Laporkan Masalah

PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERDAYAAN NAPI (Studi Mengenai Kinerja Petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Klaten dalam Pemberdayaan Napi)

DEFITA PITRI HASTUTI, Drs. S. Djuni Prihatin, M.Si

2014 | Skripsi | ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Lembaga Pemasyarakatan sebagai tempat untuk melaksanakan pembinaan bagi para narapidana mempunyai visi untuk melakukan pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan (reintegrasisosial) dengan menjujung tinggi prinsip pengayoman kepada masyarakat dan individu. Sedangkan misi yang diemban adalah mengoptimalkan pelaksanaan perawatan tahanan, pembinaan, dan pembibingan warga binaan pemasyarakatan dalam rangka penegakan hukum dan hak azasi manusia.Guna mewujudkan visi dan misi Pemasyarakatan yang tercantum di atas sangat diperlukan kinerja yang baik dari organisasi yang bersangkutan. Kinerja sangat menentukan tercapai atau tidaknya visi dan misi yang diemban. Semakin baik kinerja Lembaga Pemasyarakatan maka kemungkinan tercapainya visi dan misi juga jauh lebih besar. Ukuran yang sering digunakan untuk melihat kinerja organisasi public adalah : efisiensi, efektivitas, keadilan, daya tanggap, sarana dan prasarana, produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, serta persamaan pelayanan. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 indikator, yaitu: responsivitas, kualitas layanan dan persamaan pelayanan. Pemilihan ketiga indikator tersebut disebabkan karena isu-isu yang terdapat di sebagian banyak lapas di Indonesia bahwa kualitas layanan di lapas kurang maksimal dan terdapat perbedaan perlakuan dari petugas lembaga pemasyarakatan terhadap napi. Peneliti memilih responsivitas, kualitas layanan dan persamaan pelayanan untuk dijadikan indikator. Metode pemeriksaan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode trangulasi (triangulation). Dalam penelitian ini digunakan triangulasi data. Teknik ini berarti proses pengumpulan data yang diperoleh dari satu pihak akan dibandingkan dengan data-data yang diperoleh dari pihak yang lainya. Data dari hasil wawancara dengan napi sebagai obyek dalam pemberdayaan dibandingkan dengan hasil wawancara dari petugas sub seksi kegiatan kerja dan dengan kepala seksi bimbingan napi Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja petugas lembaga pemasyarakatan dalam pemberdayaan napi bisa dikatakan baik. Dilihat dari responsivitas, adanya tanggapan dari petugas terhadap keluhan dan aspirasi napi. Kualitas layanan dalam kegiatan kerja selalu berjalan tertib , lancar dan teratur. Sedangkan persamaan pelayanan tidak ada perlakuan khusus untuk napi dengan kasus yang berbeda. semua napi mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengikuti kegiatan kerja. Napi yang sebelumnya tidak mempunyai ketrampilan kemudian dia mendapatkan ketrampilan di lembaga pemasyarakatan melalui bimbingan kerja, hal tersebut mewujudkan bentuk keberdayaan napi. Jadi pemberdayaan dalam penelitian ini adalah upaya petugas lembaga pemasyarakatan dalam mempersiapkan napi untuk kembali ke masyarakat kelak.

Prison as a place to conduct training for the inmates to have a vision for the restoration of the unity of life relationship , life , and livelihood ( reintegrasisosial ) upholds the principle individu.Sedangkan aegis to the community and the mission is to optimize the treatment of prisoners , coaching , and pembibingan prisoners in the framework of the rule of law and human rights manusia.Guna realize the vision and mission set forth above Corrections indispensable good performance of the organization bersangkutan.Kinerja will determine whether or not achieve the vision and mission diemban.Semakin better performance then the possibility of prison achievement of the vision and mission are also much larger . Measure often used to look at the performance of public organizations are : efficiency , effectiveness , fairness , responsiveness , infrastructure , productivity , quality of service , responsiveness , responsibility , accountability , and equality of service . However, in this study only uses three indicators , namely : responsiveness , service quality and service equation . Selection of three indicators due to the issues contained in most many prisons in Indonesia that the quality of service at less than the maximum prison and there are differences in the treatment of prison staff to choose napi.Peneliti responsiveness , service quality and equality of service to be indikator.Metode examination on the data in this study is trangulasi method (triangulation ) .In this study used data triangulation . This technique means that the process of collecting the data obtained from one party will be compared with data obtained from other parties . Data from interviews with prisoners as objects in empowerment compared with interviews of officers and sub- section work activities with the guidance of the head section of prisoners The results of this study concluded that the performance of prison staff in the empowerment of the prisoner can be said baik.Dilihat of responsiveness , lack of response to complaints from officers and inmates aspirations . Quality of service in work activities are always orderly , smooth and regular . While the equation no special treatment services for inmates with inmates berbeda.semua cases have the same opportunity in following work activities . Inmates who previously did not have the skills then he got skills in prisons through vocational guidance , they manifest form of empowerment napi.Jadi empowerment in this study is a correctional officer in an effort to prepare inmates to return to society someday .

Kata Kunci : lembaga pemasyarakatan, kemandirian, kinerja petugas, responsivitas, kualitas pelayanan, persamaan pelayanan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.