Ubiquitous City dan Perkembangannya Menuju Smart City (Kasus: Kota Seoul)

VIVI OKTAVIA, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MUP, Ph.D

2014 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Beberapa dekade lalu, Korea Selatan tidak lebih baik dari negara dunia ketiga lainnya dalam ekonomi dan kondisi penduduknya. Pada tahun 1960 PDB per kapita Korea Selatan bahkan lebih rendah daripada beberapa negara di Afrika, Amerika Latin, dan negara di Asia lainnya. Namun sekarang Korea Selatan telah menjadi pusat perhatian akademis maupun politis karena pada waktu yang bersamaan telah sukses baik dalam perkembangan ekonomi dan demokrasi. Dalam perkembangannya Seoul sebagai ibukota Korea Selatan telah menjadi faktor pendukung yang sangat signifikan dalam pertumbuhan perekonomian negara ini. Pertumbuhan perekonomian yang cepat ini menyebabkan berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, emisi karbondioksida yang tinggi dan sebagainya. Pada tahun 2004 pemerintah Seoul mencetuskan sebuah konsep pembangunan perkotaan berbasis TIK yaitu ubiquitous city. Ubiquitous city inilah yang kemudian berkembang menjadi sebuah pembangunan dengan konsep smart city di Seoul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan konsep ubiquitous city di Seoul, mendeskripsikan penerapan konsep smart city setelah penerapan ubiquitous city di Seoul, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari ubiquitous city ke smart city di Seoul, dan mengidentifikasi dampak keruangan dari penerapan ubiquitous city tersebut. Dengan metode deskriptif kualitatif menggunakan teknik konten analisis penelitian ini mendeskripsikan mengenai bagaimana konsep perencanaan berbasis TIK diterapkan di Seoul dan perkembangannya serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Dari analisis temuan data-data yang ada ditemukan bahwa konsep ubiquitous city berhasil mengurangi tingkat kemacetan dan emisi karbon dioksida di Seoul. Implikasi lainnya adalah sebuah pengenalan akan nilai baru dari ruang terbuka.

A few decades ago, South Korea was not better than any other third world countries in terms of economy and condition of its people. In 1960 GNP per capita of South Korea was even lower than some of the countries in Africa, Latin America, and other Asian countries. But now South Korea has become center of attention of academics and politics because in the same time it has succceded in its economy and democracy. In its development, Seoul as the capital of South Korea has become the most significant supporting factor in this country economic growth. This rapid economic growth has caused many urban issues such as congestion, traffic, environmental issue, etc. In 2004 Seoul Government brought up an urban development concept base on ICT called ubiquitous city. This ubiquitous city concept will later be developed to a more advanced concept called smart city. The objectives of this research are to describe how ubiquitous city and smart city are being implemented in Seoul, to identify affecting factors of ubiquitous city to smart city development and to identify the implication of this ubiquitous city concept to Seoul spatial condition. With qualitative descriptive method using content analysis technique, this research describes about how ICT base planning has been implemented in Seoul and its development, also the factors which affecting the development. From the analysis, writer discovered that ubiquitous city concept succeded in decreasing level of congestion and pollution in Seoul. The other implication is introduction of new value of an open space.

Kata Kunci : ubiquitous city, smart city, TIK, pengembangan perkotaan, ICT, urban development