Laporkan Masalah

Karakteristik Sarang dan Habitat Burung Sikatan Cacing (Cyornis banyumas (Horsfield, 1821)) di Kawasan Karst Menoreh

NURINA INDRIYANI, Dr. Suwarno Hadisusanto

2014 | Skripsi | BIOLOGI

Cyornis banyumas merupakan spesies burung yang mempunyai warna bulu dan suara kicauan yang indah. Keberadaan burung ini di alam liar mulai mengkhawatirkan seiring dengan fragmentasi hutan dan perburuan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku bersarang dan karakteristik sarang burung C. banyumas. Penelitian dilakukan di Dusun Sokomoyo, Desa Jatimulyo, Kec. Girimulyo, Kulon Progo, DIY dan Desa Donorejo, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah pada April-Juni 2012 dan Desember 2012-Januari 2013. Kedua lokasi termasuk dalam kawasan Karst Menoreh. Data yang dikumpulkan meliputi data koordinat sarang menggunakan metode jelajah/line transect, karakter dan material penyusun sarang, struktur vegetasi menggunakan metode kuadrat plot (20m x 20m) sebanyak 2 plot, dan pengukuran parameter abiotik meliputi suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, dan ketinggian tempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa C. banyumas merupakan burung yang masih aktif diburu oleh masyarakat. Sarang burung yang dijumpai sebanyak 12 sarang yang berada pada tebing tanah atau ruas bambu dengan ketinggian rata-rata 79,88 cm dari atas permukaan tanah. Persentase sarang pada tebing tanah 83% dan bambu 17%. Dua sarang yang dijumpai merupakan sarang aktif, sedangkan sepuluh lainnya sudah tidak aktif. Material utama sarang yaitu sabut pohon aren atau daun pohon pinus serta material lain yang lebih halus yaitu lumut, serasah daun, Panicum sp., Sellaginella sp., dan Adiantum sp. Material sarang berasal dari tumbuhan di habitat tersebut. Pohon-pohon juga berfungsi sebagai pemberi naungan sarang dan tempat bertengger untuk berburu makanan dan mengawasi sarang. Periode aktif bertelur C. banyumas yaitu pada peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Dari analisis vegetasi yang dilakukan dapat diketahui IS Sorensen vegetasi lantai 15% dan sapling-pohon 23%, yang berarti mempunyai similaritas rendah.

Cyornis banyumas is a bird species that has beautiful feather colors and song. The bird�¢ï¿½ï¿½s existence in the wildlife needs to be concerned because of forest degradation and human hunting behavior. The aims of this research were to study nesting behavior and nest characteristics of C. banyumas in Sokomoyo Orchard, Jatimulyo Village, Girimulyo, Kulon Progo, DIY and Donorejo Village, Kaligesing, Purworejo, Central Java. Data collection was conducted during April-June 2012 and December 2012-January 2013. The collection data were bird nest coordinate used line transect method, nest character and material, vegetation structure used quadrate plot method (20m x 20m) in two plots, and measured abiotic parameters such as air temperature, soil temperature, air moisture, and elevation. The research showed that people hunted C. banyumas actively. There were 12 bird nests found in soil slopes and bamboo�¢ï¿½ï¿½s internodes with 79,88 cm height. Nest percentage on the soil slopes was 83% and on the bamboo�¢ï¿½ï¿½s internodes was 17%. There were two active nests and ten inactive nests during the research. The nest main material were sugar palm fiber and pine leaves, and another smoother material such as mosses, leaves waste, Panicum sp., Sellaginella sp., and Adiantum sp. The function of the trees were to shaded the nest and perched so the birds could hunt and care for the nest. Active period to lay eggs were on the change of dry season to rain season. Sorensen Similarity Index for ground vegetation in Sokomoyo plot and Donorejo plot was 15% and 23% for sapling and trees. Those meant the vegetation similarity between Sokomoyo and Donorejo were low.

Kata Kunci : Cyornis banyumas, Sikatan cacing, sarang, habitat, perburuan, Sokomoyo, Donorejo


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.