Tingkat Laju Pelarutan Dan Penyerapan Karbon Di Kawasan Karst Gunung Sewu Menggunakan Standard Limestone Tablets Dan Hidrokimia Studi DTA Mata Air Ngeleng, Giritirto, Purwosari, Gunung Kidul

GHUFRAN ZULQISTHI, Dr.Eko Haryono, M.Si

2014 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Potensi penyimpan karbon terbesar di alam merupakan batuan karbonat sehingga keberadaan batuan karbonat memiliki peran penting dalam siklus karbon global. Batuan karbonat merupakan batuan penyusun utama dari bentuklahan karst dalam proses solusional atau karstfikasi. Berbagai metode perhitungan penyerap an karbon dalam proses karstifikasi telah berkembang hingga saat ini. Salah satunya adalah metode standar limestone tablets dan hidrokimia dimana kedua metode ini menggunakan pendekatan Karst Dynamic System (KDS). Metode ini dapat menjelaskan secara komprehensif mengenai proses KDS. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis variasi laju pelarutan batuan gamping pada berbagai kondisi lahan di daerah tangkapan air mataair karst di daerah penelitian dan menghitung jumlah potensi serapan karbon pada proses pelarutan batuan karbonat di daerah penelitian menggunakan limestone tablets dan metode hidrokimia. Laju pelarutan dan penyerapan karbondioksida diperoleh dari pengukuran secara langsung dilapangan. Laju pelarutan batuan karbonat diukur pada berbagai kon disi lahan seperti perbedaan penggunaan lahan yakni tegalan dan hutan, perbedaan morfologi yakni lembah dan lereng bukit dan perbedaan kedalaman tanah ( -20,-50,-70 cm). Penyerapan karbon menggunakan standard limestone tablets diukur berdasarkan nilai laju pelarutan yang dikalkulasikan dengan luas wilayah, sedangkan secara hidrokimia menggunakan kalkulasi antara nilai debit mataair dan kandungan ion bikarbonat.Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2012 – Oktober 2013 Hasil menunjukan laju pelarutan batuan karbonat pada penggunaan lahan tegalan memiliki nilai yang lebih tinggi darripada hutan pada berbagai kedalaman tanah. Pada kedua penggunaan lahan laju pelarutan terbesar berada pada kedalaman - 50 cm. Laju pelarutan batuan karbonat terkecil adalah yang berada 100 cm diatas permukaan. Laju pelarutan batuan karbonat dikontrol secara kuat oleh nilai absolut konsentrasi karbondioksida yang terkandung didalam tanah. Secara umum topografi lembah memiliki nilai laju pelarutan yang lebih tinggi daripada lereng perbukitan dimana perbedaan nilai selisih laju pelarutan berkisar antara 22 – 69 % pada kedua topografi tersebut per kedalaman tanah . Nilai penyerapan karbondioksida yang dihasilkan berdasarkan metode standard limestone tablets menunjukan nilai sebesar 3.3 ton/tahun, sedangkan dengan metode hidrokimia menghasilkan nilai sebesar 7.9 ton/tahun.

Based on the previous research has noted that the largest carbon storage potential in nature is the carbonate rocks. Therefore, the presence of carbonate rocks have a vital role in the global carbon cycle. Carbonate rocks are the main characteristic rocks which indicate the karst landscape in solutional process or karstification. Various methods of calculation of carbon sequestration in the process of karstification continues to grow to this day. One was the standard of limestone tablets and hydrochemistry where both of these methods use the approach of Karst Dynamic System (KDS). This method can be explained comprehensively on the process of KDS. The purpose of this research is to analyze the variation rate of corrosion limestone rocks on a variety of conditions of land in the catchment area of Ngeleng Spring and calculate the amount of carbon sequestration potential in the process of dissolving the carbonate rocks in the area of research using limestone tablets and hydrochemistry methods. The rate of dissolution and carbon dioxide absorption of carbonate rocks were retrieved from direct measurements in research area. The corrosion ra te of carbonate rock were measured at various land conditions, such as differences in land use which dry agricultural land and forest, the differences in topography which valleys and hill slope and the difference in the depth of the soil (-20,-50,-70 cm). Carbon sequestration measurement used standard limestone tablets based on the result of corrosion rate of carbonate rocks in research area, whereas in hydrochemistry method used a calculation between discharge and bicarbonate ions of spring. This research was conducted in October of 2012 – October 2013. The result shows that the dissolution rate of carbonate rocks in dry agricultural land has a higher value than the forest at different soil depths. The largest dissolution rate of both dry agricultural land and forest land use is at a depth of - 50 cm. The smallest rate of dissolution carbonate rock is at 100 cm above the surface. The dissolution of carbonate rocks strongly controlled by the absolute value of the concentration of carbon dioxide. In general, the dissolution rate of the valley has higher value than the slopes of the hills where the differenc e between the rate of dissolution about 22-69%. The result of carbon dioxide sequestration based on standard limestone tablets showed the value of 3.3 tons/year while the hydrochemistry method generates the value of 7.9 tons/year.

Kata Kunci : Karst, Laju Pelarutan, Penyerapan Karbon, Limestone Tablets, Hidrokimia