Laporkan Masalah

Masuknya Ideologi Ultras Suporter dan Politik Keruangan dalam Stadion Sepak Bola di Indonesia Studi Kasus BCS Rules pada Pendukung Klub PSS Sleman

MUHAMMAD GHOFUR, Drs. Andreas Soeroso MS

2014 | Skripsi | Sosiologi

Kecenderungan untuk mengumpul pada suporter sepak bola sudah muncul sejak pertama kali kelompok suporter terbentuk. Penelitian ini memiliki fokus kajian tentang pola penguasaan keruangan di stadion sepak bola. Sebelum era organisasi kelompok suporter, pengunjung stadion hanya hadir sebagai penikmat laga sepak bola saja. Pendukung fanatik di stadion Indonesia muncul sejak era tradisional dengan menguasai tribun timur dengan massa dengan jumlah besar. Pola penguasaan keruangan secara lebih terstruktur muncul karena mulai berdiri lebih dari satu kelompok suporter sepak bola. Kelompok beraliran ultras muncul bak endemik. Belakangan di stadion di hampir seluruh Indonesia terpetakan menjadi dua bahkan tiga atau empat kelompok dengan identitas sebagai pendukung satu klub yang sama. Realitas ini kemudian dikemukakan penulis dengan pisau bedah pendekatan Lefebvre dan Morley tentang pola penguasaan ruang serta tuntutan kepekaan terhadap sensitifitas identitas sebuah kelompok. Ide untuk menguasai, dan mengatur sebuah tata tribun stadion tertentu menunjukkan pola penguasaan tersebut. Dengan menjadikan metodologi kualitatif deskriptif dan cara pandang studi kasus, penelitian ini mendedah keunikan tersendiri sejak kelompok ultras mulai masuk ke Indonesia. Di Stadion Internasional Maguwoharjo Sleman, dua sayap belakang gawang dihuni oleh dua kelompok suporter tuan rumah ketika klub sepak bola Sleman berlaga, Sisi tribun Utara merupakan posisi kelompok suporter yang menamakan diri Slemania. Tribun sisi Selatan, merupakan posisi Brigata Curva Sud (BCS) yang juga suporter PSS Sleman. Gejala tersebut menunjukkan pola penguasaan ruang dan massa masif yang layak dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa replikasi atas budaya ultras ke Indonesia hadir dalam dua wajah bersebrangan. Bersamaan dengan pendisiplinan massa dalam jumlah besar, kontrol sosial terhadap emosi kelompok dapat dimaknai sebagai satu sisi positif. Sebaliknya, kehadiran mimikri ultras lewat berbagai media memberikan fakta bahwa globalisasi meninggalkan dampak begitu besar terhadap budaya adopsi pada suporter di dunia ketiga.

The tendency to build up on the soccer fans have emerged since the first group of supporters formed. This study has focused on the study of spatial patterns of power in a football stadium. Before the era of group organization supporters, visitors attend the stadium just as a football game lovers only. Indonesian fanatic supporters in the stadium appeared since the era of the traditional master east grandstand with a mass with a large amount. Spatial patterns of power in a more structured arise due to start standing more than one group of football fans. Wing ultras group appears endemic tub. Later in the stadium in almost all of Indonesia mapped into two even three or four groups with identities as supporters of the same club. Reality is then presented with a scalpel approach authors Lefebvre and Morley about patterns of power and space demands a sensitivity to the sensitivity identity kelompok.Ide to master, and set up a system specific stadium grandstand shows the mastery pattern. By making a descriptive qualitative methodology and case study perspective, this study is unique since mendedah ultras groups began to enter Indonesia. At the International Stadium Maguwoharjo Sleman, two wings behind the goal inhabited by two groups of home fans when football clubs compete Sleman, north side stands the position of a group of supporters calling themselves Slemania. South side of the stands, the position of Brigata the Curva Sud (BCS) are also supporters PSS Sleman. The symptoms showed patterns of power and mass massive space worthy of examination. The results showed that the replication on the ultras culture to Indonesia comes in two opposite faces. Along with disciplining the masses in large numbers, social control over the emotions of the group can be interpreted as a positive side. In contrast, the presence of ultras mimicry through various media give the fact that globalization left an impact so great towards the adoption of the supporters culture in the third world.

Kata Kunci : sepak bola, suporter, ultras, tribun, stadion, BCS


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.