Laporkan Masalah

Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Manding (Studi Kasus Desa Manding, Kelurahan Sabdodadi, Kabupaten Bantul, Yogyakarta)

OKTAVIANTI BAYU LIANDRI, I Made Krisnajaya S.IP, M.Pol. Admin

2014 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Kemunculan beberapa desa wisata di Kabupaten Bantul merupakan suatu ide untuk membuat kawasan yang ada di suatu desa berkembang. Salah satu desa wisata yang sudah berkembang dan menjadi satu-satunya desa wisata dengan potensi kerajinan kulit di Bantul adalah desa wisata Manding.Desa Wisata Manding merupakan bentuk objek wisata yang berangkat dari kemauan masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Masyarakat memegang peranan penting dalam pengembangan dan pengelolaan desa wisata sehingga dengan adanya peran masyarakat pengembangan desa wisata dapat sesuai dengan keinginan dan tidak bertentangan dengan adat istiadat atau budaya masyarakat. Dalam pengembangan desa wisata, partisipasi masyarakat adalah kunci utama keberhasilan. Masyarakat dapat berpartisipasi pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejauh mana tangga partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Manding, menunjukkan masyarakat Manding dalam pengembangan desa wisata telah berada pada tangga Kuasa Masyarakat. Tangga partisipasi kuasa masyarakat berada pada masa kepengurusan Karya Sejahtera yang mulai terbentuk tahun 2007. Meskipun sudah berada pada tangga partisipasi Kuasa Masyarakat, namun penting untuk mengevaluasi bahwa dalam kegiatan pengembangan tidak semua masyarakat Manding turut terlibat. Oleh karenanya, pengelola desa wisata Manding sebaiknya dapat menciptakan sistem pelibatan masyarakat secara merata melalui sirkulasi keterlibatan. Dengan adanya sirkulasi keterlibatan, masyarakat Manding yang mempunyai mata pencaharian selain pengrajin dapat turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pengembangan dan dapat memperoleh manfaat dari kegiatan pengembangan yang dilakukannya.

The emergence of several village tourism villages in Bantul Regency was an idea on for to create an area that is in a village to be develop. One of the village tourism which has developed and become the only village with the potential of leather craft is Manding village in Bantul. Manding village is a form of tourist objects which begins from the will of the community, managed by the community and aims to boost the economy of the community. Communities play an important role in the development and management of tourism so that the role of the community development is in accordance with the aim and does not conflict with the customs or culture of the community. The community participation is the success key in developing village tourism. They can participate on planning, implementation, and controlling. This research was conducted to find out and describe the extent of public participation in the development of Manding village tourism. The method that is used in this research is qualitative method with case study approach. For data collection, the observation, interview, and documentation techniques were used. These three techniques were used to get the data that is needed for this research so that able to answer the research questions stated before. The results of research that has been conducted on Public Participation in the Development of Manding Village Tourism show the people, in the development of village tourism, have been on the ladder of Citizen Control. The participation of the Citizen Power chart is on the management of Karya Sejahtera that is established in 2007. Although it was already on the participation of The Citizen Power, but it is important to evaluate that in the development activities not all people is also involved. Therefore, the manager should be able to create community involvement system evenly through the circulation of engagement. With the circulation of involvement, the people who are other than craftsmen can participate in various development activities and could get benefit from the activities they had done.

Kata Kunci : desa wisata, partisipasi masyarakat, kegiatan pengembangan,tangga partisipasi, village tourism, community participation, development activities, participation ladder


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.