ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING INTERNATIONAL TRADE OF COCOA AS MEANS TO IMPROVE COMPETITIVENESS OF COCOA IN INDONESIA

SRI WAHYUNI N AHMAD, lr. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D.

2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Kakao adalah komoditas yang penting di Indonesia. Luas areal perkebunan kakao sekitar 94.600 Ha pada tahun 2012. Sektor Perkebunan memberikan kontribusi sebesar Rp. 159,7539 Trilyun terhadap Produk Domestik Bruto. Indonesia adalah penghasil biji kakao terbesar kedua di dunia setelah Pantai Gading yaitu sebanyak 712.200 ton pada tahun 2011, sedangkan Pantai Gading memproduksi biji kakao sebanyak 1.559.441 ton. Pengidentifikasian terhadap pengembangan jaringan perdagangan internasional untuk produk pertanian dari Indonesia adalah salah satu faktor utama dalam menentukan pembangunan sektor pertanian pada masa yang akan datang. Dalam hal ini, perdagangan biji kakao Indonesia mengalami penurunan ekspor pada tahun 2006-20011 sebesar 15,6 % jika dibandingkan dengan ekspor tahun 2001-2006 (FAOSTAT). Selanjutnya, berdasarkan Teori Ekspor oleh Seyoum (2009) dinyatakan bahwa keberadaan kelas kewirausahaan, efisiensi dari peningkatan kebijakan pemerintah, akses yang aman untuk jasa transportasi dan pemasaran, investasi asing, dan kerangka institusi adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap ekspor. Analisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu deskriptif, eksplanatori, dan preskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Variabel dependen dalam penelitian ini terdiri dari jumlah ekspor dan impor kakao yang diperoleh dari FAOSTAT. Sedangkan, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor produksi dan Indeks Persaingan Global yang diperoleh dari FAO (Food and Agriculture Organization) dan Laporan dari Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum Report). Negara pengekspor kakao terbesar di dunia adalah Pantai Gading, Ghana, Nigeria, Indonesia, dan Belanda (FAOSTAT,2011). Secara geografis, 30 besar negara pengekspor kakao berasal dari seluruh wilayah Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Akan tetapi, negara pengimpor kakao mayoritas adalah negara-negara di bagian utara yaitu Belanda, Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, dan Belgia. Jumlah ekspor dan impor kakao sangat fluktuatif dari tahun ke tahun. Terdapat kecenderungan kenaikan ekspor dari tahun 2010-2011 sebesar 20.8%, sedangkan volume impor cenderung menurun sebesar 8,2% pada periode yang sama. Hasil analisis antara pengaruh faktor produksi terhadap ekspor menegaskan bahwa ada dua faktor yang signifikan yaitu luas lahan dan produksi kakao. Lahan memberikan pengaruh negatif terhadap ekspor yang berarti peningkatan luas lahan kakao tidak meningkatkan jumlah ekspor. Hal ini berkaitan dengan teori produktifitas dimana lahan yang lebih kecil dapat menghasilkan produksi yang lebih besar. Sebaliknya, peningkatan produksi biji kakao secara signifikan akan meningkatkan jumlah ekspor suatu negara. Selanjutnya, hasil analisis antara jumlah impor dan indikator-indikator dari 12 pilar Indeks Persaingan Global menyatakan bahwa terdapat enam faktor signifikan yaitu posisi strategis, konsumsi kakao, biaya terhadap kriminalitas dan kekerasan, kualitas dari pelabuhan, perluasan dari dominansi pasar, dan kemapanan dari sektor perbankan.

Cocoa is an important commodity in Indonesia. Area of cocoa plantation was about 94.600 Ha in 2012. In addition, plantation sector also contributes to Gross Domestic Product (GDP) with value of Rp.159, 753.9 Billions (Statistic Board of Indonesia, 2014). Also, Indonesia is the second largest producer of cocoa beans in the world. Based on FAOSTAT (2011), cocoa production of Indonesia was 712,200 MT. It was only lower than Cote d’Ivoire production (1,559,441 tons). Identifying expanding existing international trade network for Indonesian agricultural products become major factor in determining the future development of the Indonesian agricultural sector. In case of cocoa, there was significant decrease of cocoa beans export from 2006-2011. It fell 15.6% compared to 10.15 % growth rate in 2001-2006 (FAOSTAT). Additionally, based on export theory by Seyoum (2009), presence of an entrepreneurial class, efficiency enhancing government policy, secure access to transport and marketing services, foreign direct investment (FDI), and the institutional framework are considered to be important influential factors of exports. The analysis of this research is divided into three parts which are descriptive, explanatory and prescriptive. This research deals with secondary data. The sources for dependent variables, which are cocoa exports and imports, are obtained from the Food and Agriculture Organization Database (FAOSTAT). On the other hand, independent variables, which are production factors and Global Competitiveness Index, are extracted from FAO data and World Economic Forum Report. The top 5 cocoa exporting countries are Cote d Ivoire, Ghana, Nigeria, Indonesia, and the Netherlands (FAOSTAT, 2011). In addition, the top 30 countries geographically are from all regions, namely Africa, Asia, Europe, and America. Whereas, the top 5 cocoa importing countries mostly are from the north pole which are the Netherlands, United States, Germany, Malaysia, and Belgium. Moreover, the trend of cocoa export and import is fluctuative. The export quantity tends to increase in the following years because there are a significant growth from 2010-2011 as much as 20.8%. In contrast, the volume of import was decreasing by 8.2% in the same period. Analysing relationship between cocoa export and production factors suggests two significant indicators namely land area and cocoa production. Land area has negative relationship with export that means if there is decreasing of land area, cocoa export would increase. This could be explained by the theory of productivity where smaller land can generate more products. In contrary, higher cocoa production will significantly improve cocoa export within a country. Therefore, it indicates that the most important production factors on cocoa export are land area and cocoa production. Likewise, analysing influence of sub-indicators of 12 pillars and other variables on cocoa import generates six significant indicators which are betweenness, cocoa consumption, business cost of crime and violence, quality of port infrastructure, extent of market dominance and soundness of banks. Consequently, it can be concluded that the most determinant factors on cocoa imports are betweenness, cocoa consumption, business cost of crime and violence, quality of port infrastructure, extent of market dominance and soundness of banks.

Kata Kunci : -