Memahami Konflik di Muallimin: Pergeseran Strategi dari Mengatasi Pihak Lain menuju Strategi Mengatasi Konflik
MUHAMMAD GHUFRON RUM, Nur Azizah, S.IP., M.Sc
2014 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)ABSTRAKSI Santri sudah seharusnya menaati segala peraturan yang diterapkan di dalam pesantren. Sehingga kiranya dapat tercipta santri-santri yang memiliki karakter kuat dalam beragama mau pun perilaku kesehariannya. Kebiasaan ini dapat ditemukan di dalam Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Di situ, terdapat peraturan-peraturan yang berlaku terhadap santri. Perlu diketahui pula bahwa Muallimin memiliki peraturan yang ketat dan mendetail yang mana dapat mengindikasikan adanya kerentanan konflik. Yang menjadi lawan main dari madrasah adalah santri yang notabene berada pada proses pendewasaan Berkaitan dengan remaja, teori psiko-sosial milik Erikson berujar bahwa masa remaja berada pada proses pencarian jati diri. Di sini terdapat perbedaan kepentingan antara madrasah dengan santri. Di mana di satu sisi santri harus menaati kepentingan madrasah, di sisi lain santri juga memiliki kepentingan yang ia kehendaki. Sehingga pucuk permasalahannya kemudian adalah bagaimana dinamika yang terjadi antara santri dengan madrasah dalam konteks panggung konflik? Selanjutnya, peneliti menggunakan teori konflik untuk digunakan sebagai basis penelitian. Teori konflik digunakan untuk memetakan aktor, alur, serta sumberdaya yang digunakan untuk mengatasi suatu konflik. Dengan ditambahkannya pula aspek psikologi sosial yang berguna dalam memandang determinasi aktor ketika mengaspirasikan kepentingannya sendiri. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif. Dan studi kasus dalam penelitian ini kemudian menjadi bagian dari proses elaborasi penelitian. Studi kasus melakukan tugasnya sebagai pagar sekaligus koridor dalam memahami persoalan tertentu. Dalam penelitian ini pengaruh kultur serta nilai benar-benar mempengaruhi kehidupan sebuah entitas madrasah. Di sisi struktural, peraturan di dalam madrasah menjadi substansi penting dalam berkehidupan di asrama. Pembentukkan karakterlah yang kemudian menjadi dasar adanya mekanisme peraturan di Muallimin. Sementara nilai-nilai menjadi pemandu bagi masing-masing pihak dalam mengaspirasikan kepentingannya di dalam arena Muallimin. ketika nilai yang berbeda bertemu dalam satu arena (nilai yang dianut madrasah dan nilai yang dianut santri), maka kemunculan akan adanya sebuah konflik tak dapat terhindarkan. Proses formasi atas kepentingan santri berada pada masa remaja mereka (15-17 tahun) yang mana pada saat itu berada di kelas IV atau V Aliyah. Perumusan atas kepentingan mereka didapatkan dari hasil perbandingannya dengan situasi sosial lain di luar entitas madrasah yang memiliki sistem sosial berbeda. Hingga perbandingan-perbandingan atas kondisi tadi memformulasikan kepentingan santri yang coba ia artikulasikan dalam panggung madrasah. Pada akhirnya analisis di bagian akhir mencoba menemukan sumber konflik, tindakan-tindakan yang digunakan sebagai strategi konflik, dan merekonstruksi kemungkinan-kemungkinan yang dapat diambil dalam kerangka penyelesaian sebuah konflik. Dengan membaca keadan yang demikian, ditemukanlah pemahaman bahwa strategi yang digunakan oleh aktor untuk mengatasi pihak lain, dapat mengalami pergeseran menjadi strategi untuk mengatasi konflik.
ABSTRACT The students should obey any rules that implemented on the boarding school they lived in. That rule is aimed for making a strong character in religion and behaviour on the students activity. This culture founds on Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. In that school, there is some kind of rules that implied on the student. Muallimin set the rule that contain rigidity and detail aspect, which could indicate some of conflict susceptibility. The party that can be described as rival for the school is a student whose at the state of an adolescent. Related to an adolescent concept, a psycho-social concept compiled by Erikson says an adolescent stand in a process of recognizing themself. This is the fact that makes the difference interest between the school and the student. On the first hand, the student must obey the schools interest, and on the other hand,the student have their own interest. And the main question is how is the detailed process between the student and the school about their conflict? And how will they manage it? Therefore, this research use the conflict theory as a basic analysis to explore the conflict. This theory used for mapping an actor, a process, and also the resource that actors use to handle their conflict. And this research also used a socio-psychological theory, which could explain an actor determination when they articulating their own interest. This analysis use qualitative analysis as a research method, which contains case study as the part of it. And the case study use to elaborate the findings. Case study also doing his job as a fence and corridor all at once when understanding the problems. On this study, a culture and value is quite influencing the schools entity. Structurally, the rules in the school had impact on daily activity quite substantial.The basis argument from the rules that implied on Muallimin is to build students character. And the value play its role as a reference for the actor to expressing their own interest in Muallimin. And when each different values meet on one arena (the students value and the school), a clash between them is unavoidable. The student forming their own interest at their adolescence period (age 15-17). Which at that age they listed as a IV or V Aliyah grade. Their interest is formulated from comparison between their schools entity with other social structure outside the schools fence which had the difference system. And as a result is the student can make their way to articulate their own interest based on their comparison in the school. At the final stage of this study is trying to find a source of conflict, an actions that the party use as their strategies, and to reconstruct the possibilities that can used as a resolution. With that condition, this study comprehend thatthe strategies that each party use is to handle other party. And as a resolution is they can make their strategies instead of surpassing each other but to finish the conflict.
Kata Kunci : Konflik, nilai, kepentingan, resolusi konflik