Laporkan Masalah

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI (PPAUD) DI KABUPATEN KULON PROGO (Studi kasus pada PAUD Kunjung Tunas Bangsa)

YULIA MEIRANI INDAH ARDITIA, Dr. Samodra Wibawa; Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo; M. Yoga Pramana, S.I.P, MPP

2014 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Pemerintah memiliki peran untuk menyelenggarakan layanan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar. Hal ini terwujud dalam pelaksanaan program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) dari tahun 2006-2012. Program ini didanai oleh Bank Dunia yang terdiri dari IBRD, bantuan kredit International Development Assitance (IDA) dan hibah dari Pemerintah Belanda. Proyek ini akan memberikan hibah sebesar Rp 90 juta kepada berbagai kelompok layanan masyarakat di 50 kabupaten miskin di Indonesia melalui tahapan seleksi tertentu. Kabupaten Kulon Progo termasuk dalam 50 kabupaten miskin penerima bantuan. Dana stimulan yang diberikan Bank Dunia menjadikan APK PAUD Kabupaten Kulon Progo dari 2006 hingga 2012 yang meningkat pesat hingga memiliki APK tertinggi di tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus di Pos PAUD Kunjung Tunas Bangsa, Dusun Jangkang Kidul, Desa Sentolo yang menerima additional block grant dan menjadi PAUD percontohan. Penulis akan melihat bagaimana implementasi program PPAUD di Pos PAUD tersebut. Pengumpulan data dengan wawancara narasumber sebagai key informan yang akan. Selain itu teknik observasi juga dilakukan untuk menemukan bukti pada data yang tersedia. Program PPAUD di Kulon Progo telah mencapai tujuannya untuk melayani anak usia dini dari keluarga miskin dan meningkatkan jumlah layanan PAUD mandiri. Jumlah anak terlayani di tahun 2006 11.482 hingga tahun 2012, jumlah anak terlayani mencapai 49.461 Lembaga yang terbentuk di tahun 2006 sebanyak 450 lembaga hingga tahun 2012 mencapai 735 lembaga PAUD. Jumlah ini menunjukkan keberhasilan implementasi. Sebelumnya, tidak ada layanan PAUD di Dusun Jangkang Kidul, dengan adanya program 38 anak yang belum terlayani akhirnya mendapatkan layanan PAUD. Penyelenggaraan layanan Pos PAUD di Pos PAUD Anak Bangsa sangat di dukung oleh masyarakatnya, berupa lokasi layanan dan iuran dana. Selain itu para pendidik di lembaga merupakan tendik dan CDW Bank Dunia yang sudah mendapatkan pelatihan khusus. Kegiatan parenting juga selalu dilakukan oleh CDW yang juga pendidik di sana. Layanan posyandu juga diselenggarakan sekalipun bentuknya sederhana. Keterpaduan faktor-faktor saat layanan ini menjadikan layanan Pos PAUD Kunjung Tunas Bangsa baik dan integratif. Keberadaan dana ABG di Pos PAUD ini menunjang layanan semakin baik. Renovasi gedung, penambahan APE, pembelian inventaris dan sebagainya menjadi faktor penunjang kelancaran layanan.

Government has a role to held education services, as basic needs. This happened in PPAUD Program held from 2006-2012. This Program was funded by World Bank, include IBRD, IDA and Grant from Dutch Government. PPAUD gave 90 million to 50 poor districts in Indonesia through curent selections. Kulon Progo is one of poor district. The fund that gave from World Bank make APK (rate partisipation rough) in Kulon Progo increase significantlly until 2012, and become the first to highest one among others disstricts in Provinsi Yogyakarta. This paper use qualitative research, with case study methode in PPAUD Kunjung Tunas Bangsa, Dusun Jangkang Kidul that received ABG (additional block grant) and became the role model of education service and management. The researcher search about how PPAUD program had implemented in PAUD Kunjung Tunas bangsa. The researcher collect data with interview with some key informan. Besides, observation use to find some prove in that data. This program have achieved the goals to serve early chillhood education for poor family and to increase number of education insitution. There was 11.482 children that received education in 2006 and in 2012, 49.461 children received education. There was 450 insititution in 2006, and increase 735 insitution in 2012. This ammount shows that this program is implemented succesfully. Before this, Jangkang Kidul have nothing education institution too. PAUD supported by society by service place and donation. Besides, the teachers have skill and training from World Bank. There was posyandu service too, although simple. The relation between variabels made PAUD Kunjung Tunas Bangsa become integrative and good institution. ABG used to building renovation, become something, increasing APE, purchase invention and make the positif mind to continue the education services. Keywords: program implementation, Block Grant, Additional Black Grant, PAUD, Program PPAUD.

Kata Kunci : Implementasi program, block grant, additional block grant, PAUD, Program PPAUD


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.