ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN HARGA TIKET TERHADAP TINGKAT PENGGUNAAN COMMUTER LINE JABODETABEK
AGUS EKA PRATAMA.D, Imam Muthohar, ST., MT., Ph.D
2014 | Skripsi | TEKNIK SIPILINTISARI Commuter Line Jabodetabek adalah angkutan massal berbasis rel yang telah beroperasi sejak tahun 1976 hingga kini, melayani rute komuter diwilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi. Keberadaan Commuter Line Jabodetabek sangat penting untuk menunjang kebutuhan permintaan akan jasa transportasi ditengah-tengah kemacetan yang melanda kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada kenaikan jumlah penumpang Commuter Line Jabodetabek yang disebabkan oleh pemberlakuan sistem tarif baru yaitu sistem tarif progresif dan bantuan dari Pemerintah atau lebih dikenal dengan subsidi lewat skema program PSO (Public Service Obligation), kemudian untuk mengetahui persepsi atau pendapat penumpang Commuter Line Jabodetabek jika dikemudian hari penumpang moda transportasi ini harus dihadapkan pada kondisi kenaikan harga tarif akibat dari penarikan subsidi, dan juga untuk mengetahui persepsi penumpang tentang kondisi Commuter Line saat sistem tarif progresif diberlakukan. Data diperoleh dengan metode simple random sampling dan menggunakan kuesioner yang telah dilakukan validitas sebelumnya kemudian dibagikan kepada para responden yaitu penumpang pada Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Juanda, dan Stasiun Bogor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan data survei lapangan yang kemudian dilakukan rekapitulasi data karakteristik meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan tiap bulan, dan moda yang digunakan sebelum beralih menggunakan Commuter Line Jabodetabek, data persepsi penumpang, dan data kondisi kenaikan tarif yang kemudian dilakukan perbandingan pada setiap variabel yang ada dengan cara analisis tabulasi silang atau crosstab. Hasil dan analisis yang didapatkan dari metode crosstab maupun menggunakan persentase perbandingan yaitu terdapat tingkat penurunan minat jumlah penumpang pada kondisi kenaikan harga untuk 5 stasiun pertama dan untuk 3 stasiun berikutnya, akan tetapi terdapat kenaikan minat penumpang pada kondisi kenaikan tarif hanya untuk 5 stasiun pertama. Hal tersebut dapat dijadikan acuan kepada pihak pengelola Commuter Line Jabodetabek dalam hal ini PT. KAI Commuter Jabodetabek untuk mengambil kebijakan terkait penentuan harga tarif di massa yang akan datang, dan data persepsi penumpang tentang kondisi terkini Commuter Line dapat menjadi bahan pertimbangan untuk terus meningkatkan fasilitas dan kualitas pelayanan, sehingga kedepannya moda transportasi ini dapat menjadi andalan dalam jasa transportasi untuk melayani masyarakat Jabodetabek. Kata kunci: Commuter Line Jabodetabek, Harga Tarif, PSO (Public Service Obligation), Persepsi Penumpang
ABSTRACT Commuter Line Jabodetabek is a rail-based mass transit that has been in operation since 1976 until now, serving the commuter region of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. Commuter Line Jabodetabek existence is essential to support the needs of the demand for transportation services in the midst of the congestion that takes place in Jakarta and surrounding areas. This study aims to determine the change in the increase in the number of passengers Line Commuter Line Jabodetabek caused by the imposition of a new tariff system is progressive tariff system and the assistance of the Government, or better known as the subsidy scheme through PSO (Public Service Obligation), and then to determine the perceptions or Commuter Line passenger opinion if future passenger transport modes should be exposed to conditions of price increases due to the rate of withdrawal of subsidies from the government, and also to know the perception of passengers about the current condition of the Commuter Line system of progressive rates apply. Data obtained by simple random sampling method and using questionnaires that have been previously validated and then distributed to the respondents that passengers on the Jakarta Kota Station, Juanda Station, and Bogor Station. Data analysis was performed using field survey data were then conducted data summary characteristics, the perception of the respondents, and the data rate increases that condition then performed comparisons on any variable that is the way crosstab. The results and analysis obtained from the crosstab method or using a percentage ratio of the reduced rate of interest that there are number of passengers on the condition of rising prices for the first 5 station and for the next 3 stations, but there is increasing interest in the condition of the passenger fare increase is only for the first 5 stations. It can be used as a reference to the manager of Greater Jakarta Commuter Line in this case PT. KAI Commuter Jabodetabek to retrieve related pricing policy rates in the upcoming mass and passenger perception data about current conditions Commuter Line can be considered to continue to improve the facilities and quality of service, so that future modes of transportation can be a mainstay in the transportation services to serve Jabodetabek community. Keywords: Commuter Line Jabodetabek, Price Rates, PSO (Public Service Obligation), Perception Passengers
Kata Kunci : Commuter Line Jabodetabek, Harga Tarif, PSO (Public Service Obligation), Persepsi Penumpang