Laporkan Masalah

TRANSMISI IDEOLOGI GERAKAN ISLAM POLITIK TIMUR TENGAH TERHADAP GERAKAN ISLAM POLITIK DI YOGYAKARTA DAN SURAKARTA

DRS. ISTADIYANTHA, M.S., Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil.; Prof. Dr. Sangidu, M.Hum.; Dr. Siti Muti‟ah Setiawati, M.A.

2017 | Disertasi | S3 Sastra/Kajian Timur Tengah

Gerakan Islam Politik di Indonesia muncul sebagai akibat dari transmisi ideologi yang datang dari Timur Tengah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa negara yang amat penting pengaruhnya bagi dunia Islam adalah: Saudi Arabia, Mesir, Palestina, Iran, Afganistan, Irak, dan Syria. Transmisi ideologi Gerakan Islam Politik mulai pesat perkembangannya sejak tahun 1980-an (setelah booming harga minyak dunia) . ketika banyak pelajar dan mahasiswa dari Indonesia yang belajar ke Timur Tengah, terutama ke Saudi Arabia dan Mesir. Jalur transmisi yang paling efektif yang lain adalah jalur bantuan personil perang (mujahidin) Arab – Israel, dan perang Rusia – Afganistan. Ideologi yang dipejuangkan adalah, pendirian Negara Islam (Khilafah Islamiyyah(, pemurnian syariat Islam, dan solidaritas Islam. Pada tahun 2013 dan 2014 transmisi ideologi dari Irak dan Suriah begitu cepat menjalar ke Indonesia. Ideologi yang ramai diberitakan media massa adalah ISIS (Islamic State of Iraq and Syria, yang terkenal sebagai suatu gerakan yang beraliran keras. Sikap kekerasan dari perbedaan ideologi antara Sunni, Syiah, dan Khawarij ini menular pada karakter gerakan Islam, pertentangan yang terjadi antara mereka ini dipandang begitu tajam. Setelah Muhammad bin Abdul Wahab (1701 – 1793) menyebarkan pengaruh ideologi Wahabi (menyebarkan ajaran Islam puritanisme) yang bermazhab Hanbali di seluruh semenanjung Arabia, maka muncullah gerakan reformisme Islam, atau lebih dikenal sebagai salafisme berkembang ke seluruh dunia. Pelopornya adalah pemikir-pemikir, reformis-modernis seperti Jamaluddin al-Afghani, (1838-1935), Muhammad Abduh (1849-1905), dan Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935). Mereka berpendapat bahwa pemikiran rasional sebagai dasar dari kemajuan modern, sudah ada di dalam Islam. Gerakan ini memberikan kontribusinya pada pemikiran Islam modern. Selanjutnya, istilah Salafy dan Salafisme di Indonesia mengalami pergeseran arti, sehingga menimbulkan banyak tafsir. Pada penelitian ini Gerakan Islam politik yang ada di Yogyakarta dan Surakarta hanya dibatasi pada lima gerakan saja, yaitu MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), Laskar Jihad, JAT (Jamaah Ansharut Tauhid), Front Pemuda Islam Surakarta, dan Laskar Umat Islam Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transmisi Gerakan Islam Politik Timur Tengan ke Yogyakarta dan Surakarta dan strategi Gerakan Islam Politik dalam memperjuang,an ideloginya. Kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang ilmu budaya, sosiologi agama, dan ilmu politik. Secara praktis penelitian ini dapat dipakai sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan dalam bidang agama Islam khususnya sejarah Islam, pemikiran Islam, dan syariat Islam, yang wawasan ini dapat diterapkan sebagai acuan dalam pembinaan dan penataan suatu organisasi Islam pada periode-periode selanjutnya agar lebih sempurna. Di pihak lain, juga bermanfaat sebagai referensi bagi para pengemban kebijakan di negeri ini dalam upaya menjaga stabilitas nasional dan keutuhan negara RI. Teori yang dipakai untuk mengkaji penelitian ini adalah teori difusi. Analisis data dilakukan secara deduktif dan induktif dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan situasi data dan kebutuhan.

Several countries have their important influences to the Islamic world. Those countries include Saudi Arabia, Egypt, Palestine, Iran, Afghanistan, Iraq, and Syria. Especially in Indonesia, Political Islamic Movement appears as the effect of the ideology transmission coming from the Middle East, either directly or indirectly. The ideology transmission of those movement in Indonesia has begun its rapid development since the 1980s or after the rise of the world oil prices and as numbers of Indonesian scholars went to the Middle East especially Saudi Arabia and Egypt for their study. The most effective transmission is shared through the reinforcements called mujahideen such as in the Arab – Israeli war, and Russian - Afghanistan war because the ideology struggled for is the establishment of the Islamic State (Khilafah Islamiyyah), the purification of Islamic law, and the Islamic solidarity. In 2013 and 2014, the ideology transmission from Iraq and Syria has widely spread in Indonesia. ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), a hardline Islamic movement, has become the ideology frequently discussed in the mass media. The radical views among Sunni, Syiah and Khawarij as distinguished ideologies bring their influence in shaping the characters of Islamic movements. The conflict between those three has been extremely sharp. As Muhammad bin Abdul Wahab (1701 - 1793) brought Wahabi (puritan Islam) under the school of Hanbali throughout the Arabian Peninsula, then came the movement of Islamic reformism commonly known as Salafism which has also been growing throughout the world. The pioneers are the critical thinkers and reformist-modernists such as Jamaluddin al-Afghani (1838-1935), Muhammad Abduh (1849-1905), and Muhammad Rasyid Rida (1865-1935). They argue that the rational thinking as the foundation of modernity, is already set in Islam. As a result, this movement contributes to the modern Islamic thought. Furthermore, the term Salafy and Salafism in Indonesia shifted in meanings, giving rise to multiinterpretations. This study aims at understanding how the Middle Eastern ideologies get transmitted to the political Islamic movements in Yogyakarta and Surakarta and knowing how the movements struggle for their ideologies. There are only five political Islamic movement in Yogyakarta and Surakarta analyzed: the MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), Laskar Jihad, JAT (Jamaah Ansharut Tauhid), Front Pemuda Islam Surakarta, and Laskar Umat Islam Indonesia. This research is expected to give its significance to the cultural studies, the sociology of religion, and political science. Practically, this research can be used as a new knowledge in Islamic studies, especially in the history of Islam, Islamic thought, and Islamic law. This insight, then, might be applied as a reference in creating better developments and structures of the upcoming Islamic organizations. In addition, this can be useful as a reference for the Indonesian policy makers in their efforts to maintain national stability and unity. The theory of diffusion is best applied in this research. The data was both deductively and inductively analyzed and was conducted simultaneously in accordance with the circumstances and needs of the data.

Kata Kunci : Gerakan Islam Politik; pemurnian Islam; Negara Islam (Khilafah Islamiyah); Transmisi ideologi Islam.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.