Laporkan Masalah

WACANARITUALPANAS PELA NEGERI BEINUSAAMALATU DANMANDALISE HATALAIPESSY (Kajian Etnolinguistik)

SULISTIAWATI AIPASSA, Dr. Suhandano, M.A.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Linguistik

Pela seperti yang telah dijelaskan merupakan ikatan persekutuan yang dilakukan oleh dua negeri atau lebih yang tidak dipengaruhi oleh faktor geneologis. Masyarakat Maluku Tengah, khususnya Negeri Beinusa Amalatu dan Negeri Mandalise Hatalaipessy menganggap ikatan ini sebagai ikatan seumur hidup yang tidak dapat diputuskan karena merupakan bagian dari sistem adat. Sebagai sistem adat, bahasa yang digunakan dalam ritual adalah bahasa khusus, yakni bahasa tana dalam bentuk kapata. Dikatakan sebagai bentuk wacana wacana dikarenakan memiliki konteks dan koteks yang utuh. Melalui Ritual Panas Pela Negeri Beinusa Amalatu dan Negeri Mandalise Hatalaipessy, peneliti akan mengkaji struktur, karakteristik bahasa, komponen tutur yang menonjol serta menafsirkan pandangan dan nilai-nilai budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi komunikasi dengan melihat pemakaian bahasa dalam ritual panas pela. metode ini memuat tahapan strategis yang terbagi atas tiga bagian, yakni: pengumpulan data, analisis dan penyajian data dimana tuturan verbal dalam bentuk wacana menjadi data primernya dan simbol non verbal dijadikan sebagai data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, rekaman ritual, dan transkripsi wacana bahasa tana ke dalam bahasa Indonesia. Adapun penulisan ini menghasilkan struktur wacana ritual Panas Pela yang terbagi atas: (1) pendahuluan, (2) isi dan (3) penutup. Karakteristik bahasa yang menonjol dalam ritual ini adalah; (i) bahasa khusus, (ii) bahasa lisan, (iii) literer dan (iv) perumpamaan. Sedangkan komponen tutur yang terdapat dalam ritual ini menggunakan teori SPEAKING Hymes. Selain tuturan verbal, pandangan budaya yang terkandung dalam ritual dihubungkan dengan simbol-simbol yang digunakan dalam ritual. Nilai-nilai budaya yang ditemukan dari proses penelitian adalah: (1) sopan santun, (2) kepercayaan, (3) penghargaan, (4) persaudaraan, (5) kerukunan, (6) pendidikan. Kata Kunci: Panas Pela, Bahasa Tana, Wacana, Pandangan dan Nilai Budaya

As described, Pela was a partnership bond conducted by two or more state which was not influenced by factors genealogy. Society of Central Maluku, especially NegeriBeinusa Amalatu and Mandalise Hatalaipessy assumed this bond as a lifelong bond that could not be broken, because it was a part of the customary system that regulates the life of societies. As customary system, language that was used was a special language, the language in the form of kapata tana discourse. It was Told as a form of discourse because of having intake context and co-text.Through the Heat Pela Ritual of Negeri Beinusa Amalatu and Mandalise Hatalaipessy, researchers will examine structures, characteristics of the language, prominent components of speech and interpret views and cultural values that is exist in the life of the society. The method that was used in this study was ethnography of communication by looking at the use of language in Panas Pela ritual. This method included the strategical stage, divided into three sections, namely: data collection, analysis and presentation of data in which the verbal utterances in the form of discourse was as a primary data and a non-verbal symbol was used as secondary data. Data was collected by interviewing, recording the rituals, and the language of discourse transcription tana into Indonesian. This writing produced discourse structure Panas Pela rituals divided into: (1) introduction, (2) content and (3) closing. Prominent Characteristics of Language in this ritual were; (I) specific language, (ii) oral language, (iii) literary, and (iv) parable, meanwhile the components that were contained in the ritual used Hymes SPEAKING theory. Beside the verbal utterance, cultural views that were contained in Panas Pela ritual were associated with the symbols used in the ritual, so that cultural values that were found from this study are: (1) courtesy, (2) belief, (3) awards, (4 ) brotherhood or love, (5) harmony, (6) education. Key word: Panas Pela, discourse, tana language, cultural value, and view of life

Kata Kunci : Panas Pela, Bahasa Tana, Wacana, Pandangan dan Nilai Budaya; Panas Pela, discourse, tana language, cultural value, and view of life


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.