Laporkan Masalah

Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Pemetaan Daerah Rawan Banjir Di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat

ARIF SUSANTO, Barandi Sapta Widartono, S.Si., M.Si.

2014 | Tugas Akhir | D3 PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

Banjir yang terjadi di Karawang telah berlangsung setiap tahun dan melanda sebagian besar kawasan sekitar aliran sungai Citarum. Banjir ini disebabkan oleh peningkatan volume air sungai sehingga sungai tidak dapat menampung air dan meluap ke daerah sekitar aliran sungai sehingga menyebabkan banjir limpasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daerah rawan banjir di Kabupaten Karawang dengan memanfaatkan data penginderaan jauh dan sistem informasi geografi, serta mengkaji ketelitian data penginderaan jauh untuk memperoleh parameter fisik lahan. Citra Landsat 8 dan Citra SRTM digunakan untuk memperoleh data parameter lahan yang berpengaruh terhadap penentuan daerah rawan banjir. Metode yang digunakan untuk mendapatkan zonasi kerawanan banjir yaitu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berjenjang tertimbang. Adapun analisis data yang dipakai dengan menggunakan metode Scoring parameter kerawanan banjir meliputi kemiringan lereng, intensitas curah hujan, kerapatan drainase, infiltrasi tanah dan penggunaan lahan, dimana setiap parameter diberikan skor nilai dan bobot masing-masing yang kemudian dilakukan operasi spasial dengan metode overlay. Peta Zonasi Kerawanan Banjir yang dihasilkan dibagi menjadi 5 kelas yaitu sangat rawan, rawan, cukup rawan, agak rawan dan tidak rawan. Peta Zonasi Kerawanan Banjir ini diklasifikasikan berdasarkan nilai skor total maksimum dikurangi nilai skor total minimum yang kemudian dibagi sebanyak jumlah kelas kerawanan banjir yang diinginkan. Daerah yang sangat rawan terhadap banjir yaitu menyebar di bagian utara kabupaten karawang meliputi sebagian kecamatan Pakisjaya, kecamatan Tirtajaya, kecamatan Cibuaya dengan luas wilayah cakupannya 364,92 km² atau sebesar 19% dari luas keseluruhan Kabupaten Karawang. Sedangkan untuk daerah wilayah Kabupaten Karawang yang lainnya termasuk dalam kelas rawan hingga tidak rawan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh berupa peta Kerawanan Banjir, ditemukan daerah yang sangat rawan memiliki karakteristik kemiringan lereng (topografi) datar, tingkat kerapatan drainase agak jarang, permeabilitas infiltrasi tanah yang sangat jelek, penggunaan lahan yang berupa pemukiman, sawah dan tambak, serta intensitas curah hujan rendah hingga sedang. Pada daerah yang sangat rawan ini memiliki kerapatan drainase agak jarang dan intensitas curah hujan rendah hingga sedang, seharusnya daerah ini memiliki kerapatan drainase rapat serta curah hujan yang tinggi namun ditemukan hasil yang lain. Hal ini karena dipengaruhi oleh pemberian bobot tiap parameter berbeda-beda, untuk bobot paling tinggi diberikan pada parameter kemiringan lereng, sedangkan untuk parameter kerapatan drainase dan curah hujan bobot yang diberikan kecil. Karena parameter yang paling berpengaruh adalah parameter kemiringan lereng.

Floods occurred in Karawang has taken place every year and hit most of the area around the Citarum river basin. Flooding is caused by an increase in the volume of river water so that the river can not hold water and overflowed into the area around the river, causing flood runoff. This study aims to determine the flood prone areas in Karawang by utilizing remote sensing data and geographic information systems, as well as reviewing the accuracy of remote sensing data to derive physical parameters of the land. Landsat 8 and SRTM imagery is used to obtain the data parameters that affect the determination of land flood prone areas. The method used to obtain zoning flood vulnerability by using a quantitative approach tiered weighted. The analysis of the data that is used by using the method of flood vulnerability Scoring parameters include slope, rainfall intensity, drainage density, soil infiltration and land use, where each parameter is given a score value and the weight of each operation is then performed with a spatial overlay method. Zoning Map Flood Vulnerability produced were divided into five classes which are very prone, prone, quite vulnerable, rather vulnerable and not vulnerable. Zoning Map Flood vulnerability is classified based on the maximum value of the total score minus the minimum value of the total score which is then divided by the number of classes desired flood vulnerability. The area is prone to flooding that is spread in the northern part of the district includes several subdistricts Pakisjaya karawang, Tirtajaya sub-district, district Cibuaya with an area of 364.92 km² scope or 19% of the total area of Karawang regency. As for the area of Karawang regency other region included in the class are not prone to prone. Based on the results obtained in the form of flood vulnerability maps, it was found that the area is prone to have the characteristics of slope (topography) flat, level rather sparse drainage density, permeability soil infiltration very ugly, land use in the form of settlements, fields and ponds, as well as the intensity of rainfall low to moderate rain. In the highly vulnerable areas have drainage density is rather sparse and low intensity to moderate rainfall, this area should have a meeting drainage density and high rainfall but found other results. This is because it is influenced by assigning weights to each of the different parameters, for the highest weight is given to the slope parameter, while for parameters and rainfall drainage density is given little weight. Because most influential parameters are the slope parameters.

Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis, Kerawanan Banjir, Citra Landsat, Karawang.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.