Laporkan Masalah

Mengupas Pemikiran politik Abu Bakar Ba'asyir

HENDRA JUANSYAH, Dra. Ratnawati,SU

2014 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Sosok Ba'asyir mencuat dalam lintasan sejarah republik ini. Bukan sebagai pahlawan, negara mengelarinya teroris. Sepak terjangnya dimulai ketika Soeharto berkuasa. Namun yang paling terkenang dalam ingat publik adalah ketika kasus penentangan kebijakan asas tunggal pancasila yang dilakukan oleh Ba'asyir dan sahabat karibnya Abdullah Sungkar. Sejak saat itu nama Ba'asyir sering menjadi aktor Islam politik dalam perang perebutan ideologi negara melawan kelompok nasionalis sekuler yang kini dipastikan telah mapan berkuasa di negeri yang mayoritas Islam ini. Pesona Ba'asyir kembali mencuat ketika dunia dihadapkan pada perang global melawan terorisme yang dikomandoi oleh Amerika Serikat yang kemudian merangkul banyak negara muslim termasuk Indonesia. Ba'asyir dituduh banyak terlibat dalam kelompok dan aksi para teroris yang terjadi di Indonesia. Ba'asyir melawan dengan mengatakan bahwa negara yang mayoritas berpenduduk muslim ini adalah kafir. Demokrasi yang digunakan oleh negeri ini dalam mengatur dirinya dikatakan kafir. Presiden negara yang beragama Islam pun dikatakan sebagai penguasa murtad bahkan dikatakan sebagai thogut. Mengelorakan jihad fi sabilillah sebagai cara melawan penguasa tersebut. Untuk itu penelitian ini hadir dengan dua pertanyaan fokus utama : Bagaimana proses terbentuknya pemikiran politik Abu Bakar Ba'asyir dan Bagaimana pemikiran politik Abu Bakar Ba'asyir tentang demokrasi, pengkafiran pemimpin negara dan aparatnya serta tentang jihad? Dengan metode biografi penelitian ini berhasil menemukan penelusuran bahwa pemikiran politik Ba'asyir adalah akumulasi dari pengalaman perjalanan hidupnya dari kecil. Dari kecil Ba'asyir sudah mendapatkan pendidikan Islam yang baik yang terus ia kembangkan pada tahapan keagamaan selanjutnya. Selain itu Ba'asyir sejak kecil sudah mendapatkan pendidikan dalam dunia organisasi/gerakan yang juga terus ia kembangkan hingga kini ia adalah amir dari sebuah gerakan Islam. Dengan teori sosiologi pengetahuan penelitian ini berhasil menemukan bahwa pemikiran politik Ba'asyir adalah respon dirinya atas kondisi sosial politik yang ia hadapi. Kontek sosial yang menekan dirinya tersebut adalah apa yang selama ini selalu diposisikan oleh Ba'asyir sebagai sesuatu yang kufur dan murtad. Demokrasi yang seolah memberi ruang kepada Islam namun justru membuang Islam serta penguasa yang ia seorang muslim namun banyak mengeluarkan kebijakan yang anti Islam kedua hal ini menjadi kontek sosial yang melatar belakangi pemikiran politik Ba'syir.

Ba'asyir figure has significant influence in this republic. Not as hero but as terrorist in Indonesia governmnet view. His action has started since Soeharto era. However, the most memorized thing by the public was refusal on pancasila as single ideological base in Indonesia together with his companion Abdullah Sungkar. Since that, his name often becomes political Islam actor in ideological struggle of state against nationalis-secular group which has established as dominant power in Indonesia as moslem majority country. Ba'asyir influence has come back when the world faces globar war on terrorism led by USA that also embrace many moslem majority states including Indonesia. Ba'asyir is accused to involve terrorist action and group. Ba'asyir fight back by saying that this country disbeliever. Democracy as the rule for Indonesia is the disbeliever system. The moslem president is also disbeliever and thogut. He asked his follower to make jihad fi sabilillah to fight the goverment. Because of that, this research has two research question as the main focus : How is the process of Abu Bakar Ba'syir political thought dan How is his political thought on democracy, accusing disbeliever of state president and goverment official, and on jihad? With biography method, this research can find that Ba'asyir political thought is the accumulation from his life experience. From his childhood, Ba'asyir has got good islamic education and he improves it to the next religiuos undrestanding as Islamic movement leader. Beside that since his childhood, Ba'asyir got good education in organization/movement from an Islamic movement. This research use sosiological knowledge theory which can find that Ba'asyir political theory is response from social condition suppressing him. Social context which suppresss him is what he states as disbeliever/kufur and murtad/convert. Democracy which seem to give room for Islam and moslem ruler but having many anti-Islam policy and both thing are social context building Ba'asyir political thought.

Kata Kunci : Biografi Abu Bakar Ba'asyir, Demokrasi kafir, penguasa murtad.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.