Studi Pemisahan Magnetik untuk Analisis Zat Humat dan Pengaruh Pemberian Humus Sintetik terhadap Senyawa Magnetik dalam Tanah
ERIK BUDI SANTIKO, Dr. Agus Kuncaka, DEA; Tri Wahyu Supardi, S.Si.
2014 | Skripsi | KIMIAPenelitian tentang pemisahan magnetik untuk analisis zat humat dan pengaruh pemberian humus sintetik terhadap senyawa magnetik dalam tanah telah dilakukan. Tanah diambil dari tiga tempat berbeda, Dieng (kentang), Donoharjo (padi), dan Juwana (tambak udang). Tanah tiap daerah dibagi menjadi 2 sampel: pertama ditambah dengan humus sintetik (pupuk SROP) disebut TZHS dan sampel kedua tidak diberi pupuk SROP disebut TN. Setelah panen (±3bulan), tanah diambil kedalaman 0-20 cm dan dikeringkan. Pengeringan dilakukan dalam suhu 100-110 oC selama 2-3 jam. Analisis elemen total C-organik dilakukan dalam 20 gram sampel kering, sedangkan analisis Fe dan Mn dengan AAS dalam 5 gram dengan pelarut akuaregia. Pemisahan magnetik dilakukan dalam medan magnet dari 200-1000 Gauss (0,02 sd 0,1 T). Senyawa magnetik dibagi 5 fraksi: fraksi magnetik yang tertarik 200, 400, 600, 800, 1000 Gauss. Analisis gugus zat humat dan pengaruh penambahan humus sintetik dilakukan dengan FTIR dan XRD. Hasil memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan fraksi magnetik, total C-organik dan bahan organik tanah padaTZHS. Akantetapi, terjadi penurunan terhadap kadar Fe dan Mn pada tanahTZHS daripada TN, kecuali pada TZHS Donoharjo total Mn lebih tinggi daripada TN. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan bahwa pada kedua sampel, TZHS maupun TN menunjukkan adanya gugus -OH, C-H alifatik, C-O, -COOH, dan -C=C-, Fe-O yang menunjukkan terjadi agregat antara magnetit dan zat humat dalam TZHS maupun TN (magnetit terlapisi zat humat). Pengaruh pemberian humus sintetik ditunjukkan oleh analisis data spektraXRD bahwa kristalinitas magnetit menurundan terjadi agregat magnetit-zat humat yang lebih besar pada tanah TZHS, bentuk lebih amorf.
Magnetic separation to analyze humic subtances and impact of addition synthetic humus on the magnetic compounds in the soil had been studied. Soils were taken from three different places, Dieng (potato), Donoharjo (paddy), Juwana (shrimp ponds). Each soils was divided into two group samples: first sample which was added by synthetic humus (Slow Release Organic Paramagnetic (SROP fertilizer) called TZHS, second sample was without synthetic humus added called TN. After harvesting (±3months), soils were taken 0-20 cm depth from surfaces. Samples were dried by using microwave at 100-110 oC in 2-3 hours. Total of C-organic was analyzed from 20 gram each samples, but Fe and Mn were anlayzed using AAS from 5 gram each samples dissolved with aquaregia. Magnetic compounds was separated using magnetic field 200-1000 Gauss. Divided into 5 fractions: 200, 400, 600, 800, and 1000 Gauss fraction. Analyzing humic subtances and the magnetic compounds conducted by using FTIR and XRD. The result shows that TZHS has more magnetic fraction, C-organic and soil organic matter content than TS. However, TZHS contains less Fe and Mn than TN, except TZHS Donoharjo has more Mn than TN. Characterization using FTIR shows both TZHS and TN have same peak -OH, C-Haliphatic, C-O, -COOH, and -C=C-, and Fe-O that indicate magnetic compounds are coated by humic subtances (magnetite-HS).XRD shows that the major phase is magnetite. Because of the addition synthetic humus, magnetite in TZHS is coated with humic subtances more than magnetite in TN. However,the cristalinity of magnetite in TZHS is smaller than magnetite in TN.
Kata Kunci : pemisahan magnetik, magnetit-zat humat, humus sintetik (SROP).