Laporkan Masalah

PERKEMBANGAN KOTA KECIL KALIBAGOR DAN SOKARAJA, BANYUMAS JAWA TENGAH 1838-1930-AN

IBNU FAUZAN, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M. A

2014 | Skripsi | ILMU SEJARAH

Fokus penelitian ini yakni tentang perkembangan Sokaraja yang tumbuh lebih daripada Kalibagor, padahal Kalibagor merupakan tempat awal dibukanya perkebunan gula di Banyumas. Proses tersebut digambarkan melalui peningkatan infrastruktur, peningkatan demografi, dan juga aktivitas ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan juga memanfaatkan sumber primer, sekunder. Sumber primer berupa arsip dan foto. Sementara sumber sekunder dari buku dan laporan penelitian. Pemilihan batasan tahun penelitian antara 1838-1930-an. Hal ini didasarkan atas pertimbangan pada tahun 1838 dibuka penanaman tebu di Kalibagor dan pada tahun berikutnya dibuka Pabrik Gula Kalibagor. Tahun 1930-an Sokaraja dinilai sudah berkembang menjadi kota dagang melalui aktivitas ekonominya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akibat dibukannya perusahan perkebunan besar memberikan dampak positif bagi perkembangan daerah di sekitarnya. Perkembangan Sokaraja yang tumbuh lebih daripada Kalibagor dapat dilihat oleh beberapa faktor yang saling berkombinasi. Pertama, letak geografis Sokaraja yang lebih strategis dibandingkan Kalibagor. Di Sokaraja terdapat titik silang berupa pertigaan yang mampu menghubungkan tiga kota besar. Kedua, adanya peningkatan infrastruktur yang terjadi di Sokaraja. Ketiga,keberadaan orang Cina di Sokaraja melalui aktivitas ekonominya. Pembukaan perkebunan mampu ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½memaksa���¢�¯�¿�½�¯�¿�½ dilakukanya peningkatan infrastruktur seperti jalan, jembatan, listrik, dan pembukaan trem SDS. Pembukaan trem SDS inilah yang menjadi faktor sangat penting, mengingat trem SDS tidak melewati Kalibagor, melainkan hanya sampai di Sokaraja. Selain itu peran orang Cina dalam aktivitas ekonomi juga mempengaruhi perkembangan kota Sokaraja. ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½

This research is focused on the Sokaraja which grows more than Kalibagor, the area next to Sokaraja where the first sugar plantation in Banyumas was opened. The process is ilustrated through the improvement of infrastructure, demographics, and economic activity. This study uses historical method and is based on primary and secondary sources. The primary sources are archives and photos while secondary sources are books and research reports. The period of the research is 1838-1930 because in 1838 the first sugarcane plantation in Kalibagor was erected. The, the sugar factory followed a year later. Sokaraja during 1930 was already developed as a distric owing to its trading activities. The result of this study shows that the opening of a large estate gives positive impacts on the development of the surrounding area. The development of Sokaraja can be see by several interrelated factors. First, the geographical location in which Sokaraja is more strategic than that of Kalibagor. There is an intersection in Sokaraja that connects three major cities. Secondly, the infrastructure was improved in Sokaraja. Third, the presence of Chinesse in Sokaraja. Plantations were able to ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½force���¢�¯�¿�½�¯�¿�½ the improvements of infrastructure such a roads, bridges, electricity, and the launching of SDS tram. SDS tram was a very important factor, since the tram did not go through Kalibagor but Sokaraja. in addition, the role of Chinesse in economic activity also influenced urban development in Sokaraja.

Kata Kunci : perkebunan tebu, kota, Sokaraja, Kalibagor, Cina


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.