Analisis Putusan Hakim Tentang Pembatalan Akta Wasiat Dalam Hubungannya Dengan Harta Peninggalan Terhadap Anak Angkat (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 677 K/Ag/2009)

WULAN DARI RIA UTAMI, Prof. Dr. Tata Wijayanta, S.H., M.Hum.

2015 | Tesis | S2 Kenotariatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tata cara pembuatan akta wasiat harta peninggalan yang dilakukan oleh para pihak dalam perkara Putusan Mahkamah Agung Nomor 677 K/AG/2009 ditinjau dari Kompilasi Hukum Islam dan pertimbangan majelis hakim dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 677 K/AG/2009 memutuskan perkara pembatalkan akta wasiat terhadap anak angkat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yang menggunakan data sekunder bersumber dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Cara pengumpulan data dengan metode dokumentasi, sedangkan alat pengumpulan data menggunakan studi dokumen. Data diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa tata cara pembuatan akta wasiat harta peninggalan yang dilakukan oleh para pihak dalam perkara Putusan Mahkamah Agung Nomor 677 K/AG/2009 ditinjau dari Kompilasi Hukum Islam tidak sesuai dengan berwasiat pada harta yang diwasiatkan dan wasiat yang merugikan ahli waris . Dalam putusan Mahkamah Agung (MA) hakim membatalkan akta wasiat dan hibah terhadap anak angkat karena tidak memenuhi syarat-syarat wasiat dalam hukum islam dan tanpa persetujuan ahli waris. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tata cara pembuatan akta wasiat harta peninggalan yang dilakukan oleh para pihak dalam perkara Putusan Mahkamah Agung Nomor 677 K/AG/2009 ditinjau dari Kompilasi Hukum Islam tidak sesuai dengan tata cara berwasiat menurut KHI karena harta yang diwasiatkan melebihi 1/3 bagian dan wasiat merugikan ahli waris. Majelis hakim dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 677 K/AG/2009 memutuskan pembatalan akta wasiat terhadap anak angkat karena para pihak yang meminta pembatalan akta tersebut kepada hakim. Adapun pembatalan akta wasiat karena akta yang dibuat tanpa persetujuan ahli waris yang lain dan isi akta wasiat tidak memenuhi syarat-syarat berwasiat, yaitu : penerima wasiat adalah ahli waris pemberi wasiat dan wasiat yang diberikan melebihi 1/3 bagian. Kata Kunci : wasiat, anak angkat, Putusan Mahkamah Agung

This research is aimed at investigating the procedures of making the deed of testament conducted by the parties in the case of the Verdict of the Supreme Court Number 677 K/AG/2009 based on the Compilation of Islamic Law and consideration of the panel of judges in the verdict of the Supreme Court Number 677 K/AG/2009 which decided the case by revoking the deed of testament to the adopted child. This research belongs to a normative juridical research, which used secondary data derived from primary law materials, secondary law materials and tertiary legal materials. Data were collected through documentation method and employing the tool of documentary study. The data obtained were analyzed using content analysis. The results indicated that the procedure of making the deed of testament regarding inheritance made by the parties in the case of the Verdict of the Supreme Court Number 677 K/AG/2009 perceived from the Compilation of Islamic Law was not pursuant to the making the testament on the testate properties and the testament which was disadvantageous to the heir. In the verdict of the Supreme Court (MA), the judges revoked the deed of testament and grants for the adopted child because they did not meet the terms of testament in Islamic law and without the consent of the heirs. Based on the results of the research, it can be concluded that the procedures of making of the deed of testament performed by the parties in the case of the Verdict of the Supreme Court Number 677 K/AG/2009 perceived from the Compilation of Islamic Law was not in accordance with the procedures of making the testament according to the Compilation of Islamic Law because the testate properties exceeded 1/3 of the properties and the testament was disadvantageous to heirs. The panel of judges in the Verdict of the Supreme Court Number 677 K/AG/2009 decided the revocation of the deed of testament to the adopted child because the party requested the revocation of the deed to the judge. Moreover, the deed of testament was revoked because it was made without the consent of the other heirs and the contents of the deed of testament did not meet the terms of the making the testament, namely: the recipient of the testament is the heir of testament grantor and the given testament exceed one third. Key words: testament, adopted child, Verdict of the Supreme Court

Kata Kunci : wasiat, anak angkat, Putusan Mahkamah Agung; testament, adopted child, Verdict of the Supreme Court