Laporkan Masalah

Penyebaran Nilai dan Norma Pada Masyarakat Jejaring di Internet (Studi Kasus Interpretasi Internet Meme Pedobear)

PULUNG SEPTYOKO, Drs. Purwanto, S.U., M.Phil.

2014 | Skripsi | Sosiologi

Konsep global village yang dikemukakan Marshall McLuhan pada tahun 1962 termanifestasi dengan jelas pada internet pada masa kini. Ruang baru yang dibentuk lewat transaksi informasi ini memiliki karakteristik dimana keberadaan secara fisik digantikan dengan aliran data pada jaringan internet. Karakteristik ini memudahkan individu dan kelompok yang awalnya terpisah oleh konsep klasik jarak ruang fisik dan waktu untuk bertemu dan berinteraksi dengan lebih intensif. Manuel Castells menyatakan bahwa berjejaring antar kelompok pada akhirnya adalah sebuah keniscayaan. Berjejaring sudah menjadi sebuah norma pada era dimana informasi menjadi kapital. Kelompok-kelompok dengan nilai dan norma berbeda dipertemukan dalam sebuah ruang yang cair di internet. Pertanyaan setelahnya adalah bagaimana kemudian norma-norma dan nilai-nilai berbeda tersebut berkembang dalam jejaring internet? Individu dan kelompok di internet berinteraksi dalam sebuah ruang baru yang sama, tetapi tetap saja ada nilai dan norma lokal diantara mereka. Pada prakteknya, internet pernah memiliki kekurangan dalam ketidak mampuannya menyampaikan rangsangan fisik seperti ekspresi dan intonasi, kekurangan ini berarti berkurangnya ekspresi emosi yang ditransmisikan antar penggunanya. Dalam proses mengatasi kekurangan tersebut muncul berbagai teknologi dan metode untuk menyampaikan emosi secara utuh, salah satunya adalah kemunculan meme. Diantara banyak meme yang berkembang pada masyarakat internet salah satunya adalah pedobear. Pedobear berkembang dari Jepang, merambah ke masyarakat global, hingga diadopsi masyarakat lokal Indonesia. Menggunakan data yang dikumpulkan lewat observasi di situs-situs lokal Jepang, global, dan Indonesia penelitian ini mencoba memahami setiap makna pedobear yang berkembang di Jepang, Indonesia, dan transisi maknanya dalam komunitas virtual. Studi kasus perubahan interpretasi makna pedobear, faktor pendorong dan penghambat perubahan interpretasi makna pedobear pada setiap komunitas dijelaskan menggunakan teori konstruksi sosial oleh Peter Berger. Melalui data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa setiap komunitas memiliki interpretasi makna berbeda akan pedobear. Perbedaan konstruksi dan interpretasi makna tersebut disebabkan karena perbedaan pengalaman kolektif tiap komunitas dalam kaitannya dengan meme pedobear. Beberapa komunitas pada kenyataannya mengadopsi pedobear dari komunitas lain, tetapi proses ini tidak terhenti pada sebatas meniru. Tiap komunitas melakukan konstruksi ulang pedobear menyesuaikan dengan pengetahuan-pengetahuan komunitas tersebut berkaitan dengan internet meme pedobear dan konsep-konsep pendukungnya seperti pedofilia, pedofil, dan bahasa.

Marshall McLuhan's concept of global village clearly manifested in todays space created by the internet. This new space created by transaction of information has a characteristic where physical manifestation replaced by flows of data in the internet network. This new characteristic makes every person and community who separated with the old concept of physical world and time could meet and interact more intensely. Manuel Castells stated that creating networks between communities had become a necessity. Networking already becomes norm in the era where information considered as a capital. Communities and groups with different norm and value converge in this fluid space created by theinternet. The next question now would be how those various norm and value thrive or evolve in this new space. Thes community and even every person who interact in this new global space still keep their local norm and value between them. In practice, internet have limitation in how it transmit physical impulse like facial expression or voice intonation, this limitation meant that every interaction between users might lack its emotional expression. In the process of tackling these limitations, many method and tehnology created to wholy express those emotions; one of them is the emergence of meme. One of the meme which created in this process is pedobear. Pedobear created in Japan community, spreaded into global community, until finally adopted by Indonesian community. This research try to observe and understand every meaning pedobear have in Japan, Indonesia, and its transition in the virtual community. Peter Berger's theory of socal construction used to explain how the meaning change and what's the influencing factors behind it. From the observation, it could be concluded that every community have different interpretation of pedobear. These different construction and interpretation affected by different collective experience between communities. In reality many community are adopting pedobear from others community, but this process isn't just copying. Every community reconstrut pedobear using their own stock of knowledge which have relation to internet meme pedobear. Concepts like pedophilia, pedophile, and language clearly have influences in how every community interprets pedobear.

Kata Kunci : internet meme, pedobear, masyarakat jejaring, komunitas internet, konstruksi sosial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.