Laporkan Masalah

KETOKSIKAN AKUT FRAKSI NON-HEKSAN EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia tuberosa (Jack) Bl.) PADA TIKUS WISTAR BETINA

ALIF FIRMAN FIRDAUSY, Dra. NURLAILA, M.Si, Apt. ; Dr. EDIATI, SE, APt.

2014 | Skripsi | FARMASI

Tumbuhan sarang semut (Myrmecodia tuberosa (Jack) Bl.) merupakan tumbuhan yang tumbuh di daerah Papua. Tumbuhan ini secara luas telah banyak dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat. Hertiani dkk melaporkan bahwa tumbuhan sarang semut memiliki aktivitas imunomodulator yakni dengan meningkatkan proliferasi limfosit dan fagositosis makrofag secara in vitro. Oleh karena itu, tumbuhan sarang semut sangat berpotensi dikembangkan menjadi sediaan fitofarmaka. Untuk itu harus dilakukan uji praklinik tumbuhan sarang semut, salah satunya adalah uji toksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ketoksikan akut akibat pemberian secara oral fraksi non-heksan ekstrak etanol 95% umbi sarang semut pada tikus betina Wistar. Penelitian toksisitas akut ini menggunakan metode OECD 423 yang dimodifikasi. Hewan uji yang digunakan adalah tikus Wistar betina yang dikelompokkan berdasarkan besar dosis pemejanan sediaan uji. Dosis yang digunakan adalah 300 mg/kg BB, 2000 mg/kg BB dan 5000 mg/kg BB. Tiap kelompok dosis menggunakan 6 ekor tikus dan dibagi ke dalam dua step, khusus kelompok dosis 5000 mg/kg BB hanya digunakan 3 ekor tikus dan dilakukan dalam satu step. Untuk tikus kontrol tidak dilakukan pemejanan. Naik atau turunnya dosis ditentukan oleh jumlah kematian pada tiap kelompok sesuai dengan bagan pada OECD 423. Pengamatan dilakukan selama 24 jam setelah pemejanan sediaan uji. Pada dosis 2000 mg/kg BB pengamatan dilanjutkan hingga 14 hari. Pengamatan meliputi gejala toksik, perkembangan berat badan, dan pengamatan histopatologis organ paru, hati, limpa, lambung, dan ginjal. Hasil penelitian menunjukkan nilai LD50 sediaan uji adalah lebih besar dari 5000 mg/kg BB sehingga termasuk dalam kategori 5 atau tidak terklasifikasi menurut GHS, namun kemungkinan dapat menyebabkan kepasifan rangsang terhadap hewan uji pada 30 menit setelah pemejanan dan timbulnya kerontokan bulu pada hari keempat setelah pemejanan sediaan uji dosis 2000 mg/kg BB. Hasil histopatologis organ hewan uji yang dipejani sediaan uji dan dikorbankan 24 jam setelah pemejanan menunjukkan adanya kelainan berupa degenerasi melemak epitel tubulus ginjal (dosis 300 mg/kg BB), peribronkhiolitis dan perivaskulitis (dosis 2000 mg/kg BB dan 5000 mg/kg BB), serta degenerasi hidropik hati dan gastritis lambung (dosis 5000 mg/kg BB). Hasil histopatologis hewan uji yang dikorbankan pada hari ke-14 setelah pemejanan sediaan uji dosis 2000 mg/kg BB menunjukkan adanya foki radang pada hati.

Ant-Plant (Myrmecodia tuberosa (Jack) Bl.) is kind of plant that grows mostly in Papua. This plant extensively used as herbal medicine by the citizens. Hertiani et al. reported that Ant-Plant have an immunomodulatory effect by increasing lymphocytes proliferation and macrophages phagocytosis ability in vitro. Incase of that, Ant-Plant is potentially developed as phytomedicine. Therefore, it is required to do toxicity test due to fulfill preclinical test requirement. This research aimed to reveal potency of acute-toxicity due to oral non-hexane fraction of Ant-Plant tuber ethanolic 95% extract administration to Wistar female rat. This research use modificated OECD 423 method. Animals used in this test are female Wistar rat that grouped depend on dose. Doses used are 300 mg/kg BW, 2000 mg/kg BW, and 5000 mg/kg BW. Every group use 6 animals and divided into 2 steps, especially for 5000 mg/kg BW dose only 3 animals used in a step. There is no dose administered for control. Increasing or decreasing of dose administered depend on mortality of test animals literated in OECD 423. Animals are observed 24 hours after dose administration of extract. In dose of 2000 mg/kg BW, animals observed daily thereafter for a total of 14 days. Observation recorded were toxic symptomps, body weight, and histopathological result of some organs: lungs, liver, spleen, stomach, and kidneys. The results show the value of LD50 is greater than 5000 mg/kg body weight, thus the extract were included in category 5 or unclassified according to GHS, but it was some possibility of passivity in 30 minutes after administration of 2000 mg/kg BW dose. Results of histopathological organs of test animals that sacrificed 24 hours after administration showed abnormalities such as renal tubular epithelial vacuolation (dose 300 mg/kg), and perivaskulitis peribronkhiolitis (dose of 2000 mg/kg and 5000 mg/kg BW), and hydropic degeneration of the liver and stomach gastritis (dose of 5000 mg/kg BW). Results of histopathological test animals are sacrificed on the 14th day after the dose administration dose 2000 mg/kg showed a result of focal inflammation in the liver.

Kata Kunci : Myrmecodia tuberosa, uji toksisitas akut, OECD 423


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.