Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Di Kota Yogyakarta Tahun 2010-2014

ALDO MADIKA PADIARA, Hisyam Makmuri, S.H.

2014 | Skripsi | ILMU HUKUM

Kota Yogyakarta adalah daerah tingkat II terpadat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang laju pertumbuhan jumlah penduduknya semakin meningkat dan cepat pada setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan di kota pelajar ini. Adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional dapat mencegah terjadinya permasalahan - permasalahan tersebut. Berdasarkan Pasal 29 UU No. 26 Tahun 2007, luas RTH yang ideal dalam suatu wilayah perkotaan adalah 30 % luas perkotaaan (20 % RTH publik; 10 % RTH privat). Dalam rencana tata ruang wilayah tahun 2010-2029 sebagaimana dimuat dalam Perda Kota Yogyakarta No. 2 Tahun 2010, Pemkot Yogyakarta mentargetkan luas RTH Publik mencapai 20 % luas wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengetahui penyediaan RTH Publik di Kota Yogyakarta tahun 2010-2014; (2) Mengetahui permasalahan - permasalahan yang dihadapi oleh Pemkot Yogyakarta dalam penyediaan RTH Publik tahun 2010-2014; dan (3) Mengetahui upaya - upaya penyelesaian terhadap permasalahan - permasalahan tersebut. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan yuridis empiris. Sampel penelitian diambil dengan cara purposive sampling. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif, lalu hasilnya dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah : (1) Penyediaan RTH Publik oleh Pemkot Yogyakarta telah meningkatkan luas RTH Publik dari 17,17 % (2010) menjadi 18,71 % (2013); (2) Beberapa permasalahan dalam penyediaan RTH publik di Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 : (a) partisipasi masyarakat yang belum maksimal dalam tahap perencanaan pembangunan; (b) RTH Publik yang telah ada, terganggu keasrian dan kelestariannya akibat aktivitas masyarakat; serta (c) sulitnya memperoleh air bersih untuk merawat vegetasi pengisi RTH Publik; dan (3) Upaya penyelesaian terhadap permasalahan - permasalahan tersebut : (a) sosialisasi dan pemberdayaan melalui gerakan "Segoro Amarto" untuk berperan aktif dalam perencanaan pembangunan; (b) Program Pengelolaan Sampah Mandiri dan pendidikan lingkungan sejak usia dini untuk membentuk kesadaran lingkungan masyarakat; dan (c) Lubang Resapan Biopori dan Sumur Peresapan Air Hujan untuk menampung air.

Yogyakarta City is the most crowded region in Daerah Istimewa Yogyakarta Province. The rate of population growth in this city always increases and gets faster in every year. The population growth, may causes pollution and damage to Yogyakarta City's environment. A proportional amount of Green Open Space can prevent those problems to happen. According to Act No. 26 of 2007 in Article 29, the ideal width of Green Open Space in an urban area is at least 30 % of the city's total area (20 % public; 10 % private). In the spatial plan year 2010-2029, as found in Regional Regulation of Yogyakarta City No. 2 of 2010, Yogyakarta City Government planned to make Public Green Open Space meets the minimum requirement of 20 %. The purposes of this research are : (1) to learn the provision of Public Green Open Space in Yogyakarta City year 2010-2014; (2) to identify the problems faced by the City Government during the provision of Public Green Open Space in Yogyakarta City year 2010-2014; and (3) to learn how those problems are solved. This research is a descriptive research with juridical-empiric approach. Samples are taken by purposive sampling method. Datas from the research are analyzed qualitatively, and the results are delivered descriptively. The results of this research are : (1) The provision of Public Green Open Space by the City Government has increased the percentage of Public Green Open Space in Yogyakarta City from 17,17 % (2010) into 18,71 % (2013); (2) Problems occurred during the provision of Public Green Open Space in Yogyakarta City are : (a) not enough community participation during the development planning; (b) the sustainability of the currently available Public Green Open Spaces are threatened because of people's activity; and (c) it's hard to find clean water for watering vegetations of Public Green Open Space; and (3) The settlement to those problems are : (a) socialization and community empowering through "Segoro Amarto" movement to make the community participate actively in the development planning; (b) Independent Trashes Management Program and early environment educations to build community's environment awareness; and (c) creating the Biopori Infiltration Holes and the Rain Infiltrator Wells in order to save clean water.

Kata Kunci : penyediaan, ruang terbuka hijau, ruang terbuka hijau publik, Kota Yogyakarta, provision, green open space, public green open space, Yogyakarta City