAO sebesar 0,90. Mengindikasikan terjadi under assessment dalam penetapan NJOP yang artinya NJOP ditetapkan di bawah nilai pasarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat penilaian yang rendah dalam penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan pajak PBB. Terjadinya under assessment dalam penetapan NJOP yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak PBB apabila dibandingkan dengan nilai pasar properti, maka terdapat potensi kehilangan pajak (opportunity tax) setidaknya sebesar Rp35.194.331.72. Dari 30 sampel telah dapat terwakili 124 populasi, dengan demikian dapat diasumsikan potensi kehilangan pajak empat kali nilai Rp35.194.331,72, sama dengan Rp140.777.326.88 pada tahun 2014.
This research was intended to analyze accuracy level of NJOP used as base for charging land and building tax over property market value in Sumbawa regency. It used data of property market value as primary data and NJOP data as secondary data. The research used cluster sampling in which sample was taken by dividing population into clusters based on zone. Analytical instrument used were assessment sales ratio that compares assessment value (adjusted NJOP) and sales value (market value of property). Inaccurate NJOP as base for charging land and building tax in Sumbawa regency is low compared with market value of its property, due to assessment did not work in making decision of NJOP determination as base for charging PBB. So, assessment level and accuracy were low, below market value, due to NJOP PBB determination is under assessment. Assessment rate that is NJOP to market value ratio used assessment that show low NJOP accuracy over market value, which is indicated with mean of 0.67 below IAAO standard of 0.09. So, it indicates under assessment in NJOP determination in which NJOP is determined below its market value. It reveals that low assessment in NJOP determination is base for charging land and building tax. Due to under assessment in determining NJOP used as base for charging land and tax building, compared with its property market value, there is opportunity tax lost of at least Rp 35,149,331.72. With 30 samples representing 124 populations, it may be assumed that opportunity tax lost is four times of the Rp 35,149,331.72, or equal to Rp 140,777,326.88 in 2014.
Kata Kunci : NJOP penetapan ,assessment tidak bekerja, terjadi opportunity tax