Karakteristik Inang Sekunder Cendana (Santalum album L.) dan Formasinya pada Hutan Rakyat di Desa Petir, Kec. Rongkop, Kab. Gunungkidul
ARDIATMA MAULANA, Dr. Priyono Suryanto, S.Hut., M. P. ; Ir. Adriana, M.P.
2014 | Skripsi | BUDIDAYA HUTANCendana merupakan tanaman yang bersifat hemi-parasitik, sehingga tanpa adanya inang tumbuhan ini akan hidup merana. Cendana salah satu jenis yang banyak berkembang secara alami pada hutan rakyat di Gunungkidul. Informasi tentang inang sekunder cendana di hutan rakyat masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik jenis tanaman inang sekunder cendana pada berbagai tingkatan ketinggian tempat dan pola formasi asosiasinya, di hutan rakyat. Penelitian ini dilaksanakan pada perbukitan karst hutan rakyat di Dusun Petir B, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul yang dibagi menjadi 3 zona ketinggian. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode purposive sampling dan quadran sampling. Petak ukur yang digunakan adalah nested sampling. Data yang diambil meliputi data biotik dan data fisik lingkungan pada habitat hutan rakyat. Analisis yang digunakan adalah analisis vegetasi menggunakan INP, analisis statistik asosiasi antarspesifik dan analisis kuantitatif deskriptif formasi asosiasi berupa pembuatan layout formasi asosiasi dengan menggunakan CorelDRAW X4. Cendana berasosiasi positif dengan formis, jati, mahoni dan gamal pada Zona Ketinggian 1 dengan inang jenis formis paling berperan penuh. Cendana berasosiasi positif dengan formis, jati, mahoni dan gamal pada Zona Ketinggian 2 dengan inang jenis formis dan jati paling berperan penuh. Cendana hanya berasosiasi positif dengan formis dan jati pada Zona Ketinggian 3 dengan inang jenis formis paling berperan penuh. Pola formasi asosiasi inang sekunder cendana berbentuk cluster atau mengelompok baik di Zona 1, 2 maupun 3. Cendana akan tumbuh menyebar di sekitar tanaman inang dengan jarak maksimal 250 cm untuk jenis formis, 200 cm untuk jenis jati, 150 cm untuk jenis mahoni dan 200 cm untuk jenis gamal.
Sandalwood is a hemiparasite plant, so this plant will be life miserable without the host plant. Sandalwood is one of many type of plant that grows naturally on Gunungkidul community forest. The Information about secondary host of sandalwood in community forest is still very limited. This research aims to know about the characteristics and the pattern association formation of Sandalwood secondary host plant at different altitude levels in the community forest. This research was held at community forest karst hills of Petir B Orchard, Petir Village, Rongkop District, Gunungkidul Regency that divided into 3 altitude zones. The data were collected by using purposive sampling and quadran sampling methods. The plots that used in this research was nested sampling. The biotic and physical environment data were type data which has taken on community forest. The analysis of vegetation using INP, statistical analysis and quantitative descriptive interspesifik association formation analysis was using CorelDRAW X4 to make layout of formation association. Sandalwood has positif association with formis, teak, mahogany and gamal at altitutde Zone 1 with formis that take most role of host plant. Sandalwood has positif association with formis, teak, mahogany and gamal at altitutde Zone 2 with formis and teak that take most role of host plant. Sandalwood has positif association with formis and teak at altitutde Zone 3 with formis that take most role of host plant. The pattern association formation of secondary sandalwood host were clustered both in Altitude Zone 1, 2 and 3. Maximum distance of sandalwood host plant is 250 cm with formis, 200 cm with teak, 150 cm with mahogany, 200 cm with gamal and will spread around the host plant.
Kata Kunci : Inang sekunder, cendana, formasi, hutan rakyat