RANCANG BANGUN ELECTRONIC NOSE UNTUK KLASIFIKASI KEMURNIAN MINYAK TANAH

PETRUS HARTANTO WIDYATMOKO, Danang Lelono, S.Si., M.T.

2014 | Skripsi | ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

Keberadaan minyak tanah campuran cukup meresahkan dan membahayakan masyarakat. Pengamatan terhadap warna untuk membedakan minyak tanah murni dan campuran terkadang tidak cukup efektif. Mengenali bau menggunakan hidung manusia untuk membedakan minyak tanah murni dan campuran dapat dilakukan namun berbahaya bagi kesehatan. Electronic nose yang digunakan tersusun dari array sensor gas untuk mendeteksi bau yang ditimbulkan oleh minyak tanah. Array sensor terdiri dari sensor TGS 2201, TGS 813, TGS 822, TGS 2602 dan TGS 2620. Output masing-masing sensor ditampilkan pada LabVIEW sebagai user interface. Data diolah dan ditampilkan dalam grafik radar serta dianalisis lebih lanjut menggunakan metode PCA (Principle Component Analysis) untuk mempermudah klasifikasi kemurnian minyak tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa electronic nose dapat bekerja dengan baik dimana response time array sensor terhadap minyak tanah murni dari 46s sampai 60s sedangkan terhadap minyak tanah campuran dari 10s sampai 60s. Desain ruang sensor tipe paralel memberikan respon yang baik. Analisis menggunakan PCA mampu membedakan minyak tanah murni dan minyak tanah campuran. Berdasarkan hasil analisis menggunakan PCA diperoleh nilai variansi pada percobaan pertama mencapai 94,2%, percobaan kedua sebesar 91,4%, percobaan ketiga sebesar 93,6%, percobaan keempat sebesar 93,1% dan percobaan kelima sebesar 91,8% dari total variabilitas.

The presence of a mixture kerosene is disturbing and endangering communities. Observing the color to distinguish pure kerosene and mixtures are not effective enough. Recognize odors using the human nose to distinguish pure and mixed kerosene can be done but it is dangerous for health. Electronic nose is composed of an array of gas sensors to detect the kerosene's odour. Sensor array is composed by TGS 2201, TGS 813, TGS 822, TGS 2602 and TGS 2620 sensors. The output of each sensor is displayed on the LabVIEW as user interface. Data obtained is processed and displayed in a radar chart and analyzed using the methods of PCA (Principle Component Analysis) to classify kerosene purity. The results showed that the electronic nose can work well where the response time of sensor array to pure kerosene from 46s to 60s, while the mixture kerosene from 10s to 60s. The design space of parallel-type sensor responds well. Analysis using PCA is able to distinguish pure kerosene and mixture kerosene. Based on the results of PCA analysis, the variance value of the first experiment is 94,2%, the second is 91,4%, the third is 93,6%, the fourth is 93,1% and the fifth is 91,8% of total variability.

Kata Kunci : electronic nose, minyak tanah, LabVIEW, PCA