Laporkan Masalah

PENAMAAN UNIK MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI YOGYAKARTA : KAJIAN BENTUK KEBAHASAAN DAN PEMBENTUKANNYA

VINA PERIANCY N., Drs. Suharsono, M.Hum

2014 | Skripsi | SASTRA INDONESIA

Nama menu yang terdapat dalam daftar menu di suatu rumah makan merupakan suatu sarana komunikasi antara pembeli dan penjual dalam bentuk tertulis. Nama menu umumnya menunjuk pada jenis, bahan, atau cara mengolah menu yang akan disajikan. Akan tetapi, beberapa rumah makan di Yogyakarta memberi nama unik pada menu yang disajikan sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian ataupun menjadi berbeda dan memiliki ciri khas. Nama menu dikatakan sebagai nama unik karena dari nama yang ditampilkan di daftar menu sebagian besar tidak menunjukkan jenis, bahan, atau cara pengolahannya. Nama-nama unik menu yang muncul bevariasi sehingga dari sudut pandang linguistik dapat ditelusuri secara mendalam. Penelitian "Penamaan Unik Menu Makanan dan Minuman di Yogyakarta: Kajian Bentuk Kebahasaan dan Proses Pembentukannya" (PUM) ini mengambil data dari enam rumah makan yang berada di Yogyakarta, yaitu Spesial Sambal (SS), Kedai 24 Jam (K24), Kedai Moy Moy (KMM), Rumah Es Enny (REE), House of Raminten (HOR), dan Sego Macan (SM). Metode penelitian ini terdiri atastiga tahap, yaitu penyediaan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data digunakan metode simak dengan teknik sadap libat cakap. Data diperoleh dengan menulis menu kemudian mengambil foto menu dan beberapa informasi penunjang data diperoleh dengan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Selanjutnya, penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Hasil penelitian PUM menunjukkan pola tampilan menu, bentuk kebahasaan, dan proses pembentukannya. Pola tampilan menu terdiri atas dua unsur, yaitu unsur utama dan unsur tambahan. Unsur utama berupa nama menu dan harga, sedangkan unsur tambahan dapat berupa foto menu atau keterangan yang menjelaskan menu. Bentuk kebahasaan yang muncul pada PUM berupa kata yang terdiri atas bentuk dasar, akronim, dan kata majemuk, serta sampai pada tataran frase. Selain itu, PUM menggunakan bahasa lain selain bahasa Indonesia, yakni bahasa Inggris, bahasa Jawa, serta terdapat campur kode. Proses pembentukan pada PUM memanfaatkan kreativitas dalam penggunaan bahasa. Proses pembentukan nama memanfaatkan persamaan makna, pengakroniman, persamaan bentuk dasar, serta pengasosiasian yang terdiri atas asosiasi bunyi, asosiasi seksualitas, asosiasi warna, asosiasi ciri fisik, asosiasi rasa, asosiasi hasil, dan asosiasi makna.

The names of the menu in a restaurant are a way of communication between the customers and the restaurant owner. Generally, the names refer to the food types, the ingredients, or the process of how the menu will be served. However, some restaurants in Yogyakarta use unique names on their menu as ways to attract the customers or to be 'different' than the other restaurants. Thus, these unique names are intended to show certain characteristics. These names are considered as unique because they do not refer to the food types, the ingredients, or the process of how the menu will be served. There are varieties on the names of the menu, that's why it can be studied from a linguistic point of view. "The Unique Naming of the Foods and Beverages Menu in Yogyakarta: A Linguistic Study of Form and its Formation Process" research took the data from six restaurants in Yogyakarta; Spesial Sambal (SS), Kedai 24 Jam (K24), Kedai Moy Moy (KMM), Rumah Es Enny (REE), House of Raminten (HOR), and Sego Macan (BC). The observational method consisted of three stages, namely data provision, data analysis, and data analysis result presentation. At the data provision stage, the researcher used the observation method with the tapping technique involving a conversation. The data was obtained by taking some photos of the menu, writing the names of the menu, and conducting interviews. The descriptive method was used for data analysis in this subject. The researcher used the formal and informal methods to present the data analysis result. This research results show the menu display pattern, the linguistic forms, and the formationprocess. The menu display pattern consists of two elements, i.e. the main element and the additional element. The main element consists of the menu names and the prices, while the additional element can be a picture or a description about the menu itself. The language forms consist of the basic shapes, the acronyms, the compound words, and the level of the phrases. In addition, this research also used foreign language such as English, Javanese, and sometimes the menu consists of mixed code. The formation process utilized the synonyms, the acronyms, the forms, the sound associations, the sexuality associations, the color associations, the physical characteristics associations, the flavor associations, the results associations, and the meaning associations.

Kata Kunci : menu, nama unik, pembentukan, unique name, formation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.